Pup

665 153 114
                                    

"Minghyuni udah belum?"

"Belom appa"

"Uh, appa keluar ya. Nungguinnya di luar aja. Dibuka kok pintunya"

"Jangaaaan, hiks. Tatut appa"

Waduh, bisa gawat kalau dia menangis. Kan tidak lucu kalau menangisnya pada saat dia sedang buang air besar, "Uljima sayangnya appa. Yasudah, yasudah appa disini saja ya"

"Hah..."

Aku hela lagi napasku dalam diam. Seharian ini ampun deh sama tingkahnya anak-anak. Dari terbit matahari sampai terbenam mereka bertiga sudah membuat ayahnya merasakan sakit kepala, sakit punggung, pegal linu, nyeri sendi...

Dan sekarang ketahananku kembali diuji. Ketika si bungsu kesayangan sedang pup di toilet. Parahnya dia minta ditemani. Aku harus duduk di dekatnya. Ini sudah lebih dari sepuluh menit. Dan pup nya belum juga selesai. Aduh! hidung ku tak kuat lagi untuk menahan bau nya.

'Duuuut'

"Eh, siapa yang kentut"

"Hehe, Minyun appa. Maap ya appa. Bau ya... " Katanya sembari cengengesan lalu menutup hidung.

Tidak usah di tanya yang namanya kentut pasti bau. Kalau harum namanya parfum. Hiks, Minghyun kok tega banget sama ayahnya yang tampan ini sih. Sudah tak kuat sama baunya.

"Masih belum selesai nak?"

"Belom" Jawabnya sembari mengedan. Minghyun memang kalau pup suka lama.

"Aigoo" Rasanya mau menangis saja aku hari ini.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181010.18:49
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang