Appa yang menang

521 153 81
                                    

Si gembul Sunghyun dan ayahnya sedang bergulat diatas kasur. Sunghyun terlihat amat kepayahan untuk melepaskan dirinya dari kungkungan sang ayah.

"Hosh, hosh, hosh" Napasnya ngos-ngosan. Wajahnya merah, semerah tomat. Sunghyun juga berkeringat. Dia terus mencoba untuk melepaskan dirinya dari sang ayah.

Tapi lagi-lagi usahanya gagal. Tenaganya belum cukup besar untuk mengalahkan ayahnya.

"Hahahaha" Ayahnya tertawa bagaikan orang jahat. Mereka sedang berakting. Bermain menjadi Pahlawan dan Penjahat.

"Kau tidak akan bisa mengalahkanku bocah gembul!" Seru ayahnya lagi.

Dibilang gembul, Sunghyun jadi sensi. Dia itu kan paling tidak suka kalau dibilang gembul. Lalu karena kesal, entah dapat kekuatan darimana. Bocah yang memang gembul itu berhasil melepaskan satu tangannya yang ditindih oleh sang ayah.

"Hiyaaaaa!!!" Sunghyun butuh tenaga ekstra nih. Buat melepaskan tangannya yang satu lagi.

"Hahahaha, percuma, percuma. Gembulnya appa tidak akan bisa lolos" Ujar ayahnya congkak.

Nah, dibilang gembul lagi langsung membuat Sunghyun meradang. Jadi dengan segenap jiwa raga, Cho Sunghyun mengumpulkan kekuatannya.

"Dengan kekuatan loti cotat aku akan mengalahkanmu montel appa"

Dan, "HIYAAA!"

'Jedak'

"Awwwww!"

Sunghyun berhasil melepaskan tangan yang satunya lagi. Lalu tanpa sengaja dia menyikut wajah ayahnya. Dan akhirnya si gembul itu bisa lolos dari kungkungan ayahnya.

"Hahahahaha" Sekarang gantian si gembul yang tertawa. Melihat ayahnya yang sedang mengaduh perih. Habisnya yang disikut Sunghyun itu hidung ayahnya.

"Jangan tombong Kau montel appa. Aku akan mengalahkanmu tekalang juga!" Kata si gembul sang pahlawan super. Eh, salah. Kata Sunghyun sang pahlawan super maksudnya.

Lalu dengan menggerakkan tangannya keatas, kedepan, kesamping, dan kebelakang. Sunghyun pun berlagak seperti sedang memegang pistol.

"Dol, dol, dol, dol!!! Montel appa tembak! Dol, dol, dol, dol, dol"

"Aaaaaaa, aaaaaa, aaaaaa" Ayahnya pun mengikuti alur permainan Sunghyun. Setelah tadi sakit betulan. Sekarang ayahnya itu berpura-pura mengaduh kesakitan. Lantaran terkena tembakan bertubi-tubi dari Sunghyun.

"DOL, DOL, DOL!" Suara tembakannya makin keras.

Dan suara pekikan kesakitan ayahnya juga semakin nyaring. Hingga akhirnya sang monster pun kalah. Si gembul pun mengakhiri tembakannya.

"Fiuh" Sunghyun berlagak seperti meniup ujung pistolnya yang berasap.

"Hahahahaha" Dia tertawa senang. Mengira kalau musuhnya sudah tak berdaya. Namun nyatanya ayahnya itu tampak menyeringai. Monster itu belum benar-benar mati...

"Sunghyuni ayo makan buah!"

Dari arah bawah, terdengar suara ibunya memanggil. Ini sudah waktunya untuk makan buah. Ah, senangnya. Sunghyun pun bergegas untuk turun dari kasur.

Namun nyatanya, belum sempat dia turun. Tubuhnya sudah ditarik lagi keatas kasur.

"AAAA" gantian si gembul yang berteriak.

"Kau tidak akan bisa kemana-mana gembul!" Ujar ayahnya kemudian mengungkung si gembul kesayangannya itu agar tidak bisa lari kemana-mana.

"Ah, appa. Maenna udahan. Cuyun mau makan buwah~" Sunghyun pun merengek.

Tapi sang ayah tidak mau peduli. Ayahnya masih mau menjahili jagoan kecilnya itu. Lantaran puas bermain dengannya.

"Oh, tidak bisa" Ujar ayahnya.

"Anak yang gembul harus appa kelitiki biar perutnya enggak mbul lagi"

Sunghyun pun mencoba berontak. Memohon minta dilepaskan.

"Udah, pa, udah. Hihihi geli, geli...."

Tapi nyatanya bukannya kasihan, ayahnya malah semakin bertambah gemas. Jadi tidak mau berhenti deh.

Lalu dikelitikinya lagi perutnya yang gembul. Hingga membuat Sunghyun tertawa terpingkal-pingkal.

"Ampun enggak?" Tanya ayahnya.

"Ampun, ampun" Yah, sang pahlawan supernya payah nih. Masa kalah dengan monster.

"Hahaha" Ayahnya pun tersenyum penuh kemenangan. Namun belum juga berhenti menggelitiki Sunghyun.

"Udah~~~" Sunghyun memohon disela-sela kikikkannya.

"Bilang sayang dulu sama appa. Ayo bilang Sunghyunie sayang appa"

"HEM..."

Sunghyun itu anaknya gengsian kan. Jadi kalau disuruh buat bersikap manis begitu dia suka tidak mau.

"Ayo bilang"

"Gakmaooo"

"Oh, yasudah kalau begitu. Monster gelitik akan terus membuat hyungnim yang gembul merasa geli. Itikitikitik.... "

"Hiiiiiiii geli appa, geli. Hihihihi"
Sunghyun malah kegirangan. Lalu tertawa bersama ayahnya.

Sampai akhirnya suara seruan dari sang ibu memanggil si gembul lagi.

"Hyungnim, kalau tidak cepat dimakan nanti banana kesukaanya hyung dihabiskan samchon loh"

"OH MAI GAD!" Tiba-tiba saja ditengah kikikkanya, Sunghyun menepuk jidat. Dia lupa tentang makan buah. Dan juga lupa kalau ada pamannya yang datang berkunjung semalam.

Waduh! Si gembul itu was-was. Tidak rela kalau buah banana kesukaanya dimakan oleh sang paman.

"Ayo, bilang kalau Sunghyunie sayaaaaaaaaaang appa!" Perintah ayahnya lagi.

Antara melepaskan gengsi atau buah banana kesukaanya. Sunghyun harus memilih diantara keduannya. Dia galau...

Kemudian dengan segenap kekuatannya, si gembul itu pun berbalik. Setelah bilang "tem ot, tem ot" Time out maksudnya. Meminta istirahat sebentar. Dan otomatis ayahnya pun berhenti. Karena takut nanti Sunghyun muntah.

Kemudian dengan menarik napasnya si gembul itu pun mengumpulkan kekuatannya untuk bilang, "Cuyunie tayaaaaaaaaaaaaaaaaang appa" Sembari beraegyo. Kemudian cepat-cepat melepaskan diri dan kabur ke bawah.

Sontak ayahnya terkejut lalu tertawa terbahak-bahak. Lucu ketika melihat jagoan kecilnya yang memiliki ekspresi datar itu beraegyo.

Gengsinya yang setinggi langit jadi turun. Hanya demi buah banana kesukaanya.

"Hahahahaha" Ayahnya lantas tertawa penuh kemenangan.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20190115.18:52
.
.
.
See ya^^



Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang