Si kembar tuh sudah semakin besar dan sudah waktunya bagi mereka untuk sekolah TK nol kecil. Dan seperti orang tua pada umumnya. Pasangan suami istri itu juga mempunyai kecemasan berlebih tentang si kembar yang akan masuk sekolah.
Meskipun bukan pertama kalinya bagi mereka untuk mengurusi hal seperti ini. Lantaran Sandeul sudah lebih dulu sekolah. Namun yang menjadi perhatian dan fokus mereka ada sifat penakut si bungsu dan sikap tidak bisa diam si sulung. Karena kalau tidak dari sekarang mereka tangani, bisa-bisa membuat repot guru atau pun teman-temannya.
Sudah tahu bukan kalau si bungsu kita itu penakutnya bukan main. Bahkan tentang urusan ke kamar kecil, Minghyunie pasti sudah menangis duluan jika dirinya tidak bersama dengan Tuweek-tuweek (bebek karet yang biasanya dia genggam ketika pup dan pipis) atau pun ibunya.
Jadi hal pertama dilakukan pasangan ini adalah menanamkan pelatihan kemandirian untuk si bungsu. Dari mulai caranya memakai sepatu sendiri, merapikan peralatan tulis dan gambarnya, hingga pergi ke toilet sendiri.
"Minghyunie nanti kalau di sekolah mau pipis atau pup tidak boleh nangis arachi. Bilang pada ibu guru dan minta antarkan ke toilet" Ujar ibunya yang sedang memberi pengertian pada si bungsu itu.
Mendengar ibunya bilang seperti itu lantas membuatnya bertanya mengapa. Lagi pula kenapa harus minta ditemani ibu guru. Kan ada ibunya dan Tuweek-tuweek seperti biasa.
"Tama umma~ Minyun maona tama umma tama tuweek-tuweek" Katanya.
Duh! Kalau si bungsu sudah ngotot begitu alamat bakalan sedikit susah nih ketika harus mengajarkan si bungsu untuk mandiri ke kamar mandi.
"Kan kalau disekolah umma tidak ikut" Ujar ibunya lagi memberitahu.
Hah?
Si bungsu itu tampak terkejut ketika mendengar ibunya berkata seperti itu."Umma ndak ada? Hiks tenapa?"
Tanya si bungsu yang bibirnya sudah mencebik, sepasang manik bulatnya pun mengembun pertanda sudah akan menangis. Jemarinya pun meremat erat dress yang dipakai oleh ibunya. Duh! Minghyun jadi makin takut kan."Minyun tatut talo umma ndak ada~ tuweek-tuweek juga" Ujarnya lagi dengan air muka yang sedih sekali.
"Talo Minyun tanen gimana?" tanyanya.Duh! Minghyunie kan cuma sekolah. Bukan pergi wamil. Paling lama dua jam lalu pulang lagi. Masa sebentar saja sudah kangen sih... kkk
"Aigoo kalau sudah mau sekolah harus berani dong. Berani seperti Power Rangers" Ibunya kembali berusaha membujuk lagi. Sedikit tertawa dengan ucapan Minghyun yang dikit-dikit selalu merasa rindu.
"Aigoo Minghyunie makanya apa appa bilang, jangan rindu. Rindu itu berat. Biar appa saja... kkkk" Celetuk ayahnya spontan yang sedang bermain game. Dan dirinya ikutan tertawa saat mendengar pengakuan si bungsu yang selalu rindu.
Tidak menggubris sama sekali tentang kelakar sang suami, wanita kelahiran Januari pun kembali memberi pengertian pada bungsu kesayangannya itu.
"Kenapa musti takut nak? Kan nanti Minghyunie sekolahnya sama hyung. Iyakan Sunghyunie hyung?"
"Heem" Si sulung yang sedari tadi menonton ayahnya yang bermain game pun mengangguk ketika di tanya oleh ibunya, "dantana Minyuni nti talo mao pipit tama pup hyung antelin. Ote!" Katanya yang mengacungkan dua jempolnya ketika bilang 'OKE'
"Tapi umma~" Sunghyun tiba-tiba jadi kepikiran sesuatu nih.
"Tapi kenapa hyungnim?"
"Umma di tetolah ada tipi ndak? dem (game) ada juga nda? Cuyun mao nonton ultlamen. Ada tutat juga ndak? Talo Cuyun lapel nti ambil jelly umami na dimana?"
'YOU LOSE'
Kyuhyun mendadak menjatuhkan stick playstation nya dan terpaksa kalah dari duel virtualnya saat mendengar si sulung bertanya seperti itu tentang sekolah. Dan bukan hanya dia saja. Sungmin pun juga demikian. Sama kagetnya dengan Kyuhyun.
Pasalnya minimal reaksi wajar dari seorang anak ketika pertama kali mendengar kata sekolah adalah antara takut, antusias dan tak sabar. Lalu yang mereka tanyakan adalah di sekolah belajar apa serta apakah ayah atau ibunya menemani mereka di sekolah?
Tapi pertanyaan si sulung itu lain daripada yang lain. Yang dia tanyakan malah seputar TV, game, dan kulkas. Ya jelas tidak ada dong Hyungnim!
"Ya jelas tidak adalah Hyungnim!" Seru ayahnya.
"Disekolah itu tempat belajar. Bukan buat nonton TV, makan, apalagi main game" Ayahnya menjelaskan pada si sulung itu.
Sunghyun ketika mendengar jawaban dari ayahnya lantas terdiam dan berpikir. Lalu dia melihat adik kembarnya yang masih berpikir tentang bagaimana caranya untuk mengumpulkan keberanian agar dapat ke toilet sendiri.
Ya ampun Minghyun kan nanti ada bu guru yang menemani. Kenapa harus dipikir nak...
"Tapi di tetolah umma itut juga tan. Temenin Cuyun tama Minyun?" Tanya Sunghyun.
Ibunya pun menggeleng. Lalu atensinya mengarah pada sang ayahnya kembali, "Appa yang itut temenin tan?"
Kyuhyun menggeleng, "Appa kan harus kerja Hyungnim" Jawab Kyuhyun yang menelus kepala balita tersebut.
Yah, Sunghyun kecewa nih ketika orang tuanya menggeleng. Jadi artinya mereka berdua bakal berada di sekolah sendirian ya?
"Cuyun ndak mao tetolah ah!" Serunya yang tiba-tiba memutuskan niat tidak jadi ke sekolah.
"Nde Minyun juga!" Seru si bungsu yang ikut ikutan hyungnya. "Minyun tatut ah tetolah"
"Iya tama! Cuyun juga"
Keputusan keduanya pun sontak membuat orang tua mereka bingung.
"Eh? Loh kok begitu?"
Padahal kan sebelumnya si kembar senang sekali loh mau masuk TK nol kecil. Sekarang kok malah jadi pada takut ke sekolah?
.
.
.
tbc
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180613.21:06
.
.
.
ps: Mau tau cara apa yang di pakai Kyumin untuk membujuk si kembar agar mau sekolah?
Nantikan mereka di next update ya....
.
See Ya^^
xoxo
…
KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...