Arti sebuah senyuman

620 160 94
                                    

Sore ini si bungsu kesayangan lagi ngamuk nih. Tidak tahu masalah awalnya apa. Tiba-tiba saja dia mengamuk dan berteriak dan menangis.

Padahal tadi dia anteng anaknya. Mau mengerjakan tugas rumah malahan. Lantaran katanya ada pr menulis huruf-huruf.

"Hiks, ini gimana tih" Terdengar Minghyun yang frustasi.

Dari tadi ku perhatikan anak itu cuma membolak-bolik buku tugasnya. Lalu tiba-tiba sudah ngamuk begitu.

Apa anak itu sedang kesulitan mengerjakan pr nya ya? Ah, tapi mana mungkin. Soalnya kalau sedang kesulitan pelajaran si bungsuku pasti bertanya dan minta di ajari.

Dan bukannya mengamuk seperti sekarang. Minghyun menggeram. Sepertinya dia bertambah kesal. Sepasang kaki pendeknya dia hentakkan ke lantai. Aduh nak, itu sakit sayang.

Belum lagi tangannya yang dia pukul-pukul ke meja. Loh, loh, kok itu bukunya Minghyun disobek sih nak! Perbuatannya itu langsung membuat diriku emosi.

Cukup sudah. Ayahnya ini sudah tidak tahan melihatnya. Jadi aku hampiri Minghyun yang masih senantiasa mengamuk.

"CHO MINGHYUN" Panggilku dengan nada membentak. Karena tersulut emosi jadinya kelepasan begini.

Dipanggil begitu lantas membuat si bungsu kaget. Dia sepertinya shock. Tidak ada suara tangisan namun air matanya terus mengalir.

Ya Tuhan! Aku jadi merasa bersalah. Terlebih lagi aku yang langsung emosi. Tanpa bertanya atau mencari tahu dulu alasan atau perihal bagaimana Minghyun bisa mengamuk seperti tadi.

"Maafkan appa ya nak" ujarku dalam hati.

Ku pandangi si bungsu yang ketakutan. Aduh! jadi merasa sangat bersalah. Lalu pandanganku pun melunak. Aku tersenyum padanya.

"Minghyunie" Aku memanggilnya dengan nada yang lembut.

Ia masih ketakutan. Terbukti dia sempat menghindar ketika saat akan ku peluk. "Maafkan appa ya nak" aku berbisik di telinganya. Setelah itu berulah si bungsuku menangis kejar dalam pelukanku.

Ya Tuhan! Aku semakin tak tega mendengar isakannya. "Uljima sayang. Uh, sayangnya appa. Appa minta maaf ya nak. Uljima~~~"

Minghyun itu masih kecil. Bahkan umurnya pun belum genap lima tahun. Hatinya juga amat halus dan sensitif. Jadi untuk mendekatinya pun harus dengan cara yang lembut pula.

"Minghyunie kenapa nak, kok tadi bukunya disobek-sobek sayang"

"Hiks, " Minghyun masih betah menangis. Dia memeluk diriku makin erat. Dan samar-samar aku mendengar dirinya yang mengeluhkan kalau bukunya susah di buka. Minghyun tidak dapat menemukan halaman yang dia cari.
Astaga!

Dan dari situlah aku pun sadar kalau bukan Minghyun yang salah. Tapi aku, ayahnya lah yang salah. Seperti yang ku bilang tadi. Kalau Minghyun itu masih balita. Lantaran aku kurang menstimulasi motorik halusnya. Makanya Minghyun belum bisa cekatan memegang atau membolak-balikkan buku.

"Sudah ya sekarang berhenti menangisnya. Minghyunie jelek loh kalau menangis. Nanti air matanya dibuat umma cuci piring loh. Mau?"

"Gamau~" Minghyun menggeleng. Tapi masih tetap dalam pelukanku.

"Yasudah ya berhenti nangisnya sayang. Sekarang senyum ya. Coba appa mau lihat senyumnya mana?"

Tapi Minghyun menggeleng lagi. Dia lalu bilang, "Minyun tatut appa malah hiks"

Nah loh.

Gara-gara aku emosi dia jadi takut begini. Aigoo, "maafkan appa ya nak. Appa sudah enggak marah kok. Ini lihat appa kan senyum sama Minghyun. Lihat nak. Appa smile~"

Lalu dengan takut-takut dia pun mendongak. Melihatku yang tersenyum.

"Hiks appa~"

"Aigoo, cup cup cup. Bungsunya appa. Sayaaaaang~"  Aku usap punggungnya.

"Tadi bukunya susah dibuka ya. Uh, Minghyunienya jadi susah nih cari halamannya. Yaudah yuk kita beresin bukunya. Kita benerin terua kita cari sama-sama"

"Mau ya nak"

"Hiks, mau" Jawabnya.

Ya Tuhan! Sore ini aku sudah salah. Sudah emosi. Aigoo, bungsuku yang malang. Tapi tidak apa-apa ini jadi pelajaran buatku juga. Agar lebih peka pada anak-anak.

Dan jika hal yang sama terjadi pada kalian, aku mohon jangan langsung emosi ya. Cukup berikan anak senyuman. Lalu mengajaknya merapihkan buku yang disobek sembari bermain.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181124.15:15
.
.
.
a/n : Maaf kalau banyak typo. Soalnya beberapa Minggu ini aku lagi ada masalah sama mataku. Padahal sudah disuruh dokter untuk istirahat total. Dan jangan dulu nyentuh gadget. Tapi akunya yang ngeyel. Karena tetep nyelesain kerjaan dan dikit2 buka wattpad buat update, hehe...

Jadinya kayak sekarang ini deh. Tapi masih aja ngeyel akunya. Harap maklum ya kalau nantinya aku bakal lama update dan molor buat balas review kalian.

Dan aku harap kalian terhibur dan ada pelajaran yang bisa dipetik. Oh iya, jangan lupa kasih vote dan commentnya ya kakak~

Jangan pelit comment dong. Aku sedih nih kalau sepi yang comment. Nanti ngamuk ah kayak Minghyun.
Hehe...

.
.
.
See ya^^




Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang