Khawatir -1

658 169 85
                                    

"Ahjussi"

"Baro boleh bicara sebentar tidak?"

Ayah tiga anak itu lantas mengangguk pada bocah lelaki Kim yang tadi memintanya untuk berbicara sebentar. Tapi Kyuhyun bingung, perihal apa yang ingin Baro bicarakan padanya sampai anak itu mengajaknya ke kamarnya.

"Sebenarnya Baro mau bilang, tapi, tapi..."

"Kenapa Baro ya? Kau ingin bilang apa?"

Baro memejamkan matanya. Dia gelisah plus bingung. Mau bilang atau tidak. Tapi kalau tidak bilang kan bisa gawat. Karena ini soal Sandeul.

"Ahjusi janji dulu sama Baro. Kalau apa yang mau Baro katakan ini rahasia. Dan jangan bilang kalau Baro yang bilang"

Aduh! Kyuhyun makin bingung deh. Apa sih sebenarnya yang mau Baro katakan padanya. Penasaran kan.

"Iya janji deh ahjussi. Memangnya Baro mau bilang apa sih?"

Sebelum Baro bicara, dia lebih dahulu menyuruh Kyuhyun duduk. Lalu memberikannya segelas air putih dan obat penenang. "Ahjussi mau jus ginseng? Baro bisa ambilkan. Appa masih punya banyak"

"Aigoo, tidak tidak. Tidak usah" Setelah di paksa untuk menelan obat penenang, kini Kyuhyun malah ditawari jus ginseng. Lagi pula itukan minuman orang tua. Kalau Kyuhyun maunya soda dong. Soju juga boleh. Wine apalagi. Muehehehe...

Tapi tuh sebenarnya Baro mau mengatakan apa sih pada Kyuhyun. Sampai Baro menyuruhnya lagi untuk latihan pernapasan agar tenang.

"Ahjussi sebenarnya kemarin di sekolah. Sandeul mengeluhkan kepalanya yang..."

"APA! Kepalanya Sandeul kenapa?" Sontak langsung panik begitu Cho Kyuhyun. Padahal sudah minum obat penenang tadi.

"...sakit" Sambung Baro.

"Apa! Kepalanya Sandeulie ku sakit? Ya Tuhan! Malaikat cantik ku sakit kepala? Kenapa bisa aku tidak tahu! Astaga kenapa bisa begitu!"

Bukan tanpa alasan mengapa reaksi Kyuhyun tampak begitu berlebihan ketika medengar Sandeul sakit kepala. Lantaran gadis kecil itu pernah memiliki riwayat penyakit kronis sewaktu balita.

Dulu ada 'tumor ganas' yang bersarang di dalam batok kepala gadis kecil tersebut. Si cantik yang masih balita harus melakukan serangkaian operasi dan pengobatan guna menyingkirkan tumor jahat tersebut. Beruntung saat ini Sandeul bisa kembali sehat.
Tapi ketika mendengar dari Baro kalau putrinya kemarin di sekolah sakit kepala. Sungguh sampai membuat lutut Kyuhyun lemas. Dia berdoa pada Tuhan. Agar putrinya baik-baik saja. Semoga...

"Nde ahjussi. Sandeulie bilang kalau sakit kepalanya sejak pagi. Dan ditahan sampai makan siang. Dia tidam berani bilang karena takut membuat kalian cemas..."

"Oh, Cantiknya appa" Nelangsa sekali rasanya hati Kyuhyun ketika mendengar penuturan Baro barusan. Harusnya dia bisa lebih peka dengan kondisi Sandeul.

Kyuhyun cuma bisa diam. Sampai akhirnya dia memegang tangan Baro.

"Terimakasih ya Baro sudah menjaga Sandeul di sekolah" Ungkapnya tulus.

"Ahjussi. Sandeulie pasti akan baik-baik saja kok. Baro yakin. Mungkin karena habis ulangan matematika kepalanya jadi sakit. Oh, Baro juga pusing kok kalau disuruh berhitung"
Yah, Kyuhyun berterimakasih sekali lagi pada perkataan Baro barusan yang bertujuan untuk menghiburnya. "Gwancanha. Semua akan baik-baik saja Baro ya" Ujar Kyuhyun lalu menepuk pundak bocah tersebut.

Mengusap keringat di wajahnya. Lantas Kyuhyun menarik dan melepaskan napasnya dalam-dalam. Dia butuh menghubungi dokter Oh. Guna memeriksakan Sandeul lebih lanjut. Berdoa semoga ini cuma sakit kepala biasa yang diakibatkan karena kelelahan. Seperti apa kata Baro.

"Kita keluar yuk. Nanti Baro dicariin sama Minghyun lagi." Ajak Kyuhyun.

"Gwancanha Baro ya. Kau berbuat hal yang benar. Ahjussi sangat berterimakasih padamu. Janji tidak akan bilang pada Sandeul kalau kau yang beri tahu" Kyuhyun pun mengerti akan kekhawtiran Baro.

"Nde" Baro pun mengangguk.

"Ih, dicaliin tahuna pada ditini!" Tuh kan benar, Minghyun sibuk mencari Baro.

Langkah kaki pendek si bungsu pun masuk ke dalam kamar Baro. Lalu si bungsu itu berkacak pinggang. Mendongak menatap ayahnya dan Baro.

"Appa kok bawa Yuung pelgi tih. Kan Minyun matih mo gambal gambal. Yuung Balo. Ayok gambal lagi" Ajak si bungsu lalu menarik tangan Baro ke luar.

Meninggalkan ayahnya yang penuh dengan raut kecemasan.

"Hallo dokter Oh. Aku perlu bicara... ini tentang Sandeul"

.
.
.
tbc
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180929.18:42
.
.
.
A/n: Nah kan bener Sandeul bilang enggak usah ngomong sama ayahnya. Cemas kan jadinya. Tuh buat kalian yang kepo sama reaksinya Kyuhyun. Masih kepo?

Atau sekarang ikutan cemas dan khawatir kayak ayahnya Sandeul?

Udahan dulu ya. Sampai ketemu lagi di next update. Agak lama kayaknya coz aku mau lanjut ceritaku yang masih on going. Xoxo
.
.
.
See Ya^^



Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang