Bad dream

572 152 70
                                    

Aku dan ibunya anak-anak langsung terbangun. Begitu mendengar suara jeritan yang berasal dari kamar Sandeul. Aku pun jadi panik. Sama seperti ibunya anak-anak yang juga tak kalah panik. Kami pun lantas keluar kamar untuk melihat Sandeul.

Aku kaget ketika melihat si kembar yang sudah berdiri di depan pintu kamar nuna mereka. Ikut juga berteriak memanggil Sandeul. Rupanya si kembar juga ikutan terbangun karena suara teriakan Sandeul.

"Sandeulie sayang. Buka pintunya. Sandeulie!" Ibunya pun panik. Mengetuk pintu kamar Sandeul. Dari dalam sana aku bisa mendengar kalau ada suara tangisan.

"SANDEULIE" Aku berteriak, menggedor pintu kamarnya yang ternyata tidak dikunci tersebut. Dan begitu masuk kami berempat sudah melihat Sandeul yang menangis. Penuh air mata. Dia duduk meringkuk di pojok tempat tidurnya. Seperti ketakutan.

"Sandeulie" Ibunya lantas langsung menghampirinya dan memberi pelukan. Seraya berkata, "jangan takut. Umma disini nak"

"Hiks umma" Tangis Sandeul pecah dan makin keras. Si kembar pun ikut menghampiri kakak perempuan mereka.

Sunghyun meskipun tak berkata apa-apa. Bocah gembul itu dengan lembut menggenggam tangan nunanya. Seakan-akan memberikannya kekuatan.

"Sandeul mimpi seram umma" Adunya pada sang ibu.

Sepertinya mimpi yang dialami si cantik ku itu amatlah seram. Terbukti dengan dirinya yang sampai gemetar ketakutan.

"Tidak perlu takut lagi nak. Ada umma disini sayang. Sandeulie tenang ya. Itu hanya mimpi" Ujar ibunya.

Tapi sekali lagi Sandeul masih bergetar ketakutan. Lantaran mimpinya amat seram. Dia bermimpi dikejar dinosaurus katanya. Bukan seekor dinosaurus biasa melainkan seekor dinosaurus yang memiliki gigi tajam yang suka memangsa.

Hah, mimpi ini pasti efek dari film yang sebelumnya di tonton oleh Sandeul. Soalnya sebelum tidur anak itu sempat ngotot mau ikut nonton film bertemakan dinosaurus bersama diriku dan ibunya. Jadinya terbawa mimpi deh.

"Una tadi tebelom bobo baca doa dulu gak?" Tanya si bungsu Minghyun pada Sandeul.

Lalu Sandeul menggeleng. Dia baru ingat kalau lupa membaca doa sebelum tidur. Lantaran sudah terlalu ngantuk tadi.

"Makana una. Kalo mau bobo baca doa dulu. Iya kan yuung" Kata si bungsu menatap hyungnya yang masih setia menggenggam erat tangan Sandeul. Guna memberi kekuatan keberanian.

"Hem" Sunghyun hanya mengangguk.

"Iya tuh benar apa kata Minghyunie. Kalau nuna mau bobo jangan lupa untuk berdoa" Tambah ibunya menjelaskan.

Aku yang sedari tadi berdiri akhirnya memutuskan untuk duduk di samping Sandeul.

"Nuna" Aku memanggilnya, mengusap kepalanya lalu mengecup pucuk kepalanya. Bergantian juga dengan si kembar.

"Nah sekarang kita berdoa yuk" Ajakku pada seluruh anggota keluarga.

"Minghyun yang pimpin doa bisa?"

Si bungsu yang religius itu pun langsung mengangguk. Lalu dengan aksen cedalnya, si bungsu kesayangan kami pun memimpin doa.

Setelah berdoa selesai kami masih berkumpul di kamar Sandeul. Menungguinya sampai benar-benar lelap tertidur. Karena kalau mau langsung ditinggal kan kasihan. Kami tak tega.

Si bungsu Minghyun bahkan sudah menyusul nunanya ke alam mimpi. Ia tidur tepat di samping nunanya. Namun Sunghyun dia tidak ikutan tidur. Padahal kami tahu kalau dia adalah rajanya tidur.

"Hyung enggak bobo?" Tanya ibunya.

"Gak" Jawabnya singkat.

"Kenapa nak? Mau pipis? Mau appa anterin?" Tawar ku.

Tapi Sunghyun menolak.

"Bobo yuk udah malem. Nuna sama Minghyun udah bobo juga" Kata ibunya yang meminta bantuan ku untuk mengangkat si bungsu.

Tapi sekali lagi Sunghyun menggeleng. Dia lantas berkata, "Cuyun mau ditini. Mau nemenin una bial gak mimpi buluk lagi" Ujarnya.

Aku dan ibunya sama-sama tersenyum. Sunghyunie kami memang seorang jagoan kecil. Dibalik sifat nakal dan jahilnya, anak itu ternyata adalah seorang yang amat penyayang. Apalagi terhadap dua saudaranya. Buktinya adalah sejak tadi Sunghyun belum melepaskan genggaman tangannya dari sang nuna.

Jagoan kecil kami itu lebih suka bertindak dengan perbuatan langsung. Ketimbang harus berkata-kata.

"Tapi udah malam nak. Hyung kalau mau jagain nuna boleh kok bobo disini. Tapi" Ujar ibunya.

"Pipis dulu yah, biar nanti kasurnya nuna enggak kena-"

"Cuyun ndak nompol loh umma" Sunghyun mulai sensi. Oke, oke...
"Maksudnya umma, biar nanti Sunghyunie enggak pipis di kasurnya nuna" Ralat ibunya agar Sunghyun tidak ngambek.

Dan hal itu mampu membuat ku tertawa. Kalau saja tidak ada Minghyun digendongan ku. Saat ini aku pasti sudah tertawa terpingkal-pingkal. Namun aku harus memindahkan Minghyun agar tidurnya nyaman.

Astaga, si gembul kecil kesayangan kami ini. Selalu bisa saja mencairkan suasana.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181018.21:56
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang