HUJAN (Bagian: tiga)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Terimakasih telah membantuku bu dokter." Eunha tersenyum, ia senang keadaan Jungkook sudah membaik. Gadis berambut sebahu itu bangkit dan mengambil satu buah jeruk diatas nakas, "Aku akan mengupasnya untukmu."
"Jadi hanya Jungkook saja?" Mingyu yang sedang duduk di sofa memberengut sebal. Udah deh kalau berduaan, Mingyu cuma dianggap dinding.
"Ingin dikupasi juga? Lakukan dulu percobaan bunuh diri seperti sahabat bodohmu ini." sindir Eunha, Jungkook memutar bola matanya malas. Tapi karena ucapan Eunha, Jungkook jadi mengingat sesuatu.
"Bagaimana keadaan Lalisa? Apa dia baik-baik saja setelah kejadian itu?" Eunha dan Mingyu saling tatap lalu mendengus pelan.
"Dia sudah tak terlihat mandi hujan lagi di sekitaran taman."
"Aku yang menemanimu semalaman, tapi kau terus menanyakan gadis setengah gila itu Jung?" Mingyu langsung melengos keluar, merasa mungkin perang akan terjadi saat ini.
Wajah Jungkook mengeras, menggertakan rahangnya, "Apa kau bilang? Setengah gila? Lalisa tidak gila dan berhenti menganggapnya seperti itu Ha, atau aku akan---"
"ATAU APA?! DIA BAHKAN HAMPIR MEMBUNUHMU JUNG! DIA HAMPIR MEMBUAT AKU DAN MINGYU KEHILANGANMU! AKU MENCINTAIMU DAN AKU TAK INGIN ITU TERJADI!" Eunha emosi dan ia kehilangan kendalinya. Jungkook hanya diam, ia terlalu syok akan pernyataan yang baru saja ia dengar dari sahabat kecilnya itu. Eunha mencintainya?
"Tak perlu kau jawab, karena aku tau pasti apa jawabannya. Aku hanya ingin mengutarakannya saja. Lupakan dan beristirahatlah, aku harus segera kembali."
******
Jungkook tengah berdiri didepan sebuah rumah, dengan kotak makan berisi beberapa seafood olahan yang menjadi pesanan Lalisa beberapa waktu lalu --yang bahkan tak sempat disentuhnya karena insiden saat itu.
Mingyu mungkin akan langsung membunuhnya bila tau Jungkook berniat datang untuk memakan apa yang ia bawa bersama Lalisa, lagi.
Tak perlu khawatir, karena Jungkook melakukan beberapa persiapan untuk ini. Mobil Bambam terparkir tak jauh dari rumah Lalisa. Ada beberapa obat untuk penanganan alerginya dan Bambam juga akan bersiap menghubungi rumah sakit bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Awalnya Bambam menolak, ia bisa habis dengan Mingyu dan Eunha bila keduanya tau kalau dia membantu melancarkan rencana gila sahabatnya. Mau bagaimana lagi, Bambam terpaksa menerima. Jungkook sampai bersujud memintanya untuk membantunya. Kalau sudah seperti itu Bambam tau Jungkook bersungguh-sungguh.
"Selamat sore tante, apa saya bisa bertemu Lalisa?" wanita yang nampak terlihat lesu itu mengernyitkan dahinya, "Kau siapa yah?"
"Aku Jungkook, teman Lalisa dan Hanbin."
"Tante baru melihatmu." Jungkook menggaruk tengkuknya sambil berusaha berfikir, "Eung--aku baru saja tiba dari Amerika dan baru mendengar kabar Lalisa, boleh aku bertemu dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!