Akibat tidak dengar kata umma

627 147 120
                                    

Anak-anak tuh ya kalau semakin dilarang melakukan sesuatu. Pasti ujung-ujungnya bakal dilakukan juga. Seperti Minghyun nih yang lagi main kejar-kejaran sama hyungnya yang gembul.

Kalau Sandeul belum pulang, dia masih di sekolah dan baru pulang nanti sore. Lantaran ada les tambahan katanya.

"Ayo kejal, kejal..."

Aduh! Kan sudah dibilangin kalau didalam rumah itu tidak boleh main kejar-kejaran. Sudah diberi teguran tapi ya masih saja...

"Minyun kena! Gantian Minyun yang jaga. Ayo kejal yuuung. Hihihi"

"Yah, kena~~. Yuuung tungguin jangan cepet-cepet lali naaaa"

Ya ampun!

"Hyungnim tidak boleh lari-lari saat berada di tangga!"

Sudah ditegur begitu tapi masih saja deh. Itu langkah kaki gembulnya terdengar kencang sekali. Adiknya jadi ikut-ikutan kan. Lari turun naik tangga.

Aduh, aduh! Jadi serasa mau copot jantung ibunya ini. Takut kalau-kalau mereka berdua jatuh. "Ih, mereka berdua itu dibilangin malah makin jadi!" Jadi was-was kan.

Apalagi ketika tiba-tiba aku mendengar ada suara debuman keras. Waduh! Tanpa pikir panjang aku pun berlari tanpa sempat mematikan kompor terlebih dahulu.

Dan benar saja dua bocah bandel itu sudah berada di bawah tangga. Posisinya saling tumpang tindih dan mengaduh. Sebentar lagi pasti rumah ini bakalan ramai karena suara tangisan.

"HUWEEE UMMA/HIKS UMMA"

Nah kan benar. Ibunya ini cuma bisa elus dada. Ketika mendapati kepala keduanya benjol. Aduh! pasti sakit sekali ya nak.  Lalu aku periksa setiap bagian tubuh mereka kalau-kalau ada yang terluka.

Lalu cepat-cepat aku menenangkan mereka berdua. Berteriak memanggil pak Kim untuk menyiapkan mobil dan membawa mereka segera ke rumah sakit. 

"Aduh, takit umma. Takiiit" Keduanya pun mengaduh sakit.

Dan benar saja, kakinya Sunghyun sepertinya terkilir. Dan lagi si bungsu kesayangan gigi susu serinya ada yang patah. Oh Tuhan! Aku jadi semakin panik. Apalagi melihat ada darah mengalir dari mulutnya.

"Ya Tuhan!!!" Aku cuma bisa meratapi keadaan ini. Oh, kasihannya si kembar. Entah bagaimana reaksi ayahnya anak-anak nanti. Bisa jadi lebih histeris dibandingkan ibunya ini.

Tapi tidak! Aku harus tetap tenang. Jangan panik. Karena kalau aku ikutan panik mereka berdua juga akan ikutan panik dan menangis dan teriak-teriak. Apalagi Minghyun yang kalau tangisannya tambah kencang, air liur yang keluar bisa membuat darahnya mengalir deras.

"Sayaaang, sayaaangnya umma. Hyungnim sayaaang. Minghyunie sayaaaang. Uljima~~"

Semoga saja masih bisa ditangani. Mengingat ini masih gigi susu. Jadi cepat-cepat aku mencari patahan giginya  untuk ku masukkan ke dalam susu. Agar nanti bisa ku bawa juga ke dokter giginya Minghyun.

Eh, tapi tunggu sebentar! Di tengah isakan si kembar aku mencium bau gosong. "Aigoo" Aku lupa kalau tadi sedang memasak sup. Oh, astaga. Ini akan jadi hari yang berat.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190209.13:02
.
.
.
A/n: Jika gigi anak patah harus langsung ditangani yah. Bawa ke dokter gigi dan jangan menunggu lama. Oh iya jangan lupa juga buat bawa gigi anaknya ke dokter gigi. Cari patahan giginya, jangan dibersihkan, langsung masukkan ke dalam susu karena susu punya banyak nutrien yang dibutuhkan untuk menjaga agar kondisi patahan gigi tetap terjaga. Kalau tidak ada susu, simpan di bawah lidah orang tua si anak.

ps. Minghyun gak papa kok. Hyungnim juga gak papa. Mereka kan kuat. Hehe.  Semoga infonya bermanfaat dan kalian terhibur.
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang