(RUMIT)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Gadis itu berjalan menelusuri trotoar dengan langkah gontai. Sepatu hak yang menemaninya melangkah tadi sudah ia tenteng di satu tangannya. Surai cokelatnya yang semula tersanggul rapi sudah ia ganti dengan cepolan asal. Gadis itu benar-benar terlihat seperti orang frustasi. Bukan hanya terlihat, tapi memang kenyataannya seperti itu. Bagaimana tidak? Bertitle tak menjamin pekerjaan menantimu. Nyatanya hidup tak semudah berbicara.
Seolah takdir lagi-lagi mempermainkan harinya. Pemandangan dua remaja berseragam dihadapannya membuat sesak seketika melanda dadanya. Kenapa sakit? Dari awal ia hanya menjadikan bocah itu sebagai alat untuk kembali pada mantannya Jungkook, abang dari bocah itu.
Ia hendak berbalik dan pergi menjauh saja.
"Ka Lisa tunggu!" Lalisa menatap tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, sang empunya tangan dihadapannya. Gadis yang baru diciumnya entah menghilang kemana.
"Soobin? Ada apa?"
"Ka Lisa melihatnya?" Lalisa berusaha menetralkan perasaan aneh dalam dadanya. Ia berusaha tersenyum dan menepuk pundak bocah berseragam putih abu-abu itu, "Jangan malu aku akan merahasiakannya dari abangmu. Tapi lain kali ganti dulu seragammu." ucapnya diiringi dengan kekehan pelan yang malah terdengar menghayat hati.
"Ka--eung--ka Lisa tak cemburu?"
Hei Lalisa kau tak cemburu kan? Tentu tidak hahah.
"Ti--dak, tentu tidak Soobin-ah" Soobin merunduk, membuka sepatu kets yang dipakainya dan memberikannya pada kaki telanjang pacar abangnya itu, "Pakailah ka, nanti kakimu terluka."
"Tidak perlu Soobin-ah. Jungkook akan menjemputku. Kau, pulanglah dan berbahagialah dengan gadis sebayamu." lirihnya parau. Lalisa tersenyum dan langsung berbalik. Kini tak ada yang menahannya.
Teman sebaya? Apakah umur semasalah itu? Bahkan dia rela mencium Yoora untuk mencoba memanasinya seperti saran Huening. Pemuda itu merunduk sejenak, lalu berlari kecil menyusul Lalisa sambil menenteng sepatu ketsnya. Soobin berjongkok dihadapan wanita yang berbeda beberapa tahun darinya itu, memakaikan sepatu ketsnya pada sepasang kaki telanjangnya tanpa memberikan kesempatan bagi Lalisa untuk menolak.
"Pakailah, aku akan dibunuh Jungkook bila membiarkan calon kakak iparku seperti ini?"
Calon kakak ipar? Mungkin dulu Lalisa akan senang setengah mati mendengarnya. Namun sekarang rasanya aneh. Hari-hari bersama Soobin membuat Lalisa merasa menjadi remaja kembali, harinya menyenangkan dan ia melupakan masalah hidupnya.
Begitupun dengan Soobin. Bersama Lalisa membuatnya belajar menjadi seorang pria dewasa. Sampai kabar kembalinya Lalisa bersama Jungkook menghancurkannya.
Mereka sama-sama setuju dengan permainan gila ini dan mereka pula yang sama-sama tenggelam.
Tak ada yang Soobin inginkan selain terlahir lebih dulu, dan tak ada yang Lalisa inginkan selain berada di posisi Somi sebagai seorang adik.
Soobin-ah noona rang shireo?
Jakarta, 08 maret 2020
Pukul 11:07
-nurafyani-******
Tekan Bintang dan tinggalkan komentar
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!