LALISA X JAEHYUN (Jae the killer : Bagian lima)

2.9K 463 60
                                    







JAE THE KILLER (Bagian lima)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.






Me : Dimana? Ko gak masuk kelas?

Lisa Barbar : Gue di atap mau bunuh diri
    Read at 09:30

Setelah membaca balasan dari pesan singkatnya. Jaehyun jadi panik bukan main. Dengan segera pemuda berdimple itu mengangkat tangan dan meminta izin ke toilet pada guru yang mengajar. Bagaimana melihat Lisa begitu frustasi mengenai kedua orang tuanya yang terlalu sibuk beberapa hari lalu dirumahnya, membuat Jaehyun takut pesan singkatnya itu bukan merupakan candaan.

Jaehyun sampai di atap. Peluh membanjiri dahinya dan nafasnya tersengal. Pemuda itu merunduk menumpukan kedua tangannya pada kedua lututnya. Ketika sekiranya nafasnya mulai normal ia mulai mendongak. Tidak jauh dari tempatnya berdiri terlihat Lisa tengah duduk disebuah kursi kayu panjang sambil nyebat. Tatapannya lurus kearah depan. Jaehyun mendengus pelan, menyadari kalau Lisa hanya mengerjainya.

    "Jago yah! Gue lagi belajar lari-lari kesini. Gue kira lu beneran mau bunuh diri." sang tersangka cukup kaget dengan kemunculan Jaehyun. Lisa menyesap dalam rokok disela jarinya, menghembuskannya perlahan lalu terkekeh pelan.

   "Gue lagi nyebat. Kata lu kan nyebat itu sama dengan bunuh diri. Gimana sih!" Jaehyun merotasikan bola matanya, berjalan mendekat dan merebut rokok ditangan Lisa lalu membuang dan menginjaknya. Setelahnya sang pemuda merogoh saku seragamnya dan memberikan permen lolipop pada sang gadis,

   "Gue udah bilang jangan nyebat juga, bebel banget!" Lisa menyebikan bibirnya, menatap nanar pada rokoknya yang telah tak terbentuk. Padahal Lisa beli pakai uang yang boleh ia pinjam dari Jungkook karena kelupaan bawa uang saku hari ini.

   "Mubadzir tau Jae! Beli pakai uang tuh!--betewe bawa lolipop mulu sih lu?" Lisa bangkit, meniadakan jarak diantara keduanya. Jaehyun menahan nafas, jaraknya terlalu dekat. Lisa merunduk, menarik saku seragam Jaehyun dan melongok kedalamnya.

   "Gue kira fungsinya sama kaya kantung Doraemon. Kali aja bisa ngeluarin kedua orang tua gue gitu, hehe." Lisa terkekeh pelan dan menjauh, kembali duduk dan membuka bungkus permen lolipopnya. Lisa nampak santai bicara soal orang tuanya, tapi tidak bagi Jaehyun yang melihatnya menangis beberapa waktu lalu. Pemuda itu masih terdiam ditempat sebelum deheman Lisa menyadarkannya. Pemuda itu beralih, menempatkan diri tepat disamping sang gadis.

   "Gue memang biasa bawa lolipop, masih ada satu pack didalam tas kalau lu kurang."

    "Mau jualan lu Jae?"

    "Buat pengalihan bagi anak-anak yang nyebat." Lisa menatap tak percaya pada pemuda disampingnya, "Gila! Peduli banget lu! Orang lain ini yang mati ko!" Jaehyun langsung mengetuk kepala Lisa dengan kepalan tangannya, "Pantes! Kosong! Otaknya gak ada isinya!"

Lisa memajukan bibirnya, tangannya terangkat ingin mengelus bekas ketukan tangan Jaehyun, namun pemuda itu yang lebih dulu mengelus kepalanya, "Maaf-maaf, sakit yah?"

Lisa menggeleng lalu balik bertanya, "Gue boleh minta sesuatu gak Jae?"

   "Apaan? Bilang aja." entah hanya perasaan Jaehyun atau memang mata gadis itu meredup meskipun senyumnya senantiasa merekah?

   "Gue boleh sentuh dimple lu gak? Kepengen banget gue sampe kebawa-bawa mimpi." Jaehyun menghela nafas pelan. Kalau permintaannya gak aneh yah bukan Lisa namanya.

   "Udah kaya ibu hamil lagi ngidam aja lu Lis!"

   "Hehe, tapi harusnya gue gak usah izin sih. Lu juga cium gue waktu itu gak pake izin kan?" wajah Jaehyun sontak menegang. Pandangannya terjatuh pada bibir cherry dengan sentuhan liptint milik Lisa. Jaehyun menggeleng dan segera nyebut dalam hati.

Jaehyun memiringkan sedikit kepalanya, mengangkat sudut bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun memiringkan sedikit kepalanya, mengangkat sudut bibirnya. Menampilkan dimple mematikannya, "Nih buruan! Mumpung gue belum berubah fikiran!" Lisa membuang gagang lolipopnya setelah mengunyah habis permennya. Satu tangannya terulur, menyentuh lubang di pipi kanan Jaehyun. Lisa yang menyentuh tapi Jaehyun yang merasa tersengat. Ia tetap berusaha mengontrol dirinya sebiasa mungkin.

Lisa cuma menyentuh dua kali, gadis itu terkekeh pelan sebelum merunduk lalu yang terdengar selanjutnya adalah isakannya. Jaehyun cukup tersentak, tiba-tiba saja gadis berponi itu menangis. Jaehyun langsung merengkuhnya,

   "Kalau butuh bahu bilang aja gak usah pake cara pengalihan yang aneh kaya gitu."

    "Gu-gue gak bohong ko soal dimple lu itu."

     "Kalau lagi nangis tuh gak usah banyak bacot!" Jaehyun terus mengusap bahu sang gadis yang bergetar. Lisa semakin menenggelamkan kepalanya didada bidang sang pemuda. Lisa tak pernah mau merasa dikasihani apalagi orang lain menganggap dirinya lemah. Namun Jaehyun menyediakan tempat berbagi yang tak orang lain berikan padanya.

Tanpa melepas rengkuhannya, Jaehyun meraih ponselnya. Mengetikan beberapa pesan disana.

Me: Yer, tolong izinin yah. Bilang lagi nyari bahan buat lomba essay. Bilangin Lisa juga lagi gak enak badan.

Yerin: Iyah Jae. Lagi sama Lisa?
Yerin: Dimana?

Me: Gak usah cemburu. Aku cuma bertugas sesuai dengan yang Bu Yoona perintahkan aja. Kasian dia lagi butuh teman.




























Jakarta, 15 Mei 2020
Pukul 22:01
-Nurafyani-










*******

Takan kubiarkan jalannya semulus wajah orang-orang koreah..

Saha ie sih yerin? Pacarnya? Kalau pacarnya teh kunaon atuh aa Jae nyosor si neng lilis?

See you di next chap

Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang