LALISA X JAEHYUN (Jae the killer : Bagian delapan)

2.9K 510 151
                                    






Pastikan anda punya stok rasa sabar







JAE THE KILLER (Bagian delapan)



.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jaehyun berjalan gontai menelusuri jalan setapak yang sepi. Aneh memang melihat sang idaman para guru malah berkeliaran diluar saat jam pelajaran berlangsung. Dia tidak sedang berada dalam mood yang baik, dengan alibi tidak enak badan akhirnya Jaehyun membolos hari ini. Tidak langsung pulang, karena pastinya bundanya akan menanyainya banyak hal.

Deru motor terdengar ribut dari balik punggungnya,

  "HOI! ADA ANAK CENDEKIA NIH!!" Teriakan tersebut sontak membuat Jaehyun memutar tubuhnya. Pemuda berdimple itu cukup kaget melihat empat orang pemuda sudah ada dibelakangnya. Dari logo yang tertera di saku seragamnya, Jaehyun tau mereka berasal dari sekolah lawan--yang baru seminggu lalu terlibat tawuran dengan sekolahnya. Yang tentunya membuat dua pentolan sekolah, Taehyung dan Hanbin di skors karena masalah itu.

Jaehyun sontak mengambil langkah seribu. Pemuda itu bukan pemuda yang jago berkelahi layaknya Taehyung atau Hanbin, dan meladeni hanya akan membuatnya mati mengenaskan.

  "HOI! JANGAN KABUR LU!!" keempat pemuda itu turun dari motornya dan berlari mengejar Jaehyun. Kenapa tidak mengejar dengan mengendarai motornya saja? Jaehyun bersyukur orang-orang seperti mereka tidak menggunakan otaknya dengan baik untuk berfikir.

Jaehyun terus memacu cepat langkah kakinya, hingga ia terhenti tepat diujung gang. Jaehyun nampak terengah, sambil menelisik sekitar guna mencari tempat persembunyian karena tak ada lagi jalan keluar baginya. Sedangkan derap langkah para preman sekolahan itu sudah hampir mendekat.

Jaehyun merutuki dirinya yang malah berlari ketempat sepi. Tak ada orang yang bisa ia mintai bantuan. Satu-satunya pelarian hanya sebuah pohon besar disana. Jaehyun menyesal tak pernah belajar memanjat dan memilih memeluk ketakutannya selama ini. Ditengah fikiran kalutnya, tangan Jaehyun tiba-tiba tertarik paksa. Jaehyun dibawa menerobos celah pintu seng yang menutupi sebuah gang yang teramat kecil dibaliknya. Tidak bisa dibilang gang juga sih. Itu lebih seperti tempat menaruh gerobak jualan.

Dan disinilah ia berada. Berdiri berhadapan dengan gadis berponi yang ia temui dirumahnya beberapa waktu lalu dengan jarak yang teramat dekat. Hanya tangan sang gadis yang menahan dada Jaehyun agar dada keduanya tidak bersentuhan. Sesempit itulah tempat persembunyian keduanya saat ini.
Sampai Jaehyun bisa merasakan kedua tangan mungil yang menyentuh dadanya itu bergetar dan deru nafas sang gadis yang tak beraturan. Jaehyun tau kejadian waktu itu masih mempengaruhinya.

   "Lisa, kenapa?" Jaehyun menundukan sedikit kepalanya karena perbedaan tinggi keduanya, ia terus menatap lamat-lamat sang gadis. Sedangkan Lisa sendiri dari tadi hanya mengalihkan pandangan, ia sibuk memantau keadaan luar lewat celah dari pintu seng.

AL-KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang