TERLAMBAT
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lisa menatap bangku kosong yang hanya terlampau tiga meja dari tempatnya. Pagi tadi pemuda itu hadir, nampak tertawa dengan beberapa temannya. Setelah masuk jam pelajaran pemuda itu kembali menghilang, hanya ada ranselnya disana. Semenjak hari dimana Lisa menolak pernyataan cintanya, Taeyong seketika berubah.
Jam istirahat tiba. Lisa berniat mencarinya.
"Bam! Liat Taeyong?" yang dipanggil berhenti dengan wajah paniknya. Pemuda itu menggaruk tengkuknya, "Eng--enggak Lis, gue gak liat" menebak Bambam adalah hal termudah baginya. Dia pemuda yang tidak bisa berbohong. Lisa, Taeyong dan Bambam pernah satu kelas saat Sekolah Menengah Pertama dan mereka cukup dekat kala itu.
"Jangan bohong Bam."
"Beneran Lis gue gak liat!" Lisa meraih kerah seragam sang pemuda yang terlampau cantik itu, "Mau gue hantem lo?!" Bambam bergidik, dia jadi ingat waktu gadis berponi itu dapat membanting Yugyeom saat pertandingan beberapa waktu lalu. Yugyeom dengan badan besarnya saja bisa Lisa banting, apa kabar dengan dirinya dengan tubuh mungilnya ini? Maafkan Bambam yang tampan ini yah Taeyong.
"Di-dia nyebat di warung Bu Endah sama gerombolan Jhony dan bang Bobby." setelah mendengarnya Lisa langsung melangkah dengan cepat ketempat yang dimaksud Bambam.
****
"Udah pinter lo?! Gak tau kalau orang tua lu banting tulang buat nyari biaya sekolah lu hah?!" Taeyong menampilkan smirk nya. Orang tuanya tuh hanya gila kerja dan melupakannya. Itu faktanya. Dan gadis ini? Hanya gadis yang baru saja mematahkan hatinya.
"Lo siapa?! Gak usah ikut campur!" Lisa berusaha mengendalikan diri agar tak gentar dengan bentakan mantan sahabatnya itu. Beberapa pemuda yang berada disana mulai mentertawainya. Lisa benar-benar ingin menghajar kating dengan gigi kelinci yang selalu saja membawa pengaruh buruk kepada adik-adik kelasnya itu.
Taeyong menghisap rokok ditangannya dalam-dalam lalu menghembuskannya. Tak perduli akan presensi gadis tinggi yang kini tengah menatapnya tajam seolah matanya akan keluar dari tempatnya.
"Gue bilang berhenti Yong!" Taeyong tak menanggapi. Ia malah asik mengobrol dengan beberapa temannya. Lisa dianggap tak terlihat.
"Bang, abis ini cabut ajalah, nongkrong di kedai kopi mang Hyunsuk."
"Yoi, gue mau ngapelin anaknya. Sih neng Jisoo."
"Yaelah mana mau Jisoo sama lu yang madesu!"
Lisa dengan nekat meraih rokok yang baru saja dinyalakan Jhonny. Tanpa sempat sang pemilik atau yang lainnya menghentikannya, Lisa sudah lebih dulu menghirupnya dalam-dalam.
"Hoi! rokok gu--"
"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" semua presensi pemuda disana seketika teralih pada Lisa yang kini tengah membungkuk sambil terbatuk. Terlebih Taeyong yang langsung melompat dari tempatnya dan menghampiri gadis itu.
"LU GILA APA LIS?!" Taeyong membentaknya, tapi tangannya mengelus pelan punggungnya. Setelah merebut rokok milik Jhonny dan mematikannya secara brutal dengan ujung sepatunya, Taeyong dengan panik meminta Junhoe mengambilkan sebotol air mineral untuknya.
"Minum dulu Lis." Lisa meraih dan meneguknya perlahan. Gila! Lisa bingung kenapa banyak orang yang kecanduan merokok. Saat pertama mencobanya saja Lisa seakan ingin mati karena tersedak asapnya.
Beberapa teman Taeyong mulai menjaga jarak, memberikan privasi kepada keduanya.
"Jangan kaya gini lagi Yong." lirih Lisa. Taeyong mendengus pelan,
"Salah gue kalau gue kecewa Lis?! Salah gue kalau gue ngelampiasin semuanya dengan cara kaya gini?!"
SREK!
Lisa bangkit, menyita perhatian sang pemuda dihadapannya.
"Salah gue kalau gue terlambat sadar akan perasaan gue Yong?! Salah gue kalau gue gak mau ngeliat lu kaya gini hah?!"
Taeyong semula tersentak mendengarnya, lalu sepersekian detik kemudian mimiknya berubah. Pemuda itu menarik kedua sudut bibirnya. Menyeringai sambil menopang dagunya dengan tangannya.
"Aku yang kesiangan ko kamu yang terlambat si sayang?" ucapnya dengan lembut nan mendayu sambil menaik turunkan sepasang alis tebalnya.
"TAEYONG IH! JIJIK ANJER!" Lisa memukuli Taeyong membabi buta.
"Aduh Lis ampun! Ampun Lis!"
Bobby dan Johnny memperhatikan dari kejauhan, "Baru jadi pacar aja udah kasar gitu sih Lisa." gumam Johnny. Bobby menoleh.
"Bagaimana kalau udah nikah, Lisa bisa-bisa 'mendominasi'." keduanya tersenyum. Entah apa artian mendominasi yang ada di kepala keduanya.
Johnny-bobby be like
Jakarta, 26 maret 2020
Pukul 21:47
-nurafyani-*****
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!