Potong Rambut

598 163 116
                                    

Rambutnya si bungsu kesayangan sudah mulai panjang nih. Sudah menusuk mata. Sepertinya harus di potong agar kelihatan rapih kembali. Tapi...

Tidak lagi-lagi deh aku mengajak si kembar ke salon untuk potong rambut. Apalagi si bungsu nih. Tahu sendiri kadang dia suka menel kalau diajak ke salon. Mintanya yang aneh-aneh. Nyeleneh.

Yang minta rambutnya di keriting lah, minta paman yang mencukur rambutnya menyetel full episode Power Rangers lah. Belum lagi kalau nanti dia menangis karena kecewa melihat rambutnya berbeda. Tidak sama dengan sebelumnya. Haduh! Sudah lah. Tidak lagi-lagi.

"Umma lambutna nutuk mata"

Tuh kan baru di bilang, Minghyun sudah mengeluh tentang rambutnya.

"Yasudah yuk. Umma potongin mau ya"

Biar aku saja deh yang memotong sendiri rambutnya. Lagian dia masih kecil ini. Mana bisa protes kalau aku ibunya yang menotong sendiri rambutnya. Tapi kok mendadak aku melihat keraguan di mata Minghyun ya?

"Emang umma bita?"

Aigoo anak satu ini meragukan kemampuan ku sepertinya. Ya langsung ku jawab saja sembari menepuk dada. Merasa bangga.

"Ya bisa dong. Kan umma jago potong rambut"

Minghyun pun akhirnya setuju. Dia mengangguk dan nurut saja ketika ku tuntun dia menuju halaman belakang rumah. Lalu ku suruh Minghyun duduk di kursi kecil. Di tempat biasanya Sandeul bermain.

"Minghyunie tunggu sini bentar ya. Umma mau ambil gunting dulu"

"Nde umma"

Aigoo, bungsu kesayangan ku memang kalem dan penurut. Jadi gemas lalu ku cium pipi tembam nya. Dan segera ku masuk ke dalam untuk mengambil peralatan tempur ku.
Yup! Semuanya sudah siap. Dan saatnya merapihkan rambut si bungsu. "Eh, tapi Minghyun pakek ini ya"

"Umma kenapa bawa mangkok?"

"Oh, ini biar nanti potong rambutnya rapih"

Minghyun tiba-tiba meragukan ku kembali.

"Kok pake mangkok ma? Kan Minyun bukan mi. Yang pakek mangkok" Tunjuk Minghyun pada mangkuk plastik tersebut.

Maksudnya Minghyun itu adalah kenapa mangkuknya di taruh ke kepalanya. Kan kepalanya bukan makanan.

"Ya kan biar rapih nak. Supaya potong rambutnya sama. Kan bagus nanti. Uwah rambutnya Minghyunie kayak mangkok mi ayam" Eh? Apa yang barusan aku katakan tadi?

"JINJJA!" 

Loh Sunghyun sejak kapan ada di sini? Loh, loh, loh kenapa badannya kotor semua. Haduh! Anak ini pasti habis bermain pasir lagi deh. Heran deh sama Sunghyun suka sekali main kotor-kotoran begini.

"Umma, Umma, Umma" Panggilnya padaku sembari meloncat loncat.

"Cuyun juga mao ma. Lambutna kayak mangkok mi ayam"

Eh? Apa tadi yang dikatakan Sunghyun barusan? Dia mau model rambutnya seperti mangkuk mie ayam?

Huh? kalau ini mah pasti Sunghyun yang salah pengertian deh. Tapi yasudah sekalian saja keduanya ku rapihkan rambutnya. Biar sama-sama. Kan mereka kembar. Dan mumpung Sunghyun sendiri yang minta.

"Boleh boleh. Tapi Hyung harus cuci tangan, cuci kaki dan ganti baju dulu ya. Baru nanti umma potongin rambutnya. Oke!"

"Ay ay kapeten" Ujar Sunghyun yang hormat padaku lalu masuk ke dalam rumah. Tenang saja ada bibi Kim kok yang membantunya membersihkan diri. Dan sekarang waktunya memotong rambut si bungsu. Yang sudah siap dengan mangkuk plastik di kepalanya.

"Umma potongna yang lapih ya." Ujarnya.

"Iya nak, tenang saja. Kan umma jago"

Tapi kok sepertinya Minghyun masih meragukan kemampuan ku ya?

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180919.18:58
.
a/n: Aku ngetiknya ngebut enggak sampai 15 menit. Mumpung luang jd sempetin update deh. Sorry kalo enggak menghibur dan banyak typo. Kangen kalian. Beneran! Ku balas reviewnya kapan2 lagi yaw. Coz beneran lagi sok sibuk...
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang