Anak laki-laki nakal itu sudah biasa. Yang tidak biasa adalah jika anak laki-laki bermain boneka barbie. Begitulah apa kata Kyuhyun ketika mendengar jika Sunghyun habis berkelahi dengan kawannya di TK.
Ya ampun! Cho Sunghyun itu cengeng-cengeng tapi nakal dan jahilnya bukan main. Dia tuh tadi di sekolah mencubit kawannya, hingga menangis. Wajar kawannya menangis, wong cubitan Sunghyun tuh pedih sekali sih rasanya.
Sunghyun bisa mencubit kawannya itu bukan tanpa sebab. Pasalnya kawannya tersebut sudah nakal. Sudah mematahkan crayon berwarna kuning milik adik kembarnya, Minghyun.
Melihat si bungsu menangis karena crayonnya patah. Lantas saja membuat Sunghyun kesal. Dia jadi langsung mencubit tangan kawannya itu. Mereka berdua pun sempat berkelahi. Sampai guling-gulingan segala dan membuat ibu guru pusing tujuh keliling untuk memisahkan mereka berdua.
Alhasil orang tua keduanya di panggil dan berujung saling damai, meminta maaf. Lalu berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi.
"Biasalah anak-anak...
Lagi pula mereka anak lelaki wajar kan berkelahi..."Nah, Kyuhyun berkata seperti itu lagi.
"Apalagi tujuannya untuk membela saudara kembarnya kan. Sunghyunie adalah hyung yang baik!"
Tapi memang benar sih apa kata ayah tiga anak tersebut. Tapi Hyungnim lain kali tidak boleh asal cubit kawan begitu ya...
"Tan tawanna natal tih! Gangguin Minyun. Cuyun ndak tuta ih"
"Iya tahu. Hyungnim hebat sekali karena bisa menjaga dan melindungi Minghyunie. Tapi, lain kali tidak usah cubit-cubit ya. Apalagi sampai berantem dan guling-gulingan di lantai. Kan sakit nak"
"Ndee, tatit" Sunghyun mengaduh, lalu menunjuk plester luka du sikunya. Sikunya lecet ngomong-ngomong. Mungkin terbaret kaki meja. Tapi tidak parah kok.
"Nah iya kan sakit, sini appa tiupin"
'Fuh, fuh, fuh'
"Nah makanya Sunghyun lain kali tidak usah berantem lagi ya. Kan appa enggak mau Sunghyunie luka"
"Tapi appa, talo tawanna natal lagi gimana? Talo Minyun dinatalin lagi gimana?"
Hem, ayahnya sedang berpikir nih...
Gimana ya caranya?"Ya, kalau kawannya nakal lagi bilang sama ibu guru. Kalau masih nakal juga pukul saja- AWW Ming kenapa kepala ku kau pukul!"
"Jangan mengajari putramu untuk memukul kawannya lagi appa!"
Eh, iya ya... Kyuhyun jadi cengengesan lalu meralat kata-katanya tadi.
"Intinya tidak boleh pakai cara kekerasan ya nak. Kalau kawannya nakal Sunghyun bilang saja begini. Jadi anak kecil tidak boleh nakal. Nanti dimarahi Tuhan loh..."
Sunghyun manggut-manggut lagi. Dia takut sih kalau nanti Tuhan marah. Soalnya dia ingat apa kata ibunya. Tuhan itu suka dengan anak-anak yang baik. Kalau nakal Dia tidak suka. Sunghyun kan mau disayang Tuhan.
"Eh, tapi appa. Talo Minyun dibuwat nanit lagi gimana?"
"Talo telayona Minyun di patahin lagi gimana?"
'Puk'
Tiba-tiba pundaknya Sunghyun di tepuk sama adiknya itu. Minghyun panjang umur nih, baru saja di omong.
"Dantana Yuung" Katanya, "Talo tawanna natal lagi. Minyun bilang tama ibu gulu. Telut talo telayona patah tan Minyun matih puna banyat."
Oh, begitu ya. Iya deh Sunghyun manggut-manggut lagi. Sementara ibu dan ayahnya ketika mendengar si bungsu bilang seperti itu jadi terharu. Soalnya Minghyun pengertian dan dewasa sekali. Si bungsu kesayangan mereka itu memang uch ●﹏● uch ●﹏● uch sekali sih...
"Yuung tanana matih pelih?" Tanya si bungsu.
"Tini Yuung, Minyun tatih ini" Katanya lalu menyodorkan plester luka bergambar Tayo yang ia beli bersama bibi Kim tadi di apotek.
"Uwah! Tayo" Sorak Sunghyun.
"Appa, appa, patein yang Tayo pa!" Sorak Sunghyun pada ayahnya.
"Minyun mao juga! Mao patein Tayo juga!"
.
.
.
Fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180711.19:49
.
.
.
See ya^^
…

KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...