.
.Seberat apapun cobaannya, pasangan yang membangun rumah tangga karena Allah, insyaallah pada akhirnya akan dibimbing untuk menemukan jalan keluar.
.
.***
Yoga menemukan dirinya di tengah ruang gelap tanpa ujung.
Ini adalah mimpi, dia mengenalinya.
Sebuah suara wanita terdengar diucap dengan lirih. Shalawat pada Nabi Muhammad, lalu namanya disebut di dalam do'a. Kemudian terlantun ayat demi ayat dari Al Fatihah.
Seseorang mengiriminya surat Al Fatihah.
Siapa?
Menatap sekeliling, tak ada sesuatu apapun. Dia memicingkan mata, berusaha mengingat suara ini. Dia merasa mengenalinya.
Samar, sesuatu berwarna putih bercahaya redup muncul dalam kegelapan. Seorang wanita mengenakan mukena putih. Seseorang dari masa lalunya.
Erika!!
Wanita itu mengangkat kedua telapak tangannya. Memohon penuh harap. Bibirnya tidak bergerak, tapi suara hatinya terdengar jelas.
Ya Allah, aku bersimpuh di hadapan-Mu. Memohon ampun.
Ampunilah aku, hamba-Mu yang penuh dengan kekurangan ini.
Ampunilah aku, seorang istri yang penuh dengan cacat.
Maafkanlah aku yang masih belum bisa melupakan orang itu sepenuhnya.
Dia terhenti sesaat. Air matanya tumpah.
Yoga menatapnya penuh iba. Dia melangkah mendekatinya.
Wahai Engkau Yang Maha Menggenggam hati. Engkau Yang Tahu betapa hatiku tersiksa karena tak bisa hadir di sampingnya di saat-saat sulitnya.
Mohon angkatlah penyakitnya ya Allah. Ringankanlah segala kesulitannya.
Yoga duduk persis di sampingnya. Mendengarkan dengan tidak yakin. Apakah ini benar terjadi, atau murni bunga tidur? Ini pasti karena kemarin nama Erika disebut oleh teman-teman SMA-nya. Pasti karena itu.
Erika terlihat menarik napas panjang.
Sayangilah dia ya Allah. Cintailah dia. Aku yakin, cinta-Mu padanya jauh lebih besar dari cintaku.
Tolong ... tolong tenangkan hatiku ya Allah. Hati yang semestinya menjadi milik suamiku, utuh.
Sebab tanpa pertolongan-Mu, aku hanyalah hamba yang lemah. Aku kuatir, akan menjerumuskan diriku dan keluargaku dalam keburukan.
Selamatkanlah aku ya Allah. Selamatkanlah kami semua.
Wahai Engkau Yang Maha Tahu, tetapkanlah yang terbaik bagi kami semua.
Aku ...
Erika kembali berhenti berdo'a dan air matanya kembali jatuh.
Tolong berikan petunjuk-Mu ... Bagaimana caranya melupakan dia. Bagaimana? Tolonglah aku ya Allah ...
Tangisnya makin menjadi. Membuat hati Yoga ikut sakit melihatnya.
Tangannya berusaha menyentuh pipi Erika, dan sesuai dugaannya, ini tidak nyata. Sebab dia tak bisa menyentuhnya. Wanita di hadapannya transparan tanpa raga.
Tapi dia tetap berusaha mengusap air matanya. Biarlah. Ini hanyalah mimpi. Mimpi indah baginya. Hadiah dari Tuhan untuknya.
Yoga menatapnya penuh kelembutan. Dia memang telah merelakan Erika. Benar. Tapi merelakan, tentu tidak sama dengan melupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANXI (SEDANG REVISI)
SpiritualJika kamu sedang mencari novel Islami/syar'i, mohon maaf kamu salah alamat, zheyenk :) ANXI mungkin bukan untukmu. Coba peruntunganmu di karya saya yang lain : Tirai, Cincin Mata Sembilan (link di bio) ANXI *Untuk Dewasa 21+* Peringkat tertinggi #1...