Bagian 163 (Guncangan Keras di Danadyaksa Corp.)

801 143 14
                                    

.

.

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.

~ Qur'an Surat Ali Imran 110.

.

.

***

3 minggu kemudian ...

Pukul 03.35 dini hari. Kediaman Danadyaksa, Jakarta.

"Allaahu akbar." Yoga bersujud dan menyentuhkan keningnya di atas sajadah. Sujud terakhir di salat tahajudnya.

Lampu kamar di langit-langit dimatikan, kecuali dua buah lampu meja yang mengapit tempat tidur. Bias kekuningan dari lampu itu menerangi ruangan dalam redup.

Sujudnya lebih panjang dari biasanya. Karena setelah bacaan sujud, dia berdo'a dengan khusyuk. Setelah beberapa saat, dia bangkit dari sujudnya dan duduk tahiyyat akhir. Setelah selesai, kepalanya menoleh ke kanan dan kiri bahu, lalu tangannya mengusap wajah.

Setelah rangkaian zikir dan do'a fajar selesai dibacanya, dia membuka Al Qur'an dan melanjutkan dari ayat terakhir yang dibacanya kemarin. Dari hizb ke hizb berikutnya. Sesudahnya, dia menyimpan Al-Qur'annya dengan hati-hati di dalam lemari.

Kakinya melangkah ke samping pintu kamar. Menekan tombol saklar. Seketika lampu menyala terang. Yoga duduk di samping sebuah meja yang di atasnya ada tumpukan dokumen.

Dia membalik lembar pertama yang berisi judul. Matanya memperhatikan lembar tabel daftar nama investor. Tangannya meraih sebuah stabilo merah. Dia sudah menandai di ujung tiap nama, dengan simbol. Dan kini dia tinggal menimpa stabilo merah di atas nama yang ditandai dengan huruf X di ujungnya.

Dia hanya akan mencoret nama-nama perusahaan yang usahanya jelas-jelas haram. Yoga selama ini sengaja mengambil waktu cukup lama sebelum memutuskan. Selain karena daftar itu cukup panjang, dia juga bukan hanya menganalisa, tapi juga menyelidiki perusahaan-perusahaan yang dicurigainya, melalui seorang penyidik swasta kepercayaannya. Jadi dia yakin kesimpulan yang didapatnya bisa dipertanggungjawabkan. Ini sangat penting untuk memantapkan hatinya. Menghindari penyesalan karena kesalahan analisa. Dan menghindari pengambilan keputusan hanya berdasarkan data lemah tanpa bukti yang jelas.

Mendadak benaknya teringat ceramah Habib tiga minggu yang lalu.

'Amar ma'ruf nahi mungkar tentunya dilakukan sesuai kemampuan. Seseorang bisa melakukannya dengan tangannya, jika dia adalah seorang penguasa atau orang yang punya jabatan.'

Jarinya membuka tutup stabilo. Tuk! Matanya tertuju pada tanda silang teratas diantara seluruh daftar nama.

Lakukan dengan tanganku ...

Ujung stabilo itu menempel di sudut kiri nama perusahaan yang akan dicoret pertama kali.  Bismillahirrahmanirahim ...

Ujung stabilo itu mencoret ke arah kanan. Sreet!

Lalu kedua, ketiga, terus hingga keduapuluhsatu. Dua puluh satu perusahaan.

Terkesan sedikit, di antara ratusan nama. Tapi, efeknya kemungkinan besar akan fatal pada Danadyaksa Corp. Sebab di antara 21 nama itu, 10 perusahaan di antaranya adalah investor dengan dana terbesar, Dijumlahkan menjadi satu, dana dari mereka mencakup sekitar sepertiga dari total dana investor yang masuk. Ini akan jadi goncangan keras untuk Danadyaksa Corp.

Yoga menatap keduapuluhsatu nama yang telah ditandainya.

Dia sudah memikirkannya matang-matang. Berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Dana dari investor telah dipakai untuk modal pengembangan usaha. Jadi jika Danadyaksa Corp. ingin mengembalikan dana mereka, artinya adalah, dana pengembalian itu harus diambil dari anggaran. Sementara di dalam anggaran, termasuk di dalamnya adalah untuk membayar gaji karyawan.

ANXI (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang