Petualangan si kembar

706 163 79
                                    

Si kembar ceritanya sedang menjadi bocah petualang. Mereka berdua tampak berjalan bergandengan tangan menyusuri jalan. Hanya berdua dan tidak ada yang tahu kalau mereka disana. Berada di lingkungan asing dan sedang berusaha untuk mencari jalan pulang.

Berawal dari ibu guru yang bilang jika ibunya tidak bisa menjemput mereka berdua di TK. Dikarenakan sang ibu harus ke Rumah Sakit. Lantaran kakek mereka harus di rawat. Biasalah, penyakit tua. Jadilah ayahnya yang bertugas menjemput. Sementara Sandeul pulang bersama Baro dan ibunya.

Tapi apa mau dikata, kesibukan sang ayah menyita waktunya lebih banyak. Makanya si kembar jadi telat deh pulangnya.

Padahal ibu guru sudah bilang jangan pergi kemana-mana. Duduk disitu saja. Tapi rengekan si bungsu Minghyun yang ingin cepat pulang, akhirnya membuat Sunghyun mengajaknya untuk pulang sendiri. Kebetulan juga ibu guru yang tadinya menunggui mereka sedang ke toilet.

"Yuung puwang yok" Si bungsu merengek lagi minta pulang.

"Iya iya, ayok puwang" Kata Sunghyun lalu menuntun tangan adik kembarnya tersebut.

Mereka berdua benar-benar nekat. Berjalan ke luar pintu gerbang yang kebetulan juga satpamnya sedang tidak ada. Entah pergi kemana. Mungkin ke toilet?

Berdua si kembar berjalan saling bergandeng tangan. Sunghyun celingukan. Dia tampak menghapal dan mengingat-ngingat jalan yang pernah dia lewati.

Sudah cukup jauh kaki-kaki kecil mereka melangkah. Hingga tibalah mereka di sebuah pertigaan. Dan ketika Sunghyun memutuskan untuk belok ke kiri, secara perlahan sepasang manik bulatnya berkedip.

"Ini dimana ya Minyun?"

Oh! Tidak! Mereka berdua tampaknya telah tersesat.

"Hooh ya Yuung, ini dimana?" Minghyun yang dari tadi cuma manut saja sama kakaknya, lalu balik bertanya.

"Enggak tahu" Jawab Sunghyun kemudian.

"Yah, kita bita puwang enggak ya yuung?" Minghyun menghela napasnya lelah. Lelah karena dari tadi belum sampai rumah.

"Enggak tahu" Jawab Sunghyun lagi.

Merasa lelah lalu mengajak adiknya untuk duduk di bawah pohon rindang. Lalu membuka tutup wadah minumnya. Dan menawarkannya pada Minghyun.

"Minyun aut ndak. Nih, minum dulu"
Minghyun mengangguk lalu meminum air tersebut tapi tidak sampai habis. Dia menyisakan untuk kakaknya.

Minghyun jadi menyesal deh, karena dirinya yang terus merengek minta pulang. Akhirnya malah jadi tersesat deh. Coba tadi mereka sabar menunggu sang ayah. Pasti tidak kebingungan begini kan...

"Yuung kita puwang ke tekolah aja yok" Ajak Minghyun untuk kembali ke sekolah saja.

"Eh? Katana mao puwang. Kok ke tekolah lagi?" Tanya Sunghyun yang lupa, kalau dia juga tidak tahu jalan pulang yang benar.

"Em, em..."Minghyun tampak berpikir, "...iya toalna kan appa katana mao jemput. Nanti katihan appana jemput kitana ndak ada" Ujarnya kemudian.

Sunghyun sempat terdiam sejenak. Lalu mengusap keringat yang menetes di dahinya. Dan kemudian berdiri, mengencangkan erat pegangan tas ranselnya.

"Iya deh, teltelah Minyun aja. Yuung ikut" Kalau Sunghyun sih, sebagaimana maunya Minghyun saja. Dia bakal turuti.

"Yok jalan lagi" Ajaknya lalu menggenggam tangan sang adik.

Mereka berdua masih berjalan beriringan di tengah teriknya matahari. Sunghyun tampak berpikir keras guna mengingat jalan mana yang pernah mereka lewati. Untungnya ingatan Sunghyun cukup tajam. Hanya tinggal satu belokan lagi maka mereka akan sampai di gerbang sekolah.

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang