ELEGI (Bagian empat)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Siapa yang tidak iri pada Arra? Dia tumbuh jadi wanita cantik baik hati yang terhormat di dalam keluarga terpandang, berpendidikan dan bersuamikan seorang Kim Taehyung, pria tampan yang selaras dengannya.
Hidupnya tanpa celah sedikitpun, semua orang memujanya dan memimpikan kelak terlahir kembali sepertinya. Hingga setelah beberapa tahun pernikahannya, tuhan seolah membuktikan tidak ada yang namanya kesempurnaan. Bahkan untuk Arra sekalipun.
Arra tidak bisa mempunyai keturunan. Dengan kekurangannya saja, Arra masih saja beruntung. Taehyung setia bersamanya meskipun ia bisa meninggalkan Arra kapanpun, menutupi segala apa yang tak bisa ia miliki dari banyak orang. Memperlihatkan ke dunia bahwa Arra masih wanita dengan segala kesempurnaannya.
Tapi Arra tau, Taehyung menahan segalanya. Bisa dilihat dari bagaimana suaminya itu berinteraksi dengan beberapa anak-anak temannya. Arra juga tau seberapa sering Taehyung memandangi foto para bayi di ponselnya dengan mata penuh harap. Arra berfikir sudah habis waktu suaminya untuk terus berkorban, kini giliran dirinya.
Cukup sulit saat wanita itu datang. Namanya Lisa, ia cukup cantik meski dengan dandanan dan penampilan berlebihannya. Sikapnya adalah kebalikan dari segala sikap baik Arra.
"Kau bisa mengenakan apapun yang kau mau, aku yang memilihkan semua ini untukmu." dari binar matanya Arra bisa melihat rasa bahagia disana, ia bahkan melompat diatas kasur dengan gembira, sebelum ketika menangkap dirinya tengah mengamati, Lisa berhenti dan menempatkan diri disampingnya.
"Kau sangat beruntung, aku ingin menjadi seperti dirimu." Arra tidak kaget saat mendengar perkataan itu, ia sudah terlalu sering mendengarnya dari banyak orang. Bagaimana seseorang memimpikan berada di posisinya sedangkan ia justru ingin hidup di kehidupan yang lain.
"Aku justru ingin seperti dirimu."
Manik bambinya membola, telunjuknya terangkat menuding dirinya sendiri, "Sepertiku? Apakah kau gila? Aku hanya orang miskin yang mencari makan dengan menjual diri! Sudah bagus kau tinggal diistana dengan tuan tampanmu itu."
"Aku akan memberikan apapun untukmu asal kau mau membantuku dan Taehyung. Apakah kau mau melahirkan anak untuk kami?"
Bukan perihal mudah membiarkan suamimu dengan wanita lain. Arra berbaring, menatap lurus pada langit-langit kamar saat suara-suara erangan menembus dinding kamarnya. Tangannya mengepal erat pada seprai yang membalut tempat tidurnya. Setelah beberapa saat Arra mengubah posisinya menjadi menyamping, kedua tangannya terangkat menutup sepasang telinganya. Ia mulai menangis menatap figura diatas nakas yang menghadap kearahnya. Sosok yang tengah berpose diatas altar bersamanya kini telah menggauli wanita lain atas perintahnya.
"Garis merahnya ada dua, itu artinya apa?"
Saat kabar itu datang, keduanya berbahagia. Terlebih Arra. Ia benar-benar memperlakukannya sebaik mungkin, mulai dari menyiapkan makanan sehat dan menyiapkan apapun keperluan Lisa.
"Lisa jangan makan snack, itu tidak baik untuk kandunganmu. Hei! Jangan lari-larian seperti itu!"
Tiada hari tanpa teriakan khawatir Arra yang ditunjukan untuknya. Lisa memang wanita yang cukup aktif.
Keduanya tidur bersama, Arra kerap terjaga tiap malam hanya untuk mengusap perut ramping Lisa yang mulai membesar. Tiada keinginan apapun selain bagaimana ia kelak berharap bisa berada di posisinya sebagai wanita yang mengandung.
Semakin hari keadaan semakin berubah, Arra tak menampiknya. Ia membuka pintu kayunya perlahan, sampai keduanya tak tersadar.
"Kau--sangat cantik, ah--maksudku itu cocok untukmu."
"Apakah masih sering sakit? Ini mulai membesar kau harus mengurangi memakai jeans dan celana jeans yang terlalu menekan perutmu."
"Aku akan menjaganya dengan baik sampai akhir lebih dari prioritasku sebelumnya."
Arra tau semuanya telah berubah terlalu jauh. Wanita itu berusaha menepis segalanya, menutup segala kemungkinan dengan keyakinannya bahwa alasan dibalik segala perubahan Taehyung adalah bayi dalam kandungan Lisa, tidak lebih dari pada itu.
"Apakah kalian didalam? Aku masuk yah!"
Namun, kepergian Lisa dan kekacauan Taehyung setelahnya membuktikan segalanya.
Arra menghela nafas perlahan memperhatikan mobil yang dikenalnya terparkir disana. Tangannya terulur menempelkan benda pipih dalam genggamannya pada rungunya.
"Sayang, kau masih di kantor hingga selarut ini?"
"I-iyah sayang aku masih ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa ditunda."
Dan jawaban Taehyung setelahnya, meyakinkan Arra, bahwa membawa wanita buruk kedalam ranah keluarga kecilnya bersama Taehyung adalah kesalahan terbesarnya. Lisa hanya menunjukan, bahwa wanita penggoda akan selalu menjadi penggoda bukan bidadari tak bersayap yang kerap ia kira.
Jakarta, 30 Agustus 2020
Pukul 03:19
-Nurafyani-*******
Waktu dan tempat dipersilahkan
Udah cocok belum jadi penulis skenario sinet Indosuir?
Satu lagi ending yee
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
AL-KISAH
Teen FictionNote: Kumpulan one-shoot fanfiction Lalisa dengan para pria-nya mari berlayar!