Belajar mandiri -1

508 158 46
                                    

Si bungsu Minghyun lagi ingin makan roti pakai selai nih. Tapi selai stroberi kesukaanya diletakkan di lemari yang tinggi. Aduh, Minghyun jadi kepayahan buat mengambilnya. Padahal sudah pakai bantuan kursi.

"Aduuuh~~" Minghyun sampai ngos-ngosan nih. Capek, habis lompat-lompat.

"Minghyunie mau ambil apa?"

Eh, ada Sandeulie nuna. Itu loh nuna, Minghyunie mau ambil selai stroberi di lemari. Tapi karena belum tinggi, jadinya susah dia ambil.

"Oh, kenapa enggak minta bantuan nuna aja sih. Sini turun. Nanti jatoh loh berdiri diatas kursi begitu. Biar nuna yang ambilin" Ujar Sandeul yang kemudian bergantian naik ke kursi.

Uh, padahal kan Minghyun tadinya mau berusaha sendiri untuk ambil selainya. Tapi lagi-lagi dia dibantu sama nunanya.

"Nih, selainya"

"Makatih una" Jawab si bungsu dengan sedikit lesu.

"Gagal deh mau belajal mandili" Desah si bungsu sembari memeluk botol selai.

Jadi begini, si bungsu kesayangan itu sedang berusaha untuk belajar mandiri. Karena dia ingat dengan yang ibu guru katakan di sekolah. Tentang belajar mandiri. Makanya tadi sebisa mungkin Minghyun tidak mau meminta bantuan. Tapi nyatanya, dia gagal :(

Dan waktu mau mengoleskan selai pada roti. Uh, Minghyun kepayahan nih untuk membuka tutupnya. "Tutupna kok tutah banget tih" Katanya Minghyun yang sedih. Habisnya dari tadi dia coba buat buka, belum berhasil juga.

"Minyun cuma mau maem loti kok tutah amat tih. Hiks" Loh, kok sekarang si bungsu malah menangis. Dia sepertinya kesal deh sama tutup selai yang susah dibuka.

Lalu sembari menyeka air matanya dengan punggung tangannya. Si bungsu itu pun bermonolog, "Minyun ndak boleh nanit. Kan udah betal. Kata ibu gulu kalo dah betal halut mandili. Okeh, Minyun coba lagi deh"

Namun sampai tangannya merah, tutup botolnya belum juga terbuka. Tapi Minghyun masih belum menyerah. Dia berusaha untuk membuka tutup selainya dengan sekuat tenaga. Eh, bergeser sedikit. Uwah, Minghyun senang. Sebentar lagi usahanya akan berhasil.

"Minghyunie sayangnya appa, lagi ngapain nak?" Tiba-tiba ayahnya datang dan otomatis menghentikan usaha Minghyun sejenak.

"Eh, appa udah puwang" Senyum lebar langsung diperlihatkan oleh si bungsu ketika menyambut ayahnya yang baru pulang kerja.

"Oh, Minghyunie mau makan roti pakai selai ya. Sini, sini appa bukain-"

"Tapi appa!"

Yah, terlambat. Baru juga Minghyun mau bilang kalau dia ingin berusaha sendiri buat buka tutup selainya. Eh, sudah keduluan sama ayahnya.

"Nah sudah. Makan yang banyak ya nak. Appa mau ganti baju dulu"

Minghyun pun cuma mengangguk dan menatap telapak tangannya yang memerah. Padahal tadi tinggal sedikit lagi tadi.

"Haah..." Minghyun jadi tidak semangat nih makan rotinya.

"Gimana ya bial Minyun bita belajal mandili?" Dia bergumam.

"OH! NO! BAMBEL BI BELTAHAN. AKU AKAN MENYELAMATKANMU!"

Waduh, itu diluar hyungnya Minghyun kenapa ya teriak-teriak begitu. Mana waktu masuk rumah, lantainya jadi kotor.

"Ih, yuung ndak pakek tendal lagi yah!" Selidik Minghyun.

"Kan katana umma kalo kelual pakek tendal. Yuung mau cacingna matuk kaki lagi hayoloh!"

Nah, kan hyung. Kena marah adiknya tuh. Habisnya Sunghyun tuh memang ngeyel sekali sih anaknya.

"Ih, Minyun!" Tak mau kalah. Hyungnya pun berseru.

"Yuung tuh pakek tendal tadi. Tapi copot. Waktu mau telamatin bambelbi. Omo!" Uh, Sunghyun menepuk jidatnya sendiri tuh. Baru ingat kalau dia harus menyelamatkan robot kuningnya yang kakinya lepas.

Melihat hal tersebut, si bungsu otomatis mau ikut membantu hyungnya juga dong. Karena selain harus belajar mandiri. Ibu guru juga bilang kalau kita harus saling membantu.

"Yuuung! Minyun bantu ya, ya, ya!!!"

Tapi bukannya mengangguk. Hyungnya malah menggeleng. Dan berkata, "Dantana~~ Minyun maem aja lotina. Bial yuung yang telamatin bambelbi."

Dan 'wusssh' hyungnya Minghyun yang gembul itu berlari secepat kilat.

"YA AMPUN! CHO SUNGHYUN KAN UMMA BILANG KALAU KELUAR PAKAI SANDAL. KOTOR KAN!"

Nah, loh. Sekarang gantian ibunya yang berteriak. Habis Sunghyun bandel sih ya. Makanya ibunya harus selalu berteriak begitu.

"Aigoo, lantainya kotor lagi deh" Ujar ibunya dan lalu mengambil alat pembersih lantai.

Minghyun jadi kasihan deh sama ibunya yang harus mengepel lantai.
"Umma, Minyun mau bantuin umma boleh?." Minghyun bertanya.

"Eh, tidak usah. Minghyunie duduk saja yah disitu. Tuh rotinya belum habis-"

"Tapi Minyun mau bantuin umma~~"

"Iya, besok-besok lagi ya bantuinnya. Sekarang Minghyunie duduk saja disana. Dan jangan turun dulu. Lantainya masih licin"  Jawab ibunya.

"Hah..."

Minghyun jadi mendesah lagi. Dia jadi melamun. Sedih rasanya ketika niat baiknya ditolak. Didalam hatinya Minghyun pun membatin, "Kenapa tih temuwana gak ijinin Minyun buwat mandili. Minyun juga kan cuman mau bantu~~"

"Hiks" Jatuh air matanya Minghyun.

"Loh, Minghyunie kenapa tiba-tiba menangis sayang?" Ibunya yang belum selesai mengepel lantai kan jadi bingung.


.
.
.
TBC
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190103.15:55
.
.
.
See ya^^


Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang