Anak kecil itu harus nurut sama orang tua

598 155 140
                                    

Mumpung ayahnya ada di rumah. Si kembar sama Sandeulie nuna mau jalan-jalan nih. Tapi jalan-jalannya naik sepeda.

Kemarin si kembar dapat kado natal sepeda baru dong. Bagus deh sepedanya. Roda ada tiga. Ada belnya lagi. Bunyinya kring, kring, kring. Seperti bunyi telepon katanya Mingyun. Dan warna kuning untuk Minghyun. Serta warna pink untuk Sunghyun.

Kalau Sandeulie nuna tidak dapat kado sepeda. Soalnya sepedanya masih bagus. Sandeul dapat kado boneka teddy besar sekali. Bagu deh.

Nah, kembali lagi nih sama mereka bertiga yang lagi siap-siap buat naik sepeda.

"Pakai helmnya!" Ujar ayah mereka.
"Hyungnim. Masa mau main sepeda kakinya nyeker??? Pakai dulu ah sepatunya. Dingin loh ini!"

Si gembul itu sekarang punya kesenangan baru. Dia suka lari-larian di luar tidak pakai alas kaki. Katanya kalau pakai sepatu atau sandal. Takut kakinya jadi bau. Tapi ya alasan saja tuh si gembul. Bilang saja kalau dia mau main kotor-kotoran di luar.

"Nah, kalau pakai sepatu kan ganteng" Kata ayahnya sembari menepuk-nepuk pundak si gembul.

Sunghyun suka tuh dibilang ganteng. "Hehehe" Katanya tersipu malu. "Cuyun kan ganteng dali lahil dong appa" Sambungnya.

"Huh, iya deh, iya. Yang katanya ganteng dari lahir. Coba sini appa cium dulu. Mmuach!" nah loh, gemas kan ayahnya.

Semua dicium. Dari Sunghyun, Sandeul, sampai Minghyun. Bahkan ibunya mereka bertiga ketika lewat sehabis angkat jemuran pun dicium sama ayahnya mereka. Kalau untuk yang barusan sih, modus namanya. Bukan gemas.

"Nah, kalau sudah pada helm dan pelindung siku serta lutut. Ayo kita let's go!" Seru ayah mereka.

Ketiga krucil otomatis senang dong. Karena kapan lagi sepedahan sore bersama sang ayah. Mereka saja sih yang naik sepeda. Sementara ayahnya mah jalan kaki.

Soalnya sang ayah kan musti mendorong sepedanya si gembul. Maklum, karena cuma dia saja yang belum bisa menggowes sepeda dengan lancar, jaya, dan aman.

Kan ayahnya tidak mau kalau Sunghyun sampai jatuh ke got. Seperti Nini dan Taetae. Aduh, kasihan, kasihan.

Yasudah yuk, kalau semua sudah siap. Kita langsung saja melihat mereka bersepeda santai. Eh, tapi si bungsu ngapain tuh. Kok tunjuk tangan begitu?

"Tebental tebental" Sebentar katanya yang mengintrupsi.

"Iya nak kenapa sayang?" Tanya ayahnya.

"Minyun boleh ajak gugukie ya appa. Minyun bonceng" Katanya.

"Oh" Kata ayahnya, "boleh, boleh"

"Yeay atik" Asik ya Minghyun, sepedahan sama gugukie.

Lantas si bungsu kesayangan itu pun berlari masuk ke dalam rumah. Guna mencari keberadaan gugukie, boneka anjing kesayangannya.

Sementara di luar ayah dan dua saudaranya dengan sabar menunggu. Tapi kok Minghyun lama sekali ya? Masa cuma mengajak si gugukie saja memakan waktu hampir lima belas menit...

"Lama ih!" Protes Sandeul.

"Tabal dong una" Tegur Sunghyun.

Sementara ayahnya mereka mah biasa saja. Lagi asik main game di ponsel sih. Jadi tak ingat sama waktu.

"Hosh, hosh, hosh"

Nah, itu si bungsu. Akhirnya keluar juga dia. Dengan membawa gugukie di gendongan belakang.

"Maap ya yuung, una. Minyun lama. Tadi bantuin umma dulu buwat cali gendongan buwat gugukie. Hehehe"

Oh, jadi Minghyun tuh lama gara-gara cari selendang toh. Buat menggendong si gugukie. Untung tadi dibantu sama ibunya di dalam. Di dalam, ibunya mereka lagi sibuk tuh. Menyetrika pakaian. Kan bibi Kim masih cuti.

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang