Uri Minghyun

543 168 38
                                    

Si bungsu Minghyun baru saja bangun dari tidur siang. Rambutnya lepek karena keringat. Padahal AC di kamarnya menyala. Mungkin kurang dingin suhunya. Sudah begitu wajah bantalnya si bungsu masih tercetak jelas.

Nyawanya pun belum terkumpul semua. Minghyun bahkan masih separuh terpejam. Dia lantas mengucek lagi kedua matanya. Guna menyingkirkan belek yang menumpuk di sudut matanya. Balita empat tahun itu kini mengulet. Merenggangkan otot tubuhnya yang terasa kaku.

Dia garuk leher dan rambutnya. Melihat sekeliling kamar yang nyatanya kosong. Oh, tidak rupanya dia sendirian. Dimana hyungnya? Bukankah tadi mereka tidur siang bersama.

Melihat jam di dinding. Hem... Minghyun tampak berpikir sebentar.

Jarum panjangnya ada di angka delapan dan jarum pendeknya ada di angka lima. Jadi sekarang jam berapa ya? Minghyun tidak tahu. Nanti deh, dia akan tanyakan pada hyungnya yang serba tahu.

Tapi yang jelas ini sudah sangat sore. Melihat pemandangan langit senja dari kaca jendela di kamar.

'Kruyuuuk'

"Uh, lapel"

Perutnya si bungsu juga sudah berbunyi. Wajar kalau dia lapar. Kalau bangun tidurnya saja sesore ini. Minghyun bahkan melewatkan jam makan cemilan. Duh, kira-kira tadi ibunya membuat cemilan apa ya?

Minghyun berpikir lagi sembari mengulet. Lalu di lanjutkan lagi menguap dan mengucek kedua matanya kembali.

'Kruyuuuk'

Oh, tidak! perutnya bunyi lagi. Kalau sudah dua kali berbunyi tandanya Minghyun harus segera bangun untuk makan. Dan bersamaan ketika dia akan bangun dari kasur. Pintu kamarnya terbuka, ada ibunya yang masuk.

"Eh, Minghyunienya umma udah bangun"

Ibunya Minghyun menyambut si bungsu dengan senyuman. Menghampirinya dan kemudian mengusap keringat serta merapihkan rambut ikal Minghyun yang sudah agak panjang.

'Kruyuuuk~'

Perutnya Minghyun bunyi lagi nih. Sampai membuat ibunya Minghyun terkekeh geli. Habisnya bunyinya kuat sekali loh. "Aigoo, Minghyunie lapar ya" goda ibunya.

Karena biasanya kalau digoda begitu pasti si bungsu akan malu. "Ndutnya bunyi nih"

"Hehe" Minghyun cuma nyengir lalu mengangguk. Plus tersipu malu dan kegelian ketika ibunya menggelitik perutnya.

"Hehehe udah umma, geli" Pekiknya.

Lalu ibunya pun menuntun si bungsu untuk cuci muka dan membersihkan diru. Tak lupa menggantikan pakaiannya dengan piyama. Baru deh setelah itu Minghyun dibawa ibunya untuk makan.  Sementara dua saudaranya yang lain sedang nonton kartun sore di tv. Tumben mereka berdua akur.

Karena Minghyun melewatkan jatah cemilan sorenya. Makanya malam ini si bungsu itu dapat bonus makanan. Yang satu pencuci mulut dan yang satunya jatah cemilannya tadi sore. Puding coklat dan sandwich dengan isian telur gulung.
"Uwah" Minghyun paling suka dengan telur. Mau dimasak apapun pokoknya Minghyun suka.

"Umami~" Katanya.

"Umma pintel deh matak na. Makatih ya umma" Seperti biasa, si bungsu Minghyun yang pintar memuji.  Aduh, membuat hati ibunya berbunga-bunga saja deh. Ketika melihat senyum si bungsu kesayangan yang begitu manis.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181113 18:05
.
.
.
see ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang