.
.Jika terlalu tinggi cinta kau terbangkan, ia akan lepas.
Namun jika tak kau beri ruang, ia akan mati tercekik.
.
.***
Pukul 11.00, Kediaman Farhan Akhtar & Erika ...
Sruk! sruk! Erika menggabungkan semua pakaian kotor yang sebentar lagi akan dijemput oleh tukang laundry.
Yunan memperhatikan gerak-gerik Ibunya. Mata Erika masih agak sembab. Selepas keberangkatan suaminya, dia mengunci diri di kamar sekitar satu jam, sebelum mandi dan beraktivitas normal.
Bibir Yunan dirapatkan. Setelah sempat ragu, akhirnya dia bicara. "Bu, biar kubantu ya?"
Erika menoleh ke arahnya. "Jangan, nak. Kamu istirahat saja. Tadi kan Ayahmu juga bilang begitu."
Yunan menundukkan mata. Setelah Erika selesai menyatukan pakaian, dia memberanikan diri bertanya lagi. Kali ini, pertanyaan serius. "Siapa laki-laki yang di TV tadi pagi, Bu?"
Pertanyaan itu membuat Erika berdiri mematung dalam posisi membelakangi Yunan.
" ... dia ... teman sekolah Ibu dulu. Cuma teman lama."
Suara Erika terdengar bergetar sedikit. Yunan menangkapnya. Dia masih ingat nama pria itu. Yoga Pratama. Pria yang berita tentangnya mampu menyedot perhatian Ibunya sepenuhnya hingga tak sadar dengan yang terjadi di sekelilingnya.
Erika menopang keningnya dengan tangan. Kepalanya terasa kusut. Galau. Setelah kepergian Farhan, dia bersembunyi di kamar. Mengecek grup teman-teman SMA-nya di medsos. Teman-temannya sibuk saling janjian untuk menjenguk Yoga hari ini.
Dalam keadaan hatinya masih gamang seperti saat ini, Erika merasa tak mungkin melakukan itu. Sebaiknya dia tidak menemuinya!
TIDAK! Aku memang adalah seorang wanita muslimah yang belum taat, dan penuh dengan kekurangan. Tapi aku bukan seorang pengkhianat!
Air mata Erika kembali tumpah saat pikiran itu muncul.
Aku cinta pada suamiku. Aku mencintai Farhan. Tapi kenapa ... ?
Dia membenci dirinya sendiri! Kenapa dia tidak bisa melupakan pria itu sepenuhnya? Kenapa??
Dadanya terasa sakit. Kenapa ... manusia tak bisa punya pilihan, dengan siapa ia ingin memberikan hatinya?
Kesadarannya muncul kembali. Dia teringat sesuatu yang ingin ditanyakan pada Yunan.
Tadi di dalam kamar, ada dorongan yang sangat kuat untuk mendo'akan dia. Yoga.
Dia tak bisa menemuinya. Tapi, jika melalui do'a, tidak apa-apa kan? Ya kan?
Hatinya bergemuruh. Bahkan berpikir untuk mengirim do'a untuknya, bisa membuat detak jantungnya lebih cepat.
Dalam kebimbangnnya, Erika teringat sesuatu.
Ah ya. Ada seorang calon Ustad di sini ...
Erika berbalik badan dan melempar senyum pada Yunan. "Yunan, Ibu mau tanya sesuatu boleh?"
Alis anak itu terangkat. "Ya? Tanya saja Bu."
Erika menghampirinya dan duduk di sampingnya.
Setelah menarik napas, Erika mulai bertanya dengan serius. "Mm ... jadi begini, nak. Ada teman Ibu. Perempuan. Hm ... kita sebut saja dia Bunga. Nah, si Bunga ini sudah menikah. Tapi, ternyata dia belum bisa melupakan seseorang yang dulu pernah dekat dengannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXI (SEDANG REVISI)
SpiritualJika kamu sedang mencari novel Islami/syar'i, mohon maaf kamu salah alamat, zheyenk :) ANXI mungkin bukan untukmu. Coba peruntunganmu di karya saya yang lain : Tirai, Cincin Mata Sembilan (link di bio) ANXI *Untuk Dewasa 21+* Peringkat tertinggi #1...