One day with Appa

691 162 78
                                    

Capek tapi senang ketika harus menjaga dan mengasuh kedua bocah kembar yang aktifnya bukan main. Apalagi si gembul nih satu. Anak satu ini membuat ayahnya harus bisa lebih waspada.

Karena kalau salah-salah dia bisa kejedut lagi seperti tadi. Tuh, benjolnya saja belum hilang. Hyungnim tuh ya memang senang buat atraksi anaknya. Loncat sana, loncat sini. Lari sana dan sini. Belum lagi kalau kompak dengan Minghyun untuk mengacak-acak rumah.

Haduh! Ampun deh. Ampun. Untungnya Sandeul enggak ikut tinggal di rumah. Dia ikut ibunya ke supermarket. Coba kalau Sandeul juga di rumah. Duh! Bakalan cantik nanti ayahnya ini. Habis di make over karena main salon-salonan. Miss Korea saja kalah cantiknya. Hehehe...

"Lingkalan kecil, lingkalan kecil, lingkalan betal. Dikatih pitang, dikatih pitang, lalu di makan... Appa Minyun mau banana~~"

Nah si bungsu nih. Ada-ada saja. Tadi dia anteng menggambar sembari bernyanyi. Tahu-tahu nyeletuk minta banana.

"Iya sebentar appa ambilin dulu"
"Haduh Hyungnim. Turun dulu dong. Jangan gelayutan di kakinya appa." Jadi susah kan mau berjalannya. Tapi dasar gembul. Dia malah menggeleng dan tertawa cekikikan.
Hiii, Hyungnim serem ah ketawanya.

"Appa ayok lagi-lagi" Katanya yang terus-terusan minta di gendong sambil di ayun-ayun. Tidak tahu kalau dia berat sekali apa. Hufft! Lengan ku saja sampai pegal.

"Appa banana, juteyo" Tak kunjung mendapatkan banana untuknya. Si bungsu minta lagi sama ayahnya.

"Iya nak. Sebentar. Hyung turun dulu ya"

"Gamaooo" 

Duh! Susah amat sih ini anak.

"Uwah, hyung ada keranjang tuh. Hyung masuk ke sana nanti appa dorong ya. Kayak naik kereta. Mau enggak?"

Kebetulan ada keranjang yang biasanya di isi buat handuk kotor. Ku masukan saja si gembul ini ke dalamnya. Lalu ku seret eh, ku dorong deng. Hehe. Dari pada dia minta gendong terus.

"Iya pa, mau, mau" Katanya bersemangat.

Nah selesai. "Hyung pegangan yang kenceng ya. Keretanya berangkat!" Aku pun mendorong keranjang yang berisi Sunghyun menuju dapur. Untuk mengambil banana buat Minghyun.

"Appa kok belenti tih" Waduh, sial. Dia ketagihan. Kalau begini mah bakalan sulit untuk berhenti.

"Oh, kitas mau isi bahan bakar. Hyungnim tangkap!" Seru ku padanya seraya melempar buah pisang.

"Uwah banana" Sunghyun seketika matanya langsung berbinar melihat ada dua buah pisang di tangannya.

"Eits, jangan dimakan semua. Kasih bagi juga buat Minghyunie" Ujar ku padanya.

"Oh, oke" Jawabnya sok pakai bahasa Inggris. Tapi biarlah biar keren. Kalau katanya Sunghyun sih dia keren dari lahir. Oh, astaga. Ada-ada saja memang dia ini.

"Oke, kereta akan segera jalan. Misi kita adalah mengantarkan banana untuk Minghyunie" Aku pun mendorong lagi keranjang yang berisi si gembul.

"Aye aye Kapten" Sahut Sunghyun.

Fiuh! Berat juga ternyata. Sunghyun sih enak di dorong di dalam keranjang. Lah ayahnya ini yang bertugas mendorong. Ngos-ngosan loh. Mau ambil minum dulu.

"Minghyunie" Panggil Sunghyun yang masih betah duduk menyender di dalam keranjang. "Banana" Lalu ia memberikan banana tersebut kepadanya.

"Yuung naek keleta loh. Minyun mau ikut ndak. Tapi beli kalcit dulu. Pakek banana segigit. Hehe"

Hah?

Apa yang barusan Sunghyun katakan tadi?

"Mau Yuung mau!" Si bungsu itu lantas beranjak dari kegiatan menggambarnya. Lalu ikutan masuk ke dalam keranjang. Dengan di bantu Sunghyun.

"Ini hyung banana nya. Segigit aja kan ya. Yeay Minyun ikutan naek keleta"

Oh... tanpa sadar muncul segitiga siku-siku imajiner di kening ku. Dasar si gembul. Masih kecil sudah pintar bernegosiasi. Jadi maksud pembicaraan mereka berdua tadi adalah Sunghyun menawari Minghyun naik kereta. Tapi harus bayar karcis nya dulu begitu. Dan karcisnya itu segigit banana?

Aigoo. Itu baru anak-anak ku. Hehehe. Masih kecil sudah pintar.

Yee, tapi Hyung tinggal bilang saja kalau kamu banana kurang. Pakek segala segigit pisang jadi karcis untuk masuk ke dalam keranjang. Aigoo.

Eh, tunggu deh. Sebentar. Kalau dua-dua nya pada masuk kesana. Itu berarti jadi makin berat dong. Ayahnya ini mendorong.

"Appa, ayok pa. Keleta na jalan lagi. Tut, tut, tuuuut!!!!!"

"Aigoo, aigoo"

Menjaga dan mengasuh si kembar ketika ibunya sedang ke supermarket itu berat. Orang lain tak akan sanggup. Biar ayahnya saja yang ngos-ngosan.

"Udah (hosh, hosh) ya... appa capek"

"Lagi-lagi"

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181009.08:35
.
.
.
See ya^^



Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang