A Rainy Day

546 160 57
                                    

"Aduh hujannya deras. Ayo nuna cepat masuk. Cepat!"

Hari ini hujan turun dengan deras. Dan untung saja pagi tadi Sandeul dan ibunya tidak lupa bawa payung. Sandeul juga disuruh ibunya untuk pakai sepatu boot. Buat jaga-jaga katanya. Supaya aman kalau kena jalanan yang becek.

Pulang dari pasar kok malah kehujanan. Apesnya hari ini pasangan ibu dan anak itu pergi naik kendaraan umum. Tapi tak apa-apa deh. Kan hujan derasnya pas mereka berdua sampai rumah.

Setelah melepas sepatu dan menaruh payung di luar. Sandeul dan ibunya buru-buru masuk ke dalam rumah. Baju bagian belakang mereka jadi ikutan basah tuh. Lalu ibunya Sandeul cepat-cepat ambil handuk. Setelah meletakkan plastik yang berisi sayuran dan daging sapi segar di dapur.

"Rambutnya nuna basah" Kata ibunya sembari mengeringkan rambut dan tubuh gadis kecil itu dengan handuk.

"Langsung mandi air hangat ya. Biar tidak masuk angin. Umma buatkan teh untuk Sandeulie ya"

"Iya umma"

Hari ini Sandeul cukup pendiam. Mengingat dia lagi kedinginan. Habis kehujanan di luar. Setelah di bawa ibunya masuk ke kamar. Mereka berdua tak sadar nih. Kalau ternyata sejak tadi ada yang mengawasi.

Itu si gembul rupanya. Yang mengintip lewat balik tembok. Sunghyun lagi bosan nih di rumah. Habisnya sekarang weekend. Libur tapi dia tidak bisa bermain karena hujan. Mau main sama Minghyun. Eh, Minghyunya malah memilih tidur sama ayahnya.

Lalu langkah pendeknya, Sunghyun bawa sampai depan jendela. "UWAH" sepasang manik bulatnya berbinar. Ketika melihat ada sepatu boot dan payung pink milik kakak perempuannya tergeletak di luar.

"Atik" Katanya bilang asik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Atik" Katanya bilang asik. Main hujan-hujanan di luar kayaknya asik nih. Pikirnya. Dan tanpa pikir panjang si gembul itu langsung membuka pintunya yang memang kebetulan tak di kunci.

Suara rinai hujan dan dinginnya cuaca adalah hal yang pertama menyambut Sunghyun ketika membuka pintu. Belum lagi wajah dan bagian depan tubuhnya basah karena terkena cipratan hujan. Dan Sunghyun suka itu.

Sepasang kaki pendek nan gembul miliknya ia masukkan ke dalam sepatu boot milik kakak perempuannya. Karena Sunghyun masih kecil jadinya kebesaran deh. Lalu pakai payungnya juga.

"Hihihi" Sunghyun senang sekali berdiri di tengah hujan sembari putar-putar payung. Lari kesana, lari kesini. Oh, tidak dia jatuh. Karena tersandung kaki sendiri. Sepatunya jadi berat karena kemasukan air hujan.

Tapi tak apa-apa, Sunghyun bisa bangun sendiri. Dia tidak luka. Cuma kotor sedikit. Lalu berdiri dan tertawa dengan riang gembira.

Tapi tiba-tiba Sunghyun dikejutkan oleh suara petir yang menggelegar. Di langit juga tampak ada kilatnya. Sunghyun yang takut dan kaget langsung berteriak.

"UMMAAAAAA" Katanya. Lalu melempar asal payung milik Sandeul. Dan masuk ke rumah dengan masih memakai sepatu boot. Pintu di biarkan terbuka hingga air hujan masuk. Lantai rumah jadi basah dan amat kotor karena Sunghyun.

Ibunya yang baru selesai memberikan teh hangat buat Sandeul jadi kaget. Bercampur kesal, dan sudah akan marah pada Sunghyun. Tapi ketika melihat si gembul gemetar ketakutan. Uh, jadi tak tega. Marahnya nanti saja deh. Yang penting Sunghyun dia tenangkan dahulu.

"Aigoo, Sunghyunie ketakutan ya"

"Hiks Umma, tatut! Cuyun tatut banget tadi umma. Huweee" Sunghyun masih gemetaran. Mukanya juga pucat karena kedinginan. Belum lagi badannya yang kotor sana sini. Habis jatuh tadi tuh.

"Uljima. Uh, cup cup cup. Sayang. Gwancanha. Tak perlu takut. Kita tutup pintunya dulu ya. Terus buka sepatunya"

Aduh, Sunghyun kapok deh. Dia tidak berani main hujan-hujanan sendirian lagi. Habis kalau ada petir langitnya jadi seram. Tapi kalau main hujan-hujananya sama kawan. Sunghyun enggak jadi kapok deh. Kan ada kawannya. Hehe.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181013.11:36
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang