Sunghyun sepertinya lagi galau tuh. Dari tadi kerjanya cuma melamun. Menatap jendela. Bibirnya manyun dan sedari tadi dia sama sekali tak berniat untuk ikutan bermain dengan dua saudaranya yang lain.
Padahal kan hari ini Sandeul nunanya sedang mengadakan show. Kalau Sunghyun tidak ikutan main, kasihan Minghyun. Yang terpaksa harus joget sendirian.
"Hyung makan ya"
Ibunya Sunghyun datang dengan membawa semangkuk nasi berserta lauk pauknya. Dari tadi Sunghyun juga belum makan. Padahal biasanya anak itu jadi yang paling pertama untuk makan.
"Nanti aja umma. Cuyun belom lapel"
"Loh kok nanti? Umma suapin ya. Sini, sini, helikopternya mau mendarat masuk. Aaaaaa"
"Am" Meskipun tadi Sunghyun bilang makannya nanti saja. Tapi dia tak menolak ketika ada suapan nasi yang masuk ke mulutnya.
Tapi kok Sunghyun makannya lesu begitu. "Makanannya tidak umami ya?" Ibunya jadi bertanya.
"Umami kok umma" Jawab Sunghyun namun pandangan bocah itu masih mengarah ke luar jendela.
"Hyung kenapa? Sakit perutnya? Atau mau umma bikinkan pasta ya. Biar enak makannya?" Biasanya kalau Sunghyun kurang berselera ibunya akan membuatkanya pasta.
"Ndak utah umma. Cuyun maem ini aja" Jawabnya lesu.
Ibunya jadi bingung kok jagoan kecilnya itu tidak biasanya bersikap begitu.
"Sunghyunie kenapa sayang?"
"Tanen appa" Jawabnya jujur.
"Appa puwangnya matih lama ya umma?"
Oh, jadi dari tadi tuh Sunghyun melamun seperti orang galau sembari menatap jendela tuh karena dia kangen dengan ayahnya toh. Ya ampun Sunghyun. Ibunya kira tadi dia itu kenapa. Sunghyun kangen ayahnya.
"Loh kan appa barusan perginya. Pulangnya nanti hari Minggu" Jawab ibunya.
Ayahnya Sunghyun pergi lagi ke luar negri. Baru bisa pulang ketika akhir pekan. Tadi setelah makan siang ayahnya baru saja berangkat ke bandara. Mungkin sekarang masih di pesawat.
"Sekalang hali apa?" Tanya Sunghyun.
"Sekarang hari Kamis" Jawab ibunya.
Lalu dengan bantuan jari-jarinya Sunghyun mulai melafalkan nama-nama hari.
"Tenin, telata, labu, kamit, jumat, tabtu, minggu" Kemudian dia berpikir. "Tekalang kamit. Appa puwang na minggu..." Dia mengetuk-ngetukan telunjuknya ke dahi.
"Kamit, jumat, tabtu, minggu" Ujarnya kembali. "Tatu, duwa, tiga, empat. Yah, appa puwang na matih empat hali lagi dong umma" Sunghyun jadi cemberut.
Ibunya pun kembali memberikan suapan nasi padanya. Lalu bilang, "iya" Jawab ibunya sembari membersihkan sudut bibirnya yang kena nasi.
"Kalo Cuyun tanen tama appa gimana?" Ujarnya lagi yang makin cemberut.
"Ya kan bisa telepon appa. Tadi aja waktu appa di rumah Sunghyunie cuek. Eh, pas appa nya kerja dicariin. Kangen nih yeee" Ibunya meledek.
Karena sebelum ayahnya berangkat Sunghyun sempat mau di peluk. Tapi bocah itu menolak. Dan cuek. Malah asik bermain. Tapi ketika ayahnya sudah pergi Sunghyun jadi kangen.
"Ih, umma mah~" Sunghyun jadi salah tingkah.
"Yaudah yuk. Makan lagi, umma suapin. Nanti kita telepon appa biar hyung enggak kangen" ujar ibunya.
Tapi, Sunghyun malu tuh. Dia menggeleng. Biasalah gengsi untuk bilang kangen. "Cuyun mau nungguin appa hali minggu aja deh. Pat appa puwang" Ujarnya lalu minta tambah makanannya.
Loh tadi katanya belum lapar. Tapi ketika makan disuapi malah minta tambah. Sunghyun, Sunghyun...
.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181019.16:01
.
.
.
See ya^^
…

KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfikceKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...