.
.
Menyangkal adalah jauh lebih mudah.
.
.
***
Hari ke-2 suluk ...
Setelah waktu Syuruq, kegiatan rutin kembali berlangsung.
Suara gesekan antara ujung kasur busa dengan lantai papan kayu itu, membuat raut muka Rizky muram. "Serius, Yoga! Aku sungguh terganggu dengan suara itu! BERHENTILAH MENYERET KASURMU!! ANGKAT KASURNYA!!"
Baru kali ini Rizky berteriak padanya. Tuan muda itu kini bertolak pinggang dengan sebelah tangannya yang tidak sibuk menyeret kasur. "Hey, jangan marah-marah padaku! Ini bukan salahku kasurnya basah! Bukan aku yang menyiramnya!"
"Kalau saja kamu tidak tidur se-kebo itu, Ustaz Umar tak akan menyirammu dengan air seember!!"
"APAA?? KAMU MENYALAHKANKU??"
Mereka saling pandang dengan mata memicing tajam. Sekalipun cuaca cerah, bagi mereka, seolah langit mendadak mendung. Dari kejauhan nampak peserta Suluk yang lain menangkap akan adanya keributan di antara dua pria itu.
.
.
Pintu ruangan Ustaz Umar diketuk terburu-buru. "A-assalamualaikum, Ustaz Umar. Afwan, Ustaz. Ada yang darurat. Boleh saya masuk?" Suara santri di luar pintu, membuat wajah Umar mendadak serius.
"Wa'alaikumussalam. Masuklah." Pintu terbuka. Dilihatnya santri itu nampak berkeringat. Mungkin habis berlari.
"Ada apa?" tanya Umar, tahu bahwa ini pasti ada yang tidak beres.
"Ada yang berkelahi. Kami sudah coba lerai, tapi --"
Seketika sepasang mata Umar mendelik. "HAHHH??? SIAPA YANG BERANI-BERANINYA BERKELAHI DI TEMPAT SULUK??"
Santri itu ngeri melihat pemandangan lelaki galak di depannya. "A-anu, Ustaz. Peserta Suluk yang bernama Yoga dan Rizky."
Tangan Umar refleks menepuk kening. Dia merasa lelah. Kenapa nama itu selalu identik dengan masalah?? Yoga Pratama.
.
.
BUKKK!!
Kasur yang sejatinya adalah alas tidur itu, kini menjadi senjata di tangan Yoga. Baku hantam dengan kursi yang adalah alat bertahan Rizky, tak terelakkan.
"BERANINYA KAMU MENYALAHKANKU!! TERIMA INI!!" Lagi, Yoga menghantam kursi plastik itu yang dijadikan tameng oleh Rizky.
Rizky lama-kelamaan tak terima dirinya diserang terus. Dia mengangkat kursi itu tinggi-tinggi dan mengayunkannya sekuat tenaga ke arah kasur. "KAMU HARUS TAU, YOGA!! KAMU ADALAH TEMAN PALING MENYEBALKAN SEJAGAT RAYA!!"
"APAA?? KURANG AJAR!!"
Suara pukulan demi pukulan terus bersahutan.Sementara mereka berdua sudah menjadi semacam pertunjukan bagi para peserta suluk yang lain.
Peserta yang masih muda saling berbisik, "Sayang sekali HP kita disita."
"Benar. Sayang sekali. Aku juga terpikir upload video ini di yo*tube. Sepertinya bisa jadi viral."
Peserta yang sudah tua nampak prihatin dan membatin, 'kupikir aku ke tempat ini untuk mencari ketenangan. Tapi kenapa --??'
Mereka masih saling pukul sambil berteriak satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXI (SEDANG REVISI)
SpiritualJika kamu sedang mencari novel Islami/syar'i, mohon maaf kamu salah alamat, zheyenk :) ANXI mungkin bukan untukmu. Coba peruntunganmu di karya saya yang lain : Tirai, Cincin Mata Sembilan (link di bio) ANXI *Untuk Dewasa 21+* Peringkat tertinggi #1...