Ibunya anak-anak capek nih gara-gara seharian harus membereskan kekacauan di rumah. Tidak usah dijelaskan yang bikin kacau siapa. Kalian juga pasti sudah pada tahu.
Itu tuh anaknya yang lagi duduk nonton tv sembari makan roti melon sama susu coklat. Siapa lagi kalau bukan si gembul.
"APPA"
"Eh, iya deh maaf ya maaf. Appa salah. Bukan gembul. Maksudnya Sunghyun si jagoan kecil. Hehehe"
Duh, masih sensi saja dia tuh. Kalau denger kata Ge*(piiiiiiiiiip)*ul. Yang barusan katanya di sensor ya. Jadi Sunghyun tidak dengar.
Kembali lagi awal. Kalau ibunya anak-anak lagi capek. Sampai ketiduran. Biarlah. Sekarang gantian ayahnya ini yang akan mengurus dan menjaga ketiga krucil ini.
"Appa ndak abit" Itu si bungsu yang memberikan setengah dari rotinya yang tak habis untuk ku. Sudah jadi kebiasaan. Kalau ada makanan anak-anak yang tak habis ya aku atau ibunya yang bakal habiskan. Tapi kalau Sunghyun sepertinya jarang deh. Habis semua kalau dia tuh.
Tidak apa-apa. Berarti Sunghyun doyan makan. Tandanya dia sehat dan kuat. Iya kan Hyung.
"Hem" Katanya sembari mengangguk.
"Appa" Sekarang gantian Sandeul yang memanggil. Dari tadi lagi mengerjakan PR anak itu. Disuruh merangkum. Enak sekali sih jadi guru hari ini. Bukannya menjelaskan, malah siswanya di suruh menyalin buku. Kurang kerjaan. Sudah ada bukunya kenapa harus disuruh menulis lagi? Kan kasihan tangannya Sandeul jadi pegal begitu.
Kalau jaman ku sekolah dulu. Hem, aku paling malas kalau disuruh menyalin, merangkum, ataupun mencatat. Sudah pintar sih. Jadi buat apa. Hahahaha.
Heh, jangan pada sirik kalian. Aku bebas sombong karena memang pintar. Hahaha. Sudah ah, terlalu melenceng jauh berbicaranya. Sandeul jadi tidak kebagian untuk berbicara kan.
"Iya nak kenapa?"
"Tangannya Sandeul pegel" Tuh kan. Barusan aku bilang.
"Yasudah istirahat dulu. Lanjutin nanti. Sini-sini appa pijitin"
Hah, cuaca di luar mendung. Jadi tidak bisa keluar deh. Padahal aku libur. Rencana semalam mau bawa anak-anak ke kebun binatang. Tapi tidak jadi karena cuaca. Yasudahlah. Di rumah saja saja.
Setelah kekacauan yang dibuat Sunghyun pagi tadi, anak itu sekarang lebih banyak diam. Mungkin karena habis dinasehati ibunya kali ya. Haha, jadi diam begitu.
"Appa udah"
"Loh sudah enggak pegal tangannya?"
"Iya. Makasih appa. Sandeul mau lanjut ngerjain di kamar aja"
Aigoo, si cantik ku sudah besar. Sudah bisa mandiri. Pintarnya dia itu. Minghyunie juga sudah besar. Sudah bisa belajar membereskan mainan sendiri. Sunghyunie juga sudah besar. Sudah bertambah ndut perutnya.
"Aigoo ini hidung sampai ketarik pipi. Jadi pesek begini""Ih, appa~~" Ciee ngambek nih, ngambek. Ada yang keganggu.
Kalau gangguin Sunghyun tuh enak. Lihat deh pipinya bisa kita cubit-cubit.
"Aduh! Pengen appa gigit boleh ya nak"
"Appa yang Cuyun tubiiiit nih!"
Aduh, pedes. Sakit Sunghyun! Mau niat mencubit malah ayahnya duluan yang dicubit. Dasar ih si gembul...
"Eh iya enggak. Ganteng maksudnya. Sunghyun ganteng deh. Hehehe"
Fiuhhh...
"Appa bosan nih. Mau ngapain lagi di rumah"
"Tama, Minyun juga. Buku gambal na abit pa"
"Eh, kenapa enggak bilang sama appa. Yaudah nanti kita beli ya"
"Minyun ndak tawu kalo dah abit. Pat mau gambal lagi, eh abit. Hehe. Benelan ya appa. Beli duwa bukuna. Minyun mau tama kelil, kelayon, tama cat ael juga"
Aigoo, banyak amat nak. Bangkrut nanti ayah kalian ini. Kalau butuh sesuatu, beli seperlunya saja ya. Pakai dulu apa yang masih ada dan bisa dipakai. Kalau sudah habis atau rusak baru deh beli lagi. Oke.
"Oce!" Seru si bungsu yang mengangguk mengerti.
Eh, tapi ngomong-ngomong si hyung kemana. Ditinggal ngomong sebentar sama si bungsu kok udah hilang?
"Kemana ya hyung?"
"Mana ya Yuung?"
Ah, Minghyun mah ditanya malah balik tanya. Ngelawak ih bungsu kesayangan ini.
Eh, tahunya si hyung ada di dapur. Lagi ngobrak-ngabrik isi lemari bawah. Dia menemukan ada dua bungkus mie ramen disana.
"Appa" Panggil Sunghyun.
"Biatana kalo ujan umma bikin yang anget-anget loh. Tapi umma bobo. Appa bita gak bikin mi?"
Halah, dasar gembul. Bilang saja pada ayahnya minta dibuatkan ramen. Pakek nanya segala bisa atau tidak.
"Ya bisa dong Hyung. Eh, kita bikin yuk. Pakek telur biar spesial. Pakek irisan daging panggang supaya makin-"
"UMAMI/UMAMI"
Nah, kompak kami berdua kalau soal makan makanan yang enak. Hem, umami kalau katanya Sunghyun.
"Appa gud! Appa ganteng. Appa kelen"
Yee, Sunghyun. "Appa memang ganteng dan keren dari lahir" Hehehe.
"Uh, appa naltit"
Hah?
Apa katanya tadi? Narsis?
Dapat dari mana lagi coba dia kata itu?
"Appa cepetan matak! Cuyun lapel. Ayo pa. Matak, matak!"
Oke, oke. Kita masak sekarang yah. Eh, Sunghyunie hyung jagain minghyunie ya. Sementara appa yang masak. Kan tugas seorang hyung harus menjaga dan menemani adiknya. Oke.
"Aye aye kapten"
"Good"
.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181013.14:05
.
.
.
See ya^^
…
KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...