LALISA X JUNGKOOK X JUNGHWAN (Ending scene : Bagian tiga)

2K 375 31
                                    













ENDING SCENE (Bagian tiga)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.










Sudah berjalan seminggu. Jungkook benar-benar memperlakukannya dengan baik sebagaimana diawal pernikahan mereka. Pulang tepat waktu sebelum jam makan malam, mengecup dahinya dan obrolan santai yang membuatnya merasakan kehangatan bersama dengannya dan Junghwan. Nampak dari luar seperti suaminya yang dulu, tapi Lisa tak lupa kalau perlakuannya akan berakhir tepat saat mereka memasuki kamar. Jungkook akan kembali dingin, ia tidur di sofa dan menghabiskan malamnya sambil berbincang dengan Yeri melalui ponselnya. Sedangkan Lisa sibuk dengan fikirannya, mencari cara bagaimana menjelaskan pada putra semata wayangnya mengenai hal ini sementara waktu semakin menipis. Lisa tak mungkin dengan gamblang mengatakan kalau Jungkook meminta mengakhiri segalanya karena wanita lain diluar sana. Itu akan menyakiti Junghwan, terlebih Lisa tau bagaimana putranya itu teramat bangga dengan ayahnya. Teman-temannya kerap kali merasa iri padanya karena terlahir sebagai putra sosok sempurna seperti Jeon Jungkook. Lisa tak dapat membiarkan Junghwan nya kecewa pada kenyataan yang justru berbanding terbalik dari apa yang orang lain tau.

Lisa cukup lama menghabiskan waktu berendamnya. Terlalu miris menerima kenyataan bahwa tak ada lagi Jungkook yang akan mengomel dan memarahinya karena berendam dimalam hari yang bisa membuatnya demam keesokan harinya. Saat ia keluar dari kamar mandi, Jungkook nya yang sama justru sudah lebih dulu tertidur diatas tempat tidurnya.

Lisa berdiri ditepian ranjang. Mengambil ponsel ditangan terbuka Jungkook dan meletakannya diatas nakas, setelahnya wanita itu menarik selimut untuk menutupi tubuh sang suami sampai sebatas dada. Jungkook menggeliat, mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping--membelakanginya, menyisahkan ruang kosong disampingnya. Lisa duduk ditepian ranjang, ingin berbaring namun ia nampak bimbang. Lisa menatap punggung Jungkook dalam diam, punggung berbalut piyama bermotif kelinci hitam norak yang ia pilihkan. Lisa tersenyum kecil mengingat bagaimana Jungkook marah dan malu karena harus memakai piyama bak piyama anak kecil itu meski Lisa meyakinkannya kalau tidak akan ada juga yang melihatnya selain dirinya dan Junghwan dirumah.

Lisa menengadah, memejam sejenak dan menghembuskan nafasnya perlahan. Wanita itu bangkit dan menghampiri sofa kosong disudut ruangan. Biarlah kali ini Lisa yang tidur disana, Lisa tau pasti tubuh Jungkook sakit karena harus tidur disana setiap malam.

Jungkook terbangun pada jam satu pagi karena tenggorokannya terasa kering. Ia bangkit, duduk ditepian ranjang dan meneguk segelas air yang disediakan Lisa--seperti biasa diatas nakas. Jungkook melirik kesisi lain tempat tidur. Lisa tak ada disana. Sepersekian detik kemudian pria itu baru ingat tentang permasalahan keluarganya. Dia memang belum sepenuhnya terjaga tadi.

Jungkook memicingkan matanya kearah sofa, meski sudutnya gelap, Jungkook masih dapat menangkap sosok mungil yang meringkuk disana. Jungkook bangkit dan melangkah mendekat. Lisa tidur menyamping dengan berbantalkan lengannya sendiri. Ia juga tak menyelimuti dirinya dengan apapun. Jungkook dapat melihat kakinya saling bertumpu mencari kehangatan.

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang