Kisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...
"Umma dinyin" Si bungsu kesayangan tampak merapat pada ibunya. Minghyun kedinginan nih, soalnya di luar hujan. Langitnya gelap karena mendung, udaranya juga jadi lebih dingin karena mentari tertutup awan sejak pagi.
"Dingin ya" Ujar ibunya lalu memeluk Minghyun agar balita itu merasa hangat. Sebenarnya sih di rumah sudah di nyalakan pemanas ruangan. Tapi dasarnya bungsu, kalau lagi kumat manjanya ya begitu deh.
"Umma, umma" Gantian sekarang si sulung yang sejak tadi sedang memandang hujan dari kaca jendela itu memanggil ibunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Biatana talo dinyin ujan begini Cuyun maem yang anet anet loh" ujarnya lalu duduk di sofa. Sunghyun tuh bilang kalau biasanya di cuaca dingin seperti ini ibunya pasti membuatkan mereka makanan yang hangat.
Itu tuh adalah kode kerasnya Sunghyun sebetulnya. Dia minta di buatkan makanan dan minuman hangat. Karena hujan kan mengundang lapar.
"Oh ya? Masa sih?" ibunya bertanya dengan nada yang pura-pura tidak tahu.
Sunghyun pun mengangguk di hadapan ibunya itu. Lalu giliran si bungsu kesayangan juga bilang, "Iya loh umma. biatana umma bitin bitin gitu" ujarnya memajukan bibir.
Maksudnya Minghyun tuh ibunya biasa membuat makanan atau minuman hangat dikala cuaca tak bersahabat seperti sekarang.
"Hem, maunya bikin apa ya?"
Hem... kedua krucilnya pun tampak dalam pose berpikir. Enaknya makan yang anget-anget tapi bikin apa ya enaknya?
"Umma Sandeul mao coklat hangat boleh ya" Si cantik datang dengan tubuh yang ia balut dengan selimut miliknya.
"Nuna kan masih batuk, belum boleh dulu minum coklat nak. Teh anget aja gimana?" Bujuk ibunya.
Yah, Sandeul manyun deh. Tapi yaudeh kalau belum boleh. Oh! Ibunya jadi kepikiran mau buat sup ayam ginseng saja deh buat mereka bertiga. Tapi sebelum itu mungkin ia bakal membuat teh hangat buat mereka dahulu.
"Umma umma!" Sunghyun memanggil ibunya lagi.
"Nde ada apa Sunghyunie ?"
"Biatana Cuyun talo minum ti anet pate bitut juga loh, hehehe"
Kode keras keduanya Cho Sunghyun. Kalau minum teh hangat biasanya di temani dengan biskuit. Kan enak makam biskuitnya dicelupin teh. Hehehehe....
"Nde, umma ambilkan ya. Sebentar" "Eh, umma, umma" Panggil si sulung itu lagi.
"Yang manit ya umma. Cuyun tuta loh ti yang manit taya umma bbuin bbuin" Sunghyun nih kecil-kecil dah pandai merayu. Dia minta tehnya yang manis seperti ibunya. Aigooo Hyungnim...
"Ndee, teh angetnya yang manis plus biskuit kan" Ujar ibunya.
"Ndee" Sahut Sunghyun yang kini kedua pahanya jadi bantalan tidur Sandeul dan Minghyun. Tuh lihat bukan cuma jadi tempat bersandar kedua saudaranya saja, Sunghyunie juga tampak mengelus elus kepala dua saudaranya yang tertidur lagi.
"Umma umma" Sunghyun pun tiba-tiba memanggil lagi ibunya.
Dan ketika ibunya menoleh kembali Cho Sunghyun pun bilang, "Maatih ya umma bbuin bbuin ♥" Ujarnya dengan memberikan love sign pada sang ibu.
Aih! manisnya hyungnim. Lalu ibunya pun menjawab, "Sama sama Sunghyunie hyung" balasnya dengan tak kalah manis.
Dan di ujung sana tampak sang kepala keluarga, Cho Kyuhyun yang berdiri di depan kamarnya sedang memegangi dadanya ketika melihat adegan manis itu. Kyuhyun tuh tak kuat lantaran terkena serangan manis ganda dari istri dan jagoannya itu.
"Ah, double kill" Gumam ayah tiga orang anak tersebut.