.
.
Sedikit saja sudah cukup.
Cukup untuk membuatku nekat berusaha merebutnya.
.
.
***
Yoga buru-buru ke kamarnya setelah selesai sarapan. Dia membuka laptop dan menyambungkannya ke koneksi wifi.
Setelah lama tak membuka medsos, dia mencari kembali akun Erika. Matanya dipejamkan beberapa detik. Detak jantungnya semakin cepat. Dia takut. Takut akan apa yang akan dilihatnya.
Setelah menarik napas panjang dan mengembuskannya, Yoga membuka matanya. Foto pernikahan adalah foto terakhir yang di-upload Erika. Berusaha mengabaikan rasa pedih di hatinya, Yoga mengamati baik-baik wajah suami Erika. Melihat warna kulit dan karakter wajahnya, Yoga menebak lelaki ini orang Sunda. Matanya tidak terlalu sipit, tapi kemungkinan ada garis keturunan Cina. Wajahnya terlihat sangat ramah. Sungguh beda dengan Yoga yang selalu tak bisa menyembunyikan murung dan keangkuhan di wajahnya.
Farhan Akhtar. Ini laki-laki yang kamu pilih, Erika? batinnya.
Kelihatannya Erika bukan tipe perempuan yang hobi posting atau update status. Sudah lima tahun berlalu sejak pernikahannya, dan dia belum update apapun lagi?
Yoga mencari-cari foto anak kecil di dalam folder Erika, tapi tak ditemukannya. Apa dia belum punya anak?
Yoga menyandarkan punggungnya ke bantalan kursi dan menghela napas. Memejam. Menghirup aroma mawar putih dari taman yang tertiup masuk ke dalam kamarnya.
Apa masih ada kesempatan kedua untukku?
Pikiran itu terlintas begitu saja. Itu adalah pikiran yang tak punya muatan tanggung jawab sama sekali. Yoga sendiri tidak yakin dengan yang dipikirkannya. Yang dia tahu, dia sudah gagal dengan wanita-wanita itu. Wanita selain Erika.
Matanya terbuka. Dia mengambil ponsel di kantung celana dan menghubungi seseorang.
"Halo. Johan?"
Pria bernama Johan menyapanya dan mereka berbasa-basi sebentar, sebelum Yoga masuk pada pembicaraan inti.
"Ya. Aku perlu bantuanmu lagi. Ada yang perlu kamu selidiki. Suami istri. Istrinya bernama Erika Destriana Putri dan suaminya Farhan Akhtar. Aku akan kirim data yang kupunya. Tolong selidiki semuanya. Latar belakang keluarga suaminya, di mana mereka bekerja, alamat rumah, kondisi keuangan mereka, nomor kontak mereka. Semuanya! Semua yang bisa kamu temukan."
Tak lama Yoga menyudahi percakapan telepon dan mengirim beberapa data ke Johan.
Yoga berdiri dari kursi dan berjalan ke pintu taman. Menyandarkan tubuhnya pada kusen pintu sembari menatap kucuran air mancur.
Aku perlu tahu kondisinya sebelum memutuskan. Pertama, aku perlu memastikan, apa Erika masih punya perasaan denganku?
Sedikit saja. Sedikit saja sudah cukup. Cukup untuk membuatku nekat berusaha merebutnya.
***
Seminggu kemudian, di akhir pekan Yoga sedang duduk di kamarnya. Laptop dibuka di meja dengan layar menampilkan foto profil Erika di medsos.
Ponsel digenggam kuat di tangannya. Sebuah nomer telepon muncul di layar.
Erika - Nomor Baru 081*********
Ternyata Erika sudah lama mengganti nomornya. Jadi Yoga sudah menghapus nomor lama Erika di ponselnya. Jarinya bergerak menepuk-nepuk cangkang ponsel. Gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXI (SEDANG REVISI)
SpiritualJika kamu sedang mencari novel Islami/syar'i, mohon maaf kamu salah alamat, zheyenk :) ANXI mungkin bukan untukmu. Coba peruntunganmu di karya saya yang lain : Tirai, Cincin Mata Sembilan (link di bio) ANXI *Untuk Dewasa 21+* Peringkat tertinggi #1...