LALISA X TAEHYUNG (Sleep like a winter bear)

3.4K 536 117
                                    






SLEEP LIKE A WINTER BEAR

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung pulang larut dari kantornya hari ini. Pria itu meregangkan lehernya ke kanan dan ke kiri karena pegal yang mendera setelah seharian penuh berkutat didepan laptop dan berkas-berkasnya. Tangannya terulur meraih kacamatanya diatas meja kemudian mengenakannya. Pria berhidung bangir itu beralih menggulung kedua lengan kemejanya hingga ke siku lalu menyambar jas, tas kerjanya serta kunci mobilnya.

Tepat didepan pintu rumahnya, pria itu terdiam cukup lama. Menghela nafas perlahan sebelum menekan beberapa pin disana untuk membukanya.

Setelah pintu terbuka Taehyung langsung mendapati istrinya sudah bertolak pinggang disana. Sudut bibirnya terangkat menyunggingkan senyum kotak khasnya lalu tangannya terulur untuk menggaruk tengkuknya.

   "Jangan terlalu memporsir dirimu Tae. Kau bisa sakit kalau seperti ini terus." Taehyung tetap mempertahankan senyumnya. Ia selalu suka ketika sang istri mengomel sambil menyebikan bibir ranumnya, belum lagi satu jari telunjuknya yang terangkat--menuding kearahnya bak seorang guru yang tengah memarahi muridnya.

Sehabis memarahi, wanitanya berbalik menuju dapur lalu membawa makanan yang telah ia panaskan ke meja makan sambil terus mengoceh. Taehyung yang sudah duduk dikursinya memperhatikan dengan baik bagaimana istrinya itu berhenti sejenak untuk menggulung surai cokelatnya menyerupai cepolan tinggi diatas kepalanya, beberapa surai yang tertinggal disisi wajahnya menambah manis tampilannya.

    "Aku tidak tau harus menceramahimu bagaimana lagi Taehyung. Kalau seperti ini terus kamu bisa sakit. Istirahat lah sejenak. Tidur tenang seperti beruang musim dingin." lagi. Ia kembali mengulang perkataannya sambil menyiapkan beberapa lauk kedalam piring dihadapannya. Taehyung hanya terus memperhatikannya seolah ia akan merekam segalanya dalam ingatannya.

    "Aku tidak sabar menunggu anak kita lahir." manik bambinya berbinar, tangannya mengelus lembut perutnya yang mulai membesar. Sekarang ia mulai lupa kalau tadi ia sedang marah.

   "Kamu tau sayang, aku sudah bisa merasakan gerakannya didalam sana." dia sangat terdengar antusias, "Kamu mau merasakannya juga?" tawarnya setelahnya. Taehyung langsung bangkit, bersimpuh tepat disampingnya, tangannya terulur menyentuh perut besarnya. Taehyung bisa merasakan gerakan samar melalui telapak tangannya.

    "Menurutmu dia lelaki atau perempuan?"

    "Apapun itu asalkan dia terlahir sehat."

    "Aku sudah menyiapkan nama, kamu sudah menyiapkan sebuah nama?"

    "Sudah beberapa, kalau perempuan---"

    "Tuan, nyonya ada didalam kamar. Tak mau menyentuh makanan apapun." suara serta sentuhan pada bahunya membuat pria itu mengerjap, tangannya terulur hampa didepan sana. Hanya ada kursi kosong tak berpenghuni. Taehyung menatap telapak tangannya seiring dengan ingatan yang hadir memenuhi kepalanya.

  "Lisa--istrimu--dia diperkosa beramai-ramai dan bayi kalian tidak bisa diselamatkan karena hal itu"

Taehyung mencengkram erat surainya. Meneriakan sakitnya yang tak tertahan. Pria itu mencoba bangkit dengan sekuat tenaga dengan menopangkan satu tangannya pada kursi, beralih kedapur untuk membuat makanan kesukaan istrinya.

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang