Si bungsu yang melow

594 169 114
                                    

Pulang sekolah yang pertama kali dicari si bungsu Minghyun di rumah adalah ayahnya. Sampai lupa cuci tangan dan kaki serta ganti pakaian. Si bungsu itu langsung berlari ke atas.

"Minghyunie jalannya pelan-pelan saja sayang!" Aduh, ibunya jadi takut kalau si bungsu bakalan jatuh. Lantaran dia berlari kencang di tangga.

Namun untungnya anak itu penurut. Jadi ketika ibunya menyuruhnya untuk berjalan pelan. Maka Minghyun pun memelankan langkahnya.

"Huft" Elap keringat dulu. Minghyun capek nih abis berjalan pelan tadi. Pas sudah sampai depan kamar ayahnya langsung deh Minghyun buka pintunya.

Si bungsu melompat-lompat agar bisa meraih handle pintu tersebut. Dan dapat! Untung kamar orang tuanya tidak dikunci ya.

Minghyun itu sudah tidak sabar mau bertemu ayahnya. Yang katanya akan menjadi kupu-kupu. Secara ayahnya kan sudah janji mau mengajak Minghyun terbang berkeliling angkasa.

"Atik!" Asik kata si bungsu.

Tapi, loh kok kamarnya kosong ya?

Dimana ayahnya Minghyun?

"Appa dimana?" Si bungsu bertanya. Dia celingukan di kamar. Bahkan dari kolong kasur, di dalam lemari sampai kamar mandi. Semuanya kosong. Minghyun tidak dapat menemukan keberadaan ayahnya.

"Appa kemana tih!" Hah, Minghyun capek nih habis mencari ayahnya di kamar. Enggak ketemu-ketemu.

Coba deh si bungsu itu cari di luar. Siapa tahu ayahnya ada disana. Tapi lagi-lagi semua ruangan di lantai dua sudah Minghyun jelajahi namun semuanya nihil.

Lalu Minghyun berpikir. Jangan-jangan ayahnya sudah menjadi kupu-kupu. Oh Tidak!!! Berarti ayahnya sudah terbang duluan dong. Dan tanpa mengajak Minghyun.

"Hiks"

Tapi tidak, tidak. Minghyun menggeleng. Soalnya ayahnya kan sudah janji mau mengajaknya terbang bersama. Minghyun mencoba berpikir positif. Bisa saja kan ayahnya ada di lantai bawah.

Oke, jadi si bungsu itu pun turun. Dengam berjalan pelan. Dia masih ingat nasihat ibunya tadi. Dan ketika si bungsu melewati ruang keluarga dia melihat hyungnya yang sedang duduk sambil makan cemilan.

"Yuung liyat appa gak?" Tanya Minghyun.

Si gembul Sunghyun hanya memberikan jawabannya dengan menggeleng. Soalnya mulutnya penuh. Sedang sibuk mengunyah. Lagipula ibunya bilang kalau tidak baik berbicara ketika sedang makan atau dengan kondisi mulut yang penuh makanan.

Kembali lagi pada si bungsu nih yang tetap mencari keberadaan ayahnya. Si bungsu Minghyun capek nih. Kakinya pegal. Sudah hampir mengitari seluruh rumah tapi ayahnya belum ketemu juga.

"Uh, pengen minum" Minghyun yang merasa haus pun berjalan menuju dapur. Disana dia melihat ibunya yang sedang menata bahan makanan di kulkas.

Melihat ibunya, maka Minghyun langsung bertanya dimana keberadaan ayahnya. Tapi ketika mendengar jawaban ibunya kok Minghyun jadi sedih ya...

Soalnya tadi ibunya bilang kalau ayahnya Minghyun kan terbang ke jeju.  Padahal ayahnya Minghyun harus pergi ke Jeju untuk urusan pekerjaan. Namun yang ada dalam pikirannya Minghyun sebaliknya.

"Hiks"

Kok ayahnya Minghyun tega sih terbang tidak mengajaknya. Bukannya tadi pagi sudah janji mau terbang bersama mengelilingi angkasa. Begitulah pikirnya.

"Huweeee"

"Aigoo, Minghyunie kenapa sayang!" Ibunya terkejut ketika mendapati si bungsu menangis tiba-tiba.

"Minghyunie merasa sakit? Perutnya sakit nak?"

"Hiks, umma~~~"

Tanpa menjawab pertanyaan ibunya, si bungsu Minghyun langsung minta dipeluk.

"Aigoo, Minghyunie kenapa nak" Ibunya jadi bingung sekarang.

"Hiks, huweeeee"

Dan pesan moral untuk hari ini adalah jangan pernah sekali-kali mengusili si bungsu. Karena kalau dia sudah menangis. Bakalan lama berhentinya.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181105.15:47
.
.
.
A/n: chapter mana yang jadi favorit kalian?
Dan siapa sih karakter yang paling kalian suka?
Jangan lupa Vote dan comment nya kakak. Xoxo ♥
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang