PAMAN GONG YOO
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lisa menepuk Bambam dan juga Ten yang berdiri disamping kanan dan kirinya, ketiganya sedang bersembunyi dibalik pohon sambil memperhatikan keadaan jalan. Gadis dengan surai berkuncir kuda itu melepeh permen karet yang semula didalam mulutnya kesembarang arah.
"Kalian berdua mesti perhatiin baik-baik gimana gue bekerja." Lisa mulai maju sedikit kedepan, memperhatikan mobil mewah yang perlahan mendekat dan dengan perhitungan yang matang gadis itu keluar dan melompat kearah mobil yang tengah melaju. Jangan bertanya bagaimana Lisa tidak terpental saat menabrakan sedikit tubuhnya yang hanya berakhir dengan lecet disikunya dan sang gadis yang tengah tergeletak pingsan--yang tentunya hanya berpura-pura. Bambam dan Ten saja yang melihat kejadiannya sudah hampir jantungan, meski ini bukan kali pertama. Bagaimana kalau mobil itu melaju kencang lalu melindas habis temannya? Apa yang akan mereka katakan pada bundanya Lisa? Lisa yang ingin memeras pemilik mobil mewah dengan menabrakan dirinya sendiri? Itu namanya cari mati! Bambam dan Ten bisa ikut dipenjara karena membantunya.
Sosok bertubuh tegap dengan balutan setelan jas--pakaian yang menunjukan kekayaannya itu keluar dari dalam mobil mewahnya. Pria yang nampaknya lebih tua dari mereka itu berjongkok disamping Lisa yang masih terpejam. Harusnya ia ikut casting sebagai aktris dibandingkan harus seperti ini bukan? Lisa memang tidak berfikir seperti perempuan kebanyakan.
Kembali kepada sang pria kaya. Ia terlihat mengecek nafas Lisa dengan mendekatkan jari telunjuknya kedepan hidung sang gadis, lalu ia beralih pada luka ditangannya. Harusnya setelah ini, waktunya untuk Bambam dan Ten keluar dan meminta pertanggung jawaban dengan memerasnya, namun suara berat itu menginterupsi keduanya.
"Kalian tetap disana, biar saya yang mengurus gadis nakal ini!" keduanya tercengang dengan mata membola. Sebelum mereka berhasil menyelamatkan temannya, Lisa sudah digendong dan dibawa masuk kedalam mobil mewahnya. Mengapa juga gadis itu masih saja memejam? Untuk seukuran Gong yoo, akan mudah menebak penipuan bodoh semacam ini.
"Jangan bawa Lisa kami tuan!!!" pria itu melirik sekilas kearah spion, melihat dua bocah lainnya melambai-lambai panik sambil berlari mencoba mengejar mobilnya. Gong yoo mengabaikannya sekali-sekali mereka harus diberi pelajaran. Pria tampan itu melirik gadis yang masih berpura-pura pingsan itu. Meski memejam, jelas sekali gadis itu nampak panik dari pergerakan bola matanya dibalik kelopaknya yang menutup dan kerutan serta peluh di dahinya. Gong yoo menggeleng pelan, disaat keponakannya yang seusia dengannya sedang sibuk dengan kuliah dan jatuh cinta sana-sini gadis bersurai coklat ini malah mencelakakan dirinya sendiri demi selembar uang. Miris sekali.
*******
Lisa menggigiti kuku jarinya, berjalan bolak-balik dengan khawatir didalam ruangan bernuasa abu-abu ini. Mata dan fikirannya terus jelalatan mencoba mencari jalan keluar. Beberapa menit lalu, pria yang akan diperasnya itu membawanya kesebuah apartement dan meninggalkannya didalam kamar ini. Fikiran Lisa bahkan bercabang-cabang, bagaimana kalau pria itu melakukan hal yang tidak-tidak padanya? Oh tuhan! Lisa bahkan masih sembilan belas tahun. Bambam dan Ten memang seharusnya tidak dijadikan partner. Harusnya dia merekrut Bobby dan Junhoe saja yang bisa berkelahi dan menyelamatkannya.
Pergerakan handle pintu membuat Lisa melompat keatas kasur dan kembali berpura-pura tertidur. Langkah pelan dan harum sabun yang menguar semakin tajam membuat Lisa yakin si pria kini tengah berjalan menghampirinya. Lisa terus merekatkan pejamannya, tidak lupa merapalkan segala doa yang ia tau didalam hati. Ah iyah! Ayat kursi! Penangkal setan yang mungkin nanti hinggap di fikiran pria itu. Tapi dia bahkan tidak hafal satu ayat pun. Lisa lebih suka bermain bola dan membolos mengaji waktu itu, Lisa hanya hafal doa mau makan saja, sekarang ia sungguh menyesalinya.
Sisi kasur disebelahnya bergerak, mungkin sang pria sudah duduk disana. Lisa merasakan sebuah tangan kini mengusap kepalanya.
"Masih mau memejam saja? Apa perlu dicium seperti Putri Salju agar terbangun hm?" ah sial! Kenapa suaranya terdengar begitu dewasa dan---seksi? Lisa mulai gila!
Tapi tunggu, tadi dia bilang apa? Cium?
Lisa tersentak dan bangkit, memundurkan tubuhnya jauh-jauh dari sang pria dan mengangkat selimut guna melindungi tubuhnya, "Berani menyentuh gue! Gue gak bakalan segan-segan untuk ngelaporin paman-paman pedo kaya lu ke ka Seto dengan tuduhan pelecehan anak dibawah umur!" ancamnya. Lisa sempat salah fokus sebentar pada pria tampan dengan rambut basah itu, kaus putihnya menampakan dengan jelas apa yang tersembunyi dibaliknya. Oh astaga Lisa! Fokuskan kembali emosimu!
Gong yoo hanya terkekeh pelan, melirik sekilas penampilan gadis dihadapannya, "Harusnya saya yang ngelaporin kamu atas tuduhan penipuan!" Gong yoo bangkit sambil mengusak rambut basahnya dengan handuk kecil yang terkalung dilehernya. Manly banget tuhan.
"Bersihkan diri baru makan malam. Kamu bisa pakai baju saya dulu. Saya juga akan mengobati lukanya. Saya akan mengantarkan kamu pulang besok pagi, sekarang sudah cukup larut." Gong yoo berbalik, hendak keluar kamar sebelum suara Lisa menghentikan langkahnya.
"Paman tidak akan apa-apain saya kan?" Gong yoo menoleh, mengangkat sudut bibirnya dan satu alisnya, "Memangnya kamu mau diapa-apain sama saya? Kalau mau sih gapapa, ada untungnya juga, jadi saya gak mesti main diluar sama--"
"YAH ENGGAKLAH PAMAN!!"
Enggak mau, apa enggak bisa nolak nih Lis?
Gak ada adab emang pesonanya nih orang satu
Jakarta, 10 Juni 2020
Pukul 12:38
-Nurafyani-********
Nih Jen ahjusshi requestan mu
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!