YOUR BOYFRIEND
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Niatan Taeyong untuk menjalankan aktifitas perkuliahannya seperti biasa seketika melebur ketika ia melihat Jaewon dan Hayi yang tengah bermesraan di kafetaria. Taeyong hendak melangkah pergi membuntuti Yuta dan berfikir untuk tidak perduli, tapi entah bagaimana wajah Lisa mengawang dalam fikirannya. Taeyong menepuk bahu Yuta, menyuruhnya untuk pergi ke kelas lebih dulu dan pemuda itu mulai memutar langkahnya.
Tertawaan yang nampak riang dari keduanya sontak terhenti karena kehadiran Taeyong. Jaewon dan Hayi nampak saling tatap dan mengernyit heran bersamaan. Meski sekampus, Taeyong memang tak begitu kenal dekat dengan keduanya. Taeyong hanya sering melihat keduanya selayaknya sepasang kekasih lalu mengenal Jaewon sebagai kekasih Lisa saat double date beberapa waktu lalu. Setelah itu Taeyong sering membuntuti keduanya, yang membuat Taeyong harus melangkah sejauh ini karena rasa bersalahnya tak mencoba memperingati Lisa atau kekasih sialannya itu dari awal.
"Lebih baik selesain dulu sama yang satunya baru beralih ke simpanan lu yang ini bro! Cowok bukan?!" setelah perkataan itu Jaewon bangkit dari duduknya, menatap lekat pemuda dihadapannya. Jaewon mulai mengingatnya, pemuda itu mendecih pelan.
"Kalau gue mau dua-duanya bagaimana? Apa urusan lu hah?!" Jaewon berkata santai, menoleh sejenak kearah Hayi dan tertawa bersamaan. Rahang Taeyong mengeras, tangannya mengepal. Bagaimana bisa ada makhluk sebangsat keduanya?
Taeyong berusaha mengontrol emosinya, terlebih kafetaria bukan hanya dihuni oleh mereka saja saat ini.
"Lisa gak pantes lu giniin. Lepasin dia dan gue bakal pastiin kalau gue juga bakalan lepasin lu!" Taeyong berusaha tak menaikan nada suaranya, ia hanya memberikan tekanan disetiap katanya yang justru hanya dibalas kekehan oleh pemuda dihadapannya.
Jaewon mendorong pelan bahu Taeyong dengan jari telunjuknya, "Cewek manja kaya Lisa memang pantes digituin. Lu tuh siapanya sih? Peduli banget! Bentar, biar gue coba ingat-ingat---lu bukannya pacarnya sahabatnya si Lisa itu yah? Siapa namanya? Jenna? Jennie?"
Taeyong masih diam, namun kepalan tangannya semakin mengerat, matanya juga semakin menajam. Jaewon berlaga seperti orang yang tengah berfikir, lalu pemuda itu memasang wajah kaget yang tentunya dibuat-buat, "Oh jangan-jangan kalian ada hubungan dibelakang Jennie, iyah kan? Pasti gue benar kan? Wah! Gila sih! Berarti Lisa sama ajalah brengseknya kaya gue kan? Lebih tepatnya lebih brengsek karena ngambil pacar saha--"
Bugh!
Sebelum Jaewon berhasil menyelesaikan ucapannya, Taeyong sudah lebih dulu menghantamkan kepalan tangannya--yang membuat sang pemuda tersungkur kelantai dan kekasihnya berteriak histeris serta membuat seluruh atensi penghuni kafetaria kini terpaut kearah mereka. Jaewon hendak bangkit dan membalas namun Taeyong lebih dulu kembali melayangkan beberapa tinjuannya, Taeyong meraih kerah baju sang lawan,
"Jangan pernah sama-samain Lisa kaya cowok bangsat kaya lu!"
******
Taeyong memasukan tangannya kedalam saku jaketnya, pemuda itu sedang berjalan santai dijalan setapak. Beberapa cemilan di apartemennya telah habis dan masih banyak tugas yang mesti Taeyong kerjakan. Tanpa cemilan, Taeyong takan mampu untuk menahan kantuknya guna mengerjakan tugas malam ini. Disaat seperti ini terkadang membuat Taeyong rindu tinggal bersama dengan orang tuanya. Tapi itu sudah pilihannya. Berusaha menjadi anak yang mandiri.
Pemuda itu sudah hendak melangkah masuk kedalam mini market sebelum presensi seseorang yang tengah lelap tertidur disalah satu meja yang disediakan didepan mini market justru mengalihkan atensinya. Taeyong mendekat, berusaha memperhatikan lebih dekat hanya untuk memastikan apa seseorang itu adalah orang yang ia kira dalam fikirannya.
Pemuda itu melirik sekilas pada cup mie dan botol minuman kemasan yang telah habis diatas meja lalu menempatkan diri perlahan di kursi tepat disampingnya. Dengkuran halus menyapa rungunya. Taeyong tersenyum ketika mendapati seseorang itu memang orang yang ia kira sejak awal tak sengaja melihatnya ketika hendak masuk ke mini market.
Taeyong ikut merebahkan kepalanya, melihat wajah tenang yang tengah terlelap damai itu. Tangannya terulur mengusap pelan surai cokelat yang tergerai.
"Gue sayang sama lu Lisa." lirih Taeyong, ia bahkan tak sadar apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Sepersekian detik kemudian pemuda itu terhentak, mengangkat kepalanya dan bangkit dari duduknya. Taeyong mundur beberapa langkah dan menggeleng pelan. Berusaha mengelak pada degupan aneh dalam dirinya. Bersamaan dengan itu notifikasi pesan masuk kedalam ponselnya.
My Jennie 💕:
Kamu jangan tidur malam-malam. Harusnya tugas tuh dicicil supaya gak numpuk, kamu itu susah banget dibilanginnya deh!Rasa bersalah seketika mencuat, fikirannya terus berteriak kalau ini adalah kesalahan. Setelah membalas pesan dari Jennie. Taeyong langsung hendak melangkah pergi dan mengurungkan niatnya untuk berbelanja seperti awal tujuannya. Namun, baru beberapa langkah Taeyong kembali menoleh. Memperhatikan Lisa yang masih tertidur disana. Cuaca cukup dingin dan gadis itu hanya mengenakan kaus oversize berlengan pendek dan celana training yang sama sekali tak dapat melindungi tubuhnya dari angin malam.
Taeyong menghembuskan nafasnya perlahan dan mengacak surainya frustasi. Dengan cepat pemuda itu membuka jaketnya dan menyampirkannya pada bahu Lisa. Menulis pesan singkat dengan kertas dan bolpoin hasil pinjaman pada kasir mini market dan langsung pergi meninggalkan sang gadis dengan langkah yang teramat berat.
Lisa terbangun karena bunyi alarm yang memang ia setel sebelum ia memutuskan untuk tidur sejenak beberapa waktu lalu. Gadis itu cukup terhentak mendapati sebuah jaket tersampir di bahunya. Lisa mengitari pandangannya, tak ada orang lain selain dirinya dan sepasang kekasih disebrang tempatnya. Tak mungkin juga kan jaket ini milik mereka? Lisa menggeleng tak perduli dan hendak bangkit membuang sampah, takut kemalaman. Sebelum matanya justru menangkap sebuah kertas kecil yang diletakan dibawah bekas cup mienya. Lisa meraihnya dan mulai membaca tulisan yang tertera disana,
1. Keluar malem tuh pakai jaket
2. Kalau tidur tuh dirumah, bodoh!Jakarta, 30 Mei 2020
Pukul 20:44
-Nurafyani-********
Udah semakin lebar-an kah kalian?
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!