LALISA X HANBIN (Kotak makan)

5.2K 499 13
                                    








(KOTAK MAKAN)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

















Lalisa menaruh kotak makannya diatas meja lalu menghempaskan bokongnya kasar di kursinya. Gadis itu menoleh, kearah pemuda yang tengah tertidur diatas lipatan tangannya dengan kedua telinga yang disumbat oleh sepasang earphone. Lalisa menarik salah satunya dan memasangkannya di rungunya.

  "Ck. Halah! Sok-sok keren kayak Sasuke, dengerinnya 'Dua kursinya' bunda Rita." Lalisa mengembalikan earphone-nya pada sang empunya. Hanbin mengerjap. Mengangkat kepalanya, menyadari presensi chairmate-nya yang telah kembali.

  "Kagak jadi ke kelasnya si Jungkook?" Lalisa membuang nafasnya kasar mendengarnya. Mengingat ia sudah naik ke lantai tiga dan tak mendapatkan hasil selain membuang banyak tenaga saat berdesakan. Yah, Jungkook sepopuler itu.

  "Tuh kelas udah penuh sama fansnya. Gak yakin gue nasi goreng gue bakal keliatan dan di notice dia--- Eoh, hoi! Jangan dimakan!" Hanbin tak menghiraukan, setelah menariknya kini ia malah sudah membuka tutup dari kotak makan milik Lalisa.

  "Buat gue aja, gue laper." Lalisa hanya diam, ia malah memperhatikan bagaimana sang pemuda melahapnya. Hanbin yang merasa diperhatikan menghentikan aktifitasnya, "Kenapa? Lo gak ikhlas yah?" Lalisa nyengir dan langsung mengeluarkan sendok plastik dari saku seragamnya, "Gue bagi lah, belum makan. Bentar lagi bel, pasti waktunya ke buru abis di perjalanan ke kantin hehe." Hanbin mendorong pelan kotak makannya ke arah sang gadis bersurai cokelat disampingnya.

  "Tadi niatnya mau sama Jungkook biar romantis." gadis itu menaik-naikan alisnya. Hanbin mendengus, "Cih! Kebanyakan nonton drama!" tangannya menoyor pelan kepala Lalisa.

  "Yee, sirik aja. Makannya Sasuke, pulang! temuin tuh si Sakura, jangan jaga perbatasan mulu." setelah mengatakannya, Lalisa langsung mengambil suapan besar nasi gorengnya.

Kunyahan pertama.

Kunyahan kedua.

Kunyahan ketiga.

  "Hueek! Gila! Ini nasi goreng manis begini?!" atensinya beralih pada Hanbin yang memasang muka tenangnya seperti biasa, "Ko lu makan sih? Gila! Bisa diabetes lu!" Hanbin tak mengindahkan perkataan sang gadis. Ia justru menarik kembali kotak makannya ke hadapannya dan kembali melahapnya, "Biarin, biar gue tambah manis."

Lalisa menatap tak percaya pada kotak makannya yang telah kosong, "Ini lu abisin semua?" si pemuda bersurai kelam hanya mengangguk pelan. Sebenarnya Lalisa juga tak perlu bertanya, karena ia sendiri pun melihatnya melahap nasi gorengnya sampai habis dengan mata kepalanya sendiri. Ia hanya memastikan saja.

  "Gue tau bangun pagi bukan kebiasaan lu. Udah menyalahi aturan tetap kehidupan lu. Yakali gue ngebiarin nasi goreng langka ini -yang mungkin besok-besok gak lu buat lagi." Lalisa mengerjap-ngerjapkan matanya, ini kali pertama Hanbin berbicara panjang lebar. Ia shock. Darimana seorang Kim Hanbin menambah kosa katanya?

Hanbin tersenyum melihat Lalisa melongo. Benar kata Hanbin kalau nasi gorengnya menambahkan kemanisan dalam dirinya. Atau memang ia memang sudah manis sejak dulu, tapi Lalisa tak menyadarinya?

Kalau kaya begini sih ngapain Lalisa cape-cape naik ke lantai tiga, kalau yang duduk disampingnya udah bikin dia dugun-dugun gak karuan saat ini.

  "Gue mau ganti gebetan kayanya." lirihnya tak sadar.

  "Hah?! Lu ngomong apa?"

  "AH! Kagak-kagak! Bukan apa-apa Bin hehe."

Fix, Lalisa baru sadar Hanbin penuh dengan kharisma. Kalau ada setan budeg di perlintasan rel kereta api, pasti setan buta yang nutup matanya selama ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Jakarta, 9 Januari 2020
09.26 lagi kerja masih sempet-sempetnya main hp
-nurafyani-




****

Hanlis in your area!

Family stories up nanti setelah pulang kerja ye readers..

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang