Uri Nuna

610 171 120
                                    

Kyuhyun tuh paling malas kalau sedang menghadapi si gembul Sunghyun yang tiba-tiba mogok tidak mau sekolah. Bocah gembul itu bahkan kini tengah berjongkok di depan parkiran. Dia tidak mau ke kelas.

"Cuyun malet tekolah ah pa"

"Eh, loh kok males sih nak. Sudah sampe di sekolah juga. Ayo!" Ujar ayahnya memaksa.

Tapi si gembul itu tetap ngotot buat malas sekolah. Alasannya adalah karena si bungsu Minghyun tidak ke sekolah hari ini. Lantaran si bungsu tersebut mau ke dokter gigi. Sudah buat janji jam sembilan nanti.

Kasihan deh si bungsu masih kecil tapi sudah terkena karies gigi. Dokternya bilang penyebabnya adalah karena si bungsu yang terlalu banyak makan makanan manis serta efek samping dari vitamin yang berbentuk seperti permen. Maka dari itu kondisi giginya si bungsu harus cepat diberikan perawatan.

"Ayo Sunghyun!"

"Gak!"

Nah kembali lagi nih pada si gembul dan ayahnya yang ada di parkiran sekolah.

Aduh, kalau Sunghyun tetap berulah begini bisa-bisa dia terlambat. Dan lagi di dalam mobil juga masih ada si cantik Sandeul yang juga musti diantar ke sekolah.  Tapi kelihatannya Sandeul santai saja tuh di dalam sana. Soalnya dia lagi asik main game di ponsel ayahnya.

"Ayo hyung" Ayahnya menarik tangan si gembul. Tapi dia kekeh menolak. Yang tadinya berjongkok sekarang malah duduk. Sehingga celana seragamnya kotor terkena debu.

"Ya ampun anak satu ini. Ih, kotor nak seragamnya" Ayahnya mulai jengkel. Kesabarannya mau habis lantaran diburu waktu.

Biasanya ayah tiga anak itu paling sabar kalau mengurus anak-anaknya yang berulah. Namun kali ini dia tidak bisa sesabar sebelumnya. Lantaran satu jam lagi ada rapat direksi.

"Cho Sunghyun!"

Oh, habis sudah si gembul kalau ayahnya sudah memanggilnya begitu.

"Berdiri!" Perintah ayahnya.

Si gembul Sunghyun pun tampak mengkerut. Dia takut kalau ayahnya sudah mulai marah. Jadi dia pun berdiri.

Melihat Sunghyun yang ketakutan jadi membuat ayahnya menyesal. Karena tadi sempat membentaknya. Ayahnya pun menghela napas panjang sampai akhirnya membantu Sunghyun untuk membersihkan bagian belakang celananya yang kotor.

Sunghyun diam saja. Takut kalau dia bicara ayahnya akan semakin marah. Dia sudah mau menangis tapi sebisa mungkin ditahan.

"Sunghyunie" Panggil ayahnya dengan nada yang lembut. Lalu mengusap kepala bocah tersebut.

"Jadi anak tidak baik kalau nakal. Apalagi kalau tidak mau ke sekolah dan nangis di jalan"

"Hiks" Pecah sudah tangisan si gembul pagi ini.

"Aigoo, kok malah nangis sih nak. Cup, cup, uljima~ Malu ih dilihat kawannya"

Baju ayahnya sampai basah dan terkena ingus lantaran si gembul itu menangis ketika dipeluk ayahnya.
Biasanya kalau sudah menangis begini bakalan lama endingnya...

"Cuyun gak mau tekolah appa" Ujarnya sembari menangis. "Cuyun gak mau kalo gak ada Minyun"

Kalau di pikir wajar sih. Kalau Sunghyun tidak mau ke sekolah sendiri. Karena selama ini mereka berdua kan tidak pernah terpisah. Jadi ketika yang satunya tak ada pasti salah satunya merasa kehilangan.

"Cuyun tanen Minyun appa Huweeeee"

Ya ampun Hyung, baru juga sebentar berpisah sudah kangen saja pada si bungsu. Lucu ih kamu nak. Ayahnya yang mendengar itu ingin tertawa rasanya. Tapi ditahan. takut kalau tertawa mood si gembul jadi makin buruk.

'TIN TIN'

Terdengar suara klakson mobil. Dan pelakunya adalah Sandeul. Tak lama kemudian si cantik itu keluar dari sana.

"JADI SEKOLAH ENGGAK SIH!!!" ujarnya sembari berkacak pinggang.
Melihat adiknya menangis karena mogok sekolah. Sandeul langsung pasang muka malas. Sunghyun itu sama sepertirnya yang suka drama. Tapi dramanya Sunghyun pagi ini tidak nelihat situasi dan kondisi.

"Sunghyunie, nuna telat tahu. Udah ah berhenti nangisnya. Lebay ih Sunghyun. Orang Minghyun cuma ke dokter gigi doang. Ntar Sunghyun pulang sekolah juga ketemu lagi!"

Aduh, nuna sewot sama judesnya keluar tuh.

"Udah jangan lebay. Ayo masuk ke kelas. Orang tuh kalau mogok sekolah pas masih dirumah. Iyakan appa"

"Pfft" Ayahnya yang dari tadi diam saja cuma bisa mengangguk dan tetap menahan ketawa. Tapi ada benarnya juga sih apa katanya Sandeul.

"Iya. Udah ya berhenti nangisnya. Aigoo, mukanya hyung jadi basah kena air mata deh" Wajahnya pun di lap dengan sapu tangan oleh ayahnya.

"Tapi una~~" Cicit Sunghyun yang masih tidak berani bicara atau menatap ayahnya.

"Tapi apa?" Tanya Sandeul yang sudah hapal kalau adiknya itu bakal tetap kukuh tak berani ke kelas. Aduh, masa preman cemen sih hyung...

Sandeul pun memutar bola matanya. Kemudian dia mengambil sesuatu disakunya untuk diberikan kepada Sunghyun.

"Nuna anterin sampe ke dalem kelas. Tapi Sunghyunie berhenti nangisnya" Si cantik itu biarpun judes tapi tetap sayang dan perhatian sama adiknya.

Kalau ke kelasnya bersama sang kakak Sunghyun jadi tidak merasa sendirian lagi. Apalagi tadi nunanya itu memberikannya permen karamel. Sunghyun jadi punya semangat baru nih.

"Uljima~~ Malu loh dilihatin kawannya" Sandeul lantas menuntun tangan si gembul untuk diantarkannya ke dalam kelas.

Sementara itu ayahnya mereka berdua tampak tersenyum dengan bangga. Karena si cantiknya yang manja. Kini sudah berubah menjadi seorang kakak yang penyayang.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181109.09:13
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang