Bagian 137 (Suluk)

699 96 7
                                    

Kepada-Nya naik gubahan-gubahan kata yang indah, yakni Laa ilaaha illallah.
Dan kepada-Nya terangkat amal yang sholeh.

~ Q.S Al Fathir : 10

***
.
.

Hari ke-20 Suluk ...

Ustad Umar dan Yoga duduk bersila berhadapan di dalam masjid yang sepi. "Sekarang, kamu punya waktu 20 hari lagi. Sudah sampai mana bacaan Qur'anmu?" 

Yoga segera membuka Al Qur'an yang diletakkannya di atas rekal kayu, di bagian yang sudah ditandai dengan tali merah. " ... sampai di ... surat Al Anfal." 

Lawan bicaranya terdiam sesaat. Surat Al Anfal yang ditandai Yoga adalah surat ke-8 dari 114 surat. Juz ke-10 dari 30 juz. Untuk orang yang sudah setengah jalan di masa Suluknya, progress ini termasuk relatif lambat. Teman-temannya yang mengikuti program Suluk 20 hari, bahkan ada yang sudah khatam berkali-kali.

Ustad Umar menghela napas. "Baiklah. Tidak apa-apa. Insyaallah akan kita kejar khatam setidaknya satu kali dalam 20 hari ke depan."

"Insyaallah. Saya akan berusaha, Ustad."

"Sekarang, lanjutkan dari yang terakhir kamu baca."

Yoga menarik napas sebelum mulai membaca, "A'udzubillahiminasy syaithonirrajiim. Bismillahirrahmanirrahiim."

اِنَّ شَرَّ الدَّوَاۤبِّ عِنْدَ اللّٰهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِيْنَ لَا يَعْقِلُوْنَ

"Inna syarrad-dawābbi 'indallāhiṣ-ṣummul-bukmullażīna lā ya'qilụn." *

* Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mendengar dan memahami kebenaran) yaitu orang-orang yang tidak mengerti. (Q.S. Anfal : 22)

وَلَوْ عَلِمَ اللّٰهُ فِيْهِمْ خَيْرًا لَّاَسْمَعَهُمْۗ وَلَوْ اَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
"Walau 'alimallāhu fīhim khairal la'asma'ahum, walau asma'ahum latawallaw wa hum mu'riḍụn." *

* Dan sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka, tentu Dia jadikan mereka dapat mendengar. Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka berpaling, sedang mereka memalingkan diri. (Q.S. Anfal : 23)

"Berhenti sebentar di situ. Ada beberapa cara baca tajwidnya yang kurang tepat. Saya akan bahas satu per satu, dimulai dari basmallah.

Huruf ha di bacaan basmallah pada kata rahman dan rahiim, menggunakan huruf ha kecil, bukan ha besar. Jadi ketika membacanya, tanpa tekanan. Ha, bukan HA." Jelas pria itu sambil menyuarakan huruf ha besar dengan kedalaman suara seolah ditekan di tenggorokan.

Yoga mencoba membunyikan kedua huruf itu, merasakan bedanya di pita suara. "Baik. Saya paham, Ustad."

"Ini penting, karena di mahzab kita, mahzab Imam Syafi'i, basmallah dibaca zahar di awal surat. Terutama saat salat jamaah Subuh, Maghrib, Isya. Dan surat Al Fatihah adalah salah satu rukun wajib salat, yang menentukan sah atau tidaknya salat kita. Nah, jadi kalau suatu saat kamu bertindak sebagai imam salat ... ,"

Belum usai kalimat itu, Yoga menggelengkan kepala dengan mantap. "Jangan kuatir Ustad. Saya tidak pernah berani jadi imam. Di masjid, di kantor juga selalu mempersilahkan yang lain untuk jadi imam. Saya cukup tahu diri. Orang seperti saya tidak pantas jadi imam," paparnya sambil nyengir.

Ustad menghela napas. "Ya memang secara adab begitu. Kita harus merendah, dan mempersilahkan yang lain untuk menjadi imam. Tapi kalau situasinya tidak memungkinkan, misalnya ... ," jeda beberapa saat. Dia seperti sedang berusaha berhati-hati memilih kata.

ANXI (SEDANG REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang