Maju ke depan kelas

608 157 116
                                    

Kali ini ceritanya datang dari sekolah si kembar. Sudah lama juga ya kita tidak melihat bagaimana mereka berdua di sekolah. Kira-kira Hyungnim masih jadi preman kecil tidak ya?

"Heh Kimbum apa liyat-liyat!"  Aduh, Hyung galak amat sih. Lagian kan Kimbum cuma mau pinjam pensil milik Minghyun saja.

"Yuuung ndak boleh gitu. Kan Kimbum cuma mo pinjem pencil Minyun"

"Tuh dengerin apa kata adeknya. Enggak boleh galak. Ntar disangka guguk galak loh" Kimbum pun membalas.

Duh! Mereka berdua itu memang luar biasa yah. Sama-sama sok jadi preman kecil. Padahal sama dokter saja takut. Masih ingat insiden suntik vaksin cacar air beberap waktu lalu. Dua-duanya sama-sama membuat kehebohan. Ckckck jangan ditiru ya adik-adik.

"Yuuung udah dong. Nanti kena malah bu gulu. Jangan belantem lagi. Kimbum ini pencilna. Buwat Kimbum aja deh. Minyun matih puna banyak" Si bungsu yang murah hati.

Dan benar saja tak lama setelah keduanya diam. Ibu guru yang habis mengambil marker dan penghapus white board di kantor pun datang.

Anak-anak itu mulai belajar. Nah mereka tampak serius belajar penjumlahan. Hah, kalau soal tambah-tambahan mah. Sunghyun jago. Sombong dia. Tapi enggak papa deh. Emang bener si mbul jago kok. Kata ayahnya boleh sombong asal Jago. Aduh! Ayahnya itu. Benar-benar deh...

"Coba Cho Minghyun maju ke depan. Sini jangan malu-malu. Kita coba sama-sama mengerjakan soal ini ya. Berapa tiga ditambah dua."

Aduh! Minghyun menepuk dahinya. Kok bisa-bisa nya sih dirinya yang di panggil ibu guru. Kenapa bukan kawannya yang lain saja. Secara Minghyun belum terlalu bisa berhitung nih :(

"Ayo Minghyun ah maju sayang"

Ibu guru sudah menyuruh nya maju ke depan. Dia disuruh mengerjakan soal penjumlahan. Berapa hasil dari tiga ditambah dua? Dan ketika Minghyun maju otomatis suasana di kelas hening. Mereka takut kalau ribut nanti di suruh maju lagi.

"Aduh, belapa ya???" Minghyun bingung. Dia menggaruk rambutnya yang memang gatal.

Tengok kanan dan kiri. Eh, ada ibu guru. Lalu berdiri di depan papan tulis sembari berpikir keras. Ketika melihat ibu guru meleng, si bungsu itu menengok ke belakang. Ke arah Hyungnya.

Seakan tahu kesulitan sang adik. Maka dengan tangkas. Sunghyun pun memberitahu jawabannya. "Lima" Ucap Sunghyun tanpa suara. Dan dengan menunjukkan kelima jarinya.

Minghyun berterimakasih. Punya Hyung yang pintar. Lalu dengan percaya diri si bungsu pun menulis jawabannya di papan tulis.

Tapi...

Loh kok?

Jawabannya begitu nak?

Ibu guru tahu sih Minghyun jago menggambar. Tapi bukan berarti jawaban dari tiga di tambah dua adalah Minghyun menggambar jiplakan telapak tangannya juga kan. Namun benar juga sih kalau di pikir. Jawabannya kan lima. Dan jari Minghyun ada lima kan...

Astaga, Cho Minghyun ini memang selalu kreatif ya anaknya. Jadi gemas nih ibu guru.


.
.
.
Fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180101.18:20
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang