SEPATU
(Bagian dua).
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Salah satu hal yang Lalisa sesali dalam hidupnya adalah menuruti kemauan Yoongi untuk bersekolah disekolah yang sama dengan abang keduanya, Taehyung. Harusnya Lalisa tak begitu mudah disogok hanya dengan boneka unicorn besar yang dibelikan untuknya. Siapa yang menolak hal gratis? Lalisa hanya manusia.
Maksud hati Yoongi agar ia dan kedua orang tuanya tak begitu mengkhawatirinya. Perihal banyak nya kasus bullying yang terjadi belakangan ini. Si bungsu ini terlalu menawan untuk bikin tiap iri dan dengki meracuni hati, Yoongi hanya berusaha berhati-hati. Yoongi tidak tau saja abang yang dititahkan untuk menjaganya itu justru yang membully nya bersama dengan teman-temannya beberapa hari lalu disekolah. Lalisa bisa saja mengadu tapi yah, siapa yang tak kalah dengan sogokan ice cream di kedai paman Nam yang menggiurkan? Sekali lagi, Lalisa hanya manusia.
Taehyung tak berhenti hanya di persoalan sepatu. Karena sudah dalam sebulan ini, tiap malam minggu selalu saja ada satu pemuda berbeda yang ia tau bersekolah di sekolah yang sama dengannya mengetuk pintu rumahnya dan mengajaknya berkencan. Lalisa fikir itu hanya karena ketenarannya. Namun saat Mingyu --salah satu pemuda yang datang keceplosan, Lalisa mulai tau Taehyung adalah dalang dibalik semua yang terjadi belakangan ini.
Lalisa sudah mengomelinya habis-habisan. Bukannya berhenti, kali ini malah dua pemuda sekaligus sudah berada di depan pintu rumahnya. Sepertinya abang sialannya itu kesulitan mengatur jadwal customer nya dari segala perdebatan 'soal giliran siapa' dua pemuda di hadapannya ini.
"Sekarang giliran gue Kook!"
"Bang Tae bilang sekarang giliran gue Hun!"
Beruntunglah keduanya, karena Lalisa sedang tidak datang bulan dan membiarkan keduanya berakhir basah kuyup seperti Bobby kakak kelasnya atau seperti Jaehyun yang hampir diamuk masa karena diteriaki maling olehnya.
"Stop! Kita nonton bertiga aja bagaimana? Gue juga lagi gabut dirumah."
Dan beruntunglah dua manusia ini begitu teramat tampan. Beruntung juga Lalisa sedang dalam mode baik dan memang terlalu bosan dirumah. Beruntung lah Taehyung, Yoongi dan kedua orang tuanya sedang sibuk mengurusi Jennie -istri Yoongi yang hendak melahirkan di Singapura. Kalau tidak, mungkin Yoongi sudah memisahkan kepalanya dari tubuhnya karena secara tak langsung memperalat adik bungsunya.
Lihatlah sampai kapan abang tersayangnya itu akan berulah.
******
Lalisa kira semua akan berakhir hanya dengan Jungkook dan Sehun namun lagi-lagi dia mendapati satu pemuda didepan pintu rumahnya. Pemuda berdimple itu adalah angkatan akhir disekolahnya, kakak kelasnya dan Taehyung. Taehyung dengan sialannya malah tersenyum kotak dan bilang kalau dia yang terakhir didaftarnya. Bajingan memang.
Menonton dan makan berjalan lancar, namun tatapan pemuda itu berubah saat keduanya singgah ditaman. Lalisa juga sih kenapa hanya pakai crop top yang hanya dilapisi jaket denim yang bahkan tak dapat menutup tubuhnya dengan sempurna.
Pemuda itu sudah mencengkram kedua bahunya sebelum bogeman mentah seseorang menghantam sang pemuda hingga tersungkur ketanah."SIALAN! NIH! GUE BALIKIN DUIT LO!"
"Maaf yah de, gue tau gue salah. Temen gue gak semuanya bisa dipercaya." Taehyung menatap sendu gadis berbalut sweater kebesaran miliknya yang tengah asik menyeruput cokelat hangatnya dengan tenang. Entahlah bagaimana adiknya itu bisa tenang sedangkan dirinya bahkan masih gemetaran sampai saat ini. Sekarang keduanya tengah duduk bersama di kedai sederhana milik mang Hoseok disekitaran komplek perumahan.
"Jangan diulangin bang. Dan maaf soal ngabisin uang bulanan lu buat traktir gue."
"Udah tanggung jawab gue karena gue ngeganggu lu duluan di sekolah de."
"Gue mau, karena gue tau setiap pergi sama mereka lu tetap ngikutin dan ngejaga gue kan?" Taehyung yang sudah mengangkat cangkir kopinya kini meletakannya kembali, "Lo ko tau?"
"Lo gak pinter jadi mata-mata. Lu nyaranin tempat-tempat yang biasa kita datengin." Taehyung baru sadar. Lagi pula, se-enggak pantesnya dia jadi abang, dia tetap seorang abang yang tugasnya menjaga adiknya. Orang gila mana yang ngelepas adiknya gitu aja demi uang atau beranggapan biar ngebahagiain sedikit hati-hati teman-temannya yang bucin itu.
"Lain kali jangan pakai baju kekurangan bahan gitu!" bibir Lalisa mengerucut, "Ini lagi ngetrend."
"HYA! GUE GAK MAU YAH NANTI LU LANGKAHIN GUE DULUAN. BISA JAUH JODOH GUE---ADUH!--"
"ADUH DE SAKIT TA--"
Cup! Satu jitakan dikepala di netralisir dengan satu kecupan hangat di pipi kanannya, "Gue tau, baik lo atau bang Yoongi adalah abang-abang terbaik. Bang Yoongi nutupin perhatiannya dengan sifat dinginnya sedangkan lo dengan sifat jahil lu. Makasih abang." adiknya itu tersenyum teramat manis. Kelewat manis.
"Dipipi doang nih?" Taehyung mengangkat- ngangkat alisnya sambil memajukan bibirnya.
"Kan udah tuh sama Yoora di perpustakaan" Sontak pupil sang abang melebar. Yoora juga sih terlalu cantik, kan Taehyung jadi khilaf. Lalisa bangkit dari kursinya setelah menenggak tenggakan terakhir cokelat hangatnya yang sudah mendingin. Lalisa tak sengaja melihatnya saat sedang dihukum untuk mengembalikan beberapa buku oleh pak Siwon karena ketahuan ngemil batagor saat jam pelajaran.
"Gue bilangin bunda, bukannya belajar malah zina di perpustakaan. Gue gak mau yah, keponakan gue nambah."
"HYA! LALISA JANGAN BILANG KE BUNDA. GUE TRAKTIR NANTI DE!" Taehyung memang suka gak mau belajar dari kesalahannya. Jelas-jelas Lalisa gak mau mengiyakannya. Katakan Lalisa bukan manusia sekarang. Si bungsu memilih meninggalkan sang abang yang memulai dramanya.
"ADEKKU YANG CANTIK KUMOHON ABANGMU KHILAF" Taehyung berbicara dengan satu tangan terulur dan wajah seolah memohon agar adiknya tak pergi. Ia ingin mengejar sang adik namun teriakan dibelakangnya menahannya.
"HOI SEMPRUL! BAYAR DULU NIH! DIKIRA WARUNG ORANG TUAMU!" wajah mang Hoseok sih tak menyeramkan, tapi ia berbicara sambil mengarahkan pisau yang tadi ia pakai buat memotong cabai saat akan membuat pesanan nasi goreng pelanggan, yang membuat Taehyung bergidik. Sebenarnya mang Hoseok gak berniat apa-apa, karena kebetulan saja ia sedang menggunakan pisau saat hendak memanggil sang cecunguk yang hendak pergi tanpa membayar.
"Iyah mang, ini Taehyung bayar. Jangan pakai pisau, kalau zaman sekarang mulut aja udah lebih tajam hehe."
Ini abangku mana abangmu?
Jakarta, 24 Januari 2020
22:13
-nurafyani-*****
Voment dipersilahkan
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!