(Baca lebih dulu pria tampan eps Suho)
PRIA TAMPAN KEDUA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Setelah insiden orang tampan yang Lisa kira bakal ngalus tapi ternyata suaminya teh Irene. Lisa cuti ngejagain toko, dia bahkan sempat kerja jadi kasir mini market. Cuma dua bulanan aja, Lisa makan hate dengan segala potongan ditiap bulannya. Salah gak salah ngitung, ada aja pokoknya mah yang bikin gaji Lisa terpotong.
"Makannya Lis, udah bener kerja sama bunda. Gaji full gak pernah bunda potong, bunda kasih makan tiap hari dan bunda kasih tempat tinggal, belum kemarin-kemarin kamu bunda biayain sekolah sampai lulus." Lisa cuma memutar bola mata malas mendengarnya. Terlepas dari gaji upah menjaga toko. Makanan, tempat tinggal, dan biaya sekolah mah udah kewajiban bundanya sebagai orangtua, pan Lisa kan anaknya!
Setelah terlepas dari mini market dan segala potongan bebek angsa masak dikualinya itu. Lisa kembali bertugas menjaga toko sang bunda. Gaji terakhirnya dari mini market udah habis, Lisa butuh buat beli kuota. Mata Lisa bisa gak sehat bila sehari aja absen liat absnya si Hanbin.
Belakangan ini juga suka ada mobil mewah lewat didepan toko Lisa. Tepat hari ini tuh mobil menepi dan pria tampan keluar dari dalamnya seperti waktu itu. Pas keluar udah senyam-senyum tebar pesona. Gak kalah ganteng sama suaminya teh Irene. Lisa mencoba menahan fikirannya kali ini.
"Boleh liat-liat dulu?" aduh! Udah ganteng, suaranya itu manly banget, berat dan lembut menyapa telinga. Lisa menggeleng, menepis fikirannya.
"Boleh, silahkan."
Lisa suka bingung, kayanya tanah tempat dimana tokonya berdiri ini dicampur dengan tanah surga. Soalnya yang berkunjung blasteran malaikat. Pas Lisa masih kerja di mini market aja Somi sering cerita kalau pelanggannya bening-bening. Ceweknya kaya bidadari, cowoknya kaya malaikat. Yang jaga hanya manusia penuh dosa.
"Saya bingung, kamu bisa bantu milihin?" nah! Pertanyaan satu ini nih yang bisa membuat rasa percaya diri Lisa melalang buana.
Tahan Lis, tahan! Laki orang pasti dia, laki orang!
Lisa menunjuk asal deretan gaun disana. Dengan fikiran yang mencoba fokus.
"Yang ini kamu suka gak? Warnanya bagaimana menurutmu?" Lisa mengumpat mati-matian. Bisa gak sih salah satu dari kumpulan malaikat ini bawa saja bidadarinya kalau mau belanja, jangan bikin anak orang dugun-dugun tanpa kepastian kaya gini.
Tahan Lis, tahan! Laki orang! Kamu bukan Yuni! Kamu Lisa! Sampaikan kealam bawah sadarmu.
"Putih tidak kulitnya? Kalau putih pasti cocok dengan warna baby pink ini. Menguatkan aura feminim dan lembutnya." pria tampan itu menatap Lisa, "Dia tidak terlihat feminim." Lisa mengedarkan pandangannya. Batinnya menjerit, tidak terlihat feminim katanya? Aduh! Lisa banget kan itu yah? Jangan geer Lis!
Lisa memukul pelan kepalanya yang berkhianat akan tekadnya, "Kalau begitu, overall atau kaus dipadukan dengan skinny jeans atau joger pants nampaknya akan cocok kalau dia lebih suka berpakaian santai."
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!