Uljima Minghyunie...

636 165 96
                                    

Minghyun sudah tahu nih kalau ternyata dirinya sendirian. Ibunya tidak ada. Nuna nya tidak ada. Hyung nya juga tidak ada.

Hiks, kan jadi sedih dia.

Karena Minghyun yang terus menangis tanpa henti, makanya ia di gendong oleh ayahnya. Diajak jalan-jalan sampai mengitari komplek perumahan pun sudah.

Namun dasarnya si bungsu yang kalau menangis durasinya bisa lama. Ayahnya pun lelah, kalau disuruh terus-terusan berjalan-jalan mengitari komplek.

"Uljima sayangnya appa" Tanpa lelah, ayahnya Minghyun menyuruhnya dengan lembut agar berhenti menangis.

Kasihan kan. Karena kalau terus-terusan menangis nanti capek. Terus suaranya jadi serak, matanya sembab dan kepalanya sakit. Ayahnya tak mau kalau Minghyun sakit.

Akhirnya mereka kembali pulang. Minghyun yang tadinya sudah mau berhenti menangis mendadak dia menjerit lagi. Lantaran melihat suasana rumah yang masih sepi.

Uh, Minghyun kan tidak menyukai sepi.

"Aigooo, Minghyunie uljima~" Kata ayahnya. Lalu membawa Minghyun masuk kedalam.

"Eh, kita buat-buat yuk. Ayo buat prakarya. Minghyunie mau buat apa ya kita hari ini?"

Ayahnya baru ingat kalau Minghyun kan suka dengan hal-hal yang berbau kerajinan tangan. Kenapa tidak dicoba saja pakai pengalihan ini.

Jadi ayahnya pun beranjak pergi ke ruang kerjanya. Untuk mencari kertas, karton, atau apapun yang dapat di jadikannya bahan untuk membuat kreasi. Dan tentu saja sembari menggendong Minghyun.

"Uwah, yuk kita buat kelinci yuk!" Ajak ayahnya. Terbesit ide untuk membuat kelinci setelah melihat tontonan di tv.

Minghyun masih sedih. Air matanya masih keluar. Bahkan ketika tangan gemuknya sedang berusaha mengikuti apa yang sedang ayahnya lakukan.

Menggunting kertas, menjadi bagian kecil berbentuk persegi panjang. Lalu menggulungnya dan menempelkannya dengan lem kertas. Sesudah itu diberi mata, hidung, dan mulut. 

"Uwah, jadi deh kelincinya. Bagus ya nak" Ujar ayahnya.

Melihat ada dua kelinci lucu yang baru saja di buat ayahnya langsung membuat Minghyun sedikit tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat ada dua kelinci lucu yang baru saja di buat ayahnya langsung membuat Minghyun sedikit tersenyum. Sedikit sih. Tapi tak apa. Lebih baik ketimbang menangis.

"Sekarang mau buat apa lagi?" Tanya ayahnya.

"Tuweek tuweek appa!" Seru Minghyun namun dengan suara yang masih sesunggukan.

"Kalau tuweek-tuweek berarti warnanya apa ya?" Ayahnya bertanya.

"Tuning" Jawab Minghyun dengan suara serak.

"Uwah, betul. Kuning warnanya. Kalau kuning bahasa inggrisnya apa ya?" Tanya ayahnya lagi. Karena sedikit demi sedikit perhatian Minghyun tak lagi berpusat pada ibu dan kedua kakaknya.

"Yellow" Jawab si bungsu.

"Uwah, betul lagi. Minghyunie pintar deh. Sekarang ayuk kita cari kertas yang warna kuning" Ajak ayahnya. "Kertas kuning, dimanakah kamu berada?"

"Keltat Tuning, dimanakah kamu belada?"

"Appa ketemu!!!" Seru Minghyun ketika melihat ada karton kuning yang disimpan di atas lemari.

"Uwah, Minghyunie hebat. Bisa menemukan si kuning. Ayo kita buat tuweek-tuweek dengan ini!"
"Ayok, ayok, ayok" Sorak Minghyun yang tak lagi menangis.

Nah bebeknya sudah jadi tuh. Bagus ya bebeknya Minghyun. Ada matanya, ada tangannya, kakinya, mulutnya... Hehe.

Minghyun senang sekali soalnya dia habis membuat prakarya baru dengan ayahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minghyun senang sekali soalnya dia habis membuat prakarya baru dengan ayahnya. Dan rasanya ingin cepat-cepat deh menunjukkan karyanya pada ibu, nuna, dan hyungnya.

Tapi...

Kok mereka tidak ada.

"Hiks" Minghyun jadi sedih lagi.

"Ummaaaaaa"

"Unaaaaaaa"

"Yuuung"

"Yah, uljima Minghyunie. Kok jadi sedih lagi sih nak. Ayo kita main sama bebek ya. Eh, hallo tuan kelinci nama ku tuweek-tuweek. Perkenalkan" Ayahnya sekarang mencoba untuk mendongeng.

Namun tak berhasil Minghyun sudah sangat sedih dan merindukan ibunya. Nuna dan Hyungnya juga.

"Ummaaaaaa" Panggilnya lagi.

"Iyaaaaa. Aigoo bungsunya umma uljima" Akhirnya ibunya pulang tuh dari supermarket. Bersama nuna dan hyungnya juga. "Minghyunie/Minyunie...."panggil mereka berdua.

"Hiks, umma. Una, yuung" Panggilnya, "Minyun tanen"

Hufft!

Akhirnya ayahnya bisa elap keringat. Kalau sudah pada pulang. Tandanya sudah aman.  

.
.
.
Fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181008.20:00
.
.
.
see ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang