Belajar mandiri -2

478 149 94
                                    

"Minghyunie sayaang~~"

Aduh, ibunya jadi bingung kan. Tidak ada angin apalagi hujan, tiba-tiba si bungsu kesayangan kok malah menangis.

"Sayang~~" Kata ibunya lagi sembari menghapus air mata si bungsu.

"Hiks, umma~~" Panggil Minghyun yang menangis sesunggukkan.

"Iya sayang. Uljima. Jelek loh kalau nangis. Nanti air matanya umma buat cuci piring mau?"

"Gak mau~~" Si bungsu pun menggeleng. Lalu memeluk ibunya dan  Menyembunyinkan wajahnya di ceruk leher sang ibu.

"Yasudah kalau enggak mau, berhenti ya nangisnya" Dan si bungsu pun mengangguk. Dia langsung berhenti menangis.

"Memangnya kenapa sih kok tadi Minghyunie nangis?" Ibunya yang penasaran pun bertanya pada si bungsu.

Dan lantas Minghyun pun menjawab kalau tadi itu dirinya berniat untuk membantu ibunya yang sedang mengepel lantai. Tapi sayangnya, ditolak :(

Uh, Cho Minghyun yang manis jadi sedih deh. Makanya tadi dia menangis.

"Oh, jadi Minghyunie tadi mau membantu umma. Aigoo, pintarnya bungsunya umma. Sini, umma sayang lagi. Sayaaaang~ Minghyunie"

"Iya umma, Minyun kan juga mau bantuin umma. Kata ibu gulu kita kan halut lajin bantu olang tua"

Tuh, dengarkan apa kata si bungsu. Sebagai seorang anak wajib loh hukumnya untuk selalu membantu orang tua.

Aduh, ibunya gemas tuh. Dan sekaligus bangga deh sama si bungsu yang pintar. "Muaach" Dapat sayang dari umma deh.

"Tapi umma~"

Eh, kok wajahnya Minghyun jadi murung lagi? Kan barusan dapat kiss-kiss dari ibunya.

"Minyun juga tedih" Waduh, Minghyun sedih kenapa sih?

"Minyun tuh tedih. Abit kalo Minyun mau belajal mandili. Kok apa-apa telalu keduluwan tama Yuuung. Tama una, umma, appa jugaaa!"

"OH?" Sontak ibunya jadi terbebelak. Sembari mencoba menelaah perkataan Minghyun barusan.

Begini loh, umma. Minghyun itu mau belajar mandiri. Tapi sayangnya setiap dia mau melakukan sesuatu. Pasti ada saja yang membantunya. Maksudnya Minghyun adalah dirinya seakan tidak diberi kesempatan untuk bisa melakukan sesuatu sendiri.

"Siapa yang mau belajar mandiri?" Tiba-tiba ayahnya yang sudah mandi datang menghampiri mereka berdua.

"Eh, ada appa. Minghyunie nih appa. Yang mau belajar mandiri" Sahut ibunya.

"Uwah, jinjja!!!" Seru ayahnya dengan senyum tak terkira.

"Hooh" Minghyun pun mengangguk. Tanda jika itu adalah benar.

"Emangnya Minghyunie tahu enggak, mandiri itu apa?" Tanya ayahnya lagi.

"Katana ibu gulu, mandili itu belutaha buwat melakukan temuana tendili. Kayak mandi tendili, pakek baju tendili, ngeljain pl juga tendili. Telut bantuin umma, appa, yuuung, tama una juga katana ibu gulu halut" Tuh, appa. Dengar kan apa jawabnnya Minghyun.

"Tapi tadi waktu Minyun mau bantuin umma ngepel gak boleh. Tuluh duduk ajah. Padahal Minyun kan mau belajal bantuin umma juga"

Oh, begitu toh. Ayah dan ibunya pun mengangguk.

"Aigoo, pintarnya bungsunya appa"

Lalu setelah memuji si bungsu ayah dan ibunya pun saling lirik. Kemudian mengangguk. Dan ibunya pun bertanya, "Minghyunie masih mau bantuin umma mengepel?"

"MAU, MAU, MAU. MINYUN MAU BANTUUUUU" Jawabnya.

"Baiklah, yuk bantuin umma yuk. Tapi hati-hati ya nak" Lantas ibunya pun memperbolehkan si bungsu untuk memegang alat pel lantai yang telah diperas dengan kuat.

Sementara ayahnya Minghyun duduk di kursi makan sembari memperhatikan tingkah polah si bungsu dan ibunya.

"Pegangnya begini ya. Iya, begitu"

Yah, meskipun Minghyun memegang alat pelnya belum benar. Dan faktor keberatan juga, hehe. Tapi sebisa mungkin ibunya mencoba memperbaiki serta mengarahkan. Serta juga menjaga si bungsu dari belakang pastinya.

"Uwah, Minghyunie pintar ya appa. Bantuin umma mengepel lantai"

Dipuji begitu sama ibu dan ayahnya, ya jelas saja dong si bungsu jadi merasa senang.

"Uwah, lantainya bersih sekali ya umma" Ujar ayahnya menambahkan.

"Hehe, makatih appa" Katanya Minghyun yang malu-malu. Uh, sampai elap keringat. Capek ya nak, habis mengepel lantai.


.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190105.18:08
.
.
.
See ya^^


Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang