Jagoan kecilku

676 174 78
                                    

Apes betul aku hari ini. Bangun tidur tahu-tahu wajahku sudah penuh dengan coretan. Persis seperti dakocan. Sampai membuat orang rumah tertawa sampai sakit perut.

Haduh! Nasib punya jagoan kecil yang kreatifnya bukan main. Si bungsu kesayangan ku itu benar-benar deh. Sudah begitu bukannya meminta maaf karena sudah mencorat coret wajah ku. Eh, dia malah ikutan tertawa. Ya, aku serang saja deh dia dengan jurus seribu kelitikan di perut. Hehehe. Biar kegelian si bungsu.

"Udah pa, udah, hihihi geli hihihi" Tuh kan si bungsu akhirnya menyerah. Aku suruh dia angkat tangan. Dan memberikan hukuman padanya.

"Popo appa juseyo" Ku suruh Minghyun buat mencium ayahnya yang tampan ini. Narsis sedikit tak apa-apa lah.

"Loh Hyung itu jidatnya kenapa?" Aku yang lagi memangku Minghyun jadi kaget. Ketika sadar kalau ada Sunghyun yang duduk menyender di sofa. Sebenarnya aku sudah tahu sih kalau Sunghyun jatuh. Tapi tidak afdol juga kalau tidak tanya dia langsung.

"Jatoh" Jawabnya singkat dan padat. Mukanya masih manyun. Pasti kalau manyun begitu habis dimarahi ibunya dia.

"Yuung jidatna benjol appa. Kayak telul puyuh" Komentar Minghyun.

"Pfft... Buahahahaha" Apa katanya si bungsu ku tadi. Benjolnya kayak telur puyuh. Aduh sakit perut ku karena kebanyakan tertawa.

"Eh!"

Diplototi Sunghyun begitu sontak aku jadi berhenti tertawa. "Hyung tetap ganteng maksimal kok. Biarpun jidatnya benjol segede telur puyuh"

Sunghyun masih menatap ku dengan tajam...

"Seriusan, appa enggak boong. Suer!" Kata ku lagi buat menyakinkannya. Tapi Sunghyun masih betah manyun. Tidak ada niat sama-sama sekali untuk bicara.

"Appa kami berangkat dulu!"

"Loh kok tumben nuna berangkatnya pagi. Biasanya siang?"

Aku bertanya ketika istriku berserta Sandeul mau pamit. Hari ini jadwal les ballet nya Sandeul. Dan ibunya yang mengantar.

"Iya soalnya mau seleksi buat kompetisi" Jawab ibunya anak-anak. Sementara Sandeul sedang tidak mood bicara. Karena anak itu lagi fokus menghapal gerakan. Biasalah, Sandeul lagi grogi sepertinya.

"Nuna fighting!" Seru ku pada si cantik yang mengangguk. Lalu mencium pipi ku ketika pamit pergi.

Oh iya sebelumnya ibunya anak-anak pesan kan. Kalau Minghyun mau di ajak neneknya ke pameran lukisan. Dan sebentar lagi juga di jemput si bungsu. Lalu ibunya anak-anak juga bilang, "Sunghyunie tidak boleh loncat dari kasur lagi araseo. Tidak main berantem beranteman juga. Anak baik harus nurut. Oke!"

"Okeh" Jawab Sunghyun dengan nada tidak ikhlas. Astaga, di buat geleng kepala aku melihatnya.

Sementara Minghyun siap-siap di bantu oleh bibi Kim. Aku pun bertanya pada si gembul yang masih betah pasang muka manyun.
"Hyung enggak mau ikut halmonie sama Minghyun?" Tanyaku.

"Ndak" Jawabnya singkat.

Ternyata dia tuh masih sebal. Karena habis kena ceramah pagi ibunya. Ya bagaimana tidak kena marah coba. Kalau dirinya tuh sudah nakal. Pakek main terbang-terbangan segala. Yah benjol kan.
Tapi yasudah lah, aku tidak mau mengungkitnya lagi. Takut tambah badmood dia.

Cukup lama kami berdua saling terdiam. Aku sih cuma duduk di samping Sunghyun saja.  Menemani dia nonton TV. Lalu ketika nenek mereka datang. Minghyun yang sudah siap langsung menghambur ke pelukannya.

"Aigoo cucu halmonie yang ganteng" Lalu si bungsu dihujani ciuman di wajahnya.

"Sunghyunie sayang, ikut halmonie yok. Kita lihat lukisan. Gambar-gambar bagus" Ajaknya.
Tapi Sunghyun menggeleng. Dia tidak suka dengan dunia seni seperti Minghyun. Jadi yasudah akhirnya tinggal kami berdua yang di rumah.

"HYUNG"

Aku menoel pipinya yang tembam. Luar biasa deh anak ini kalau lagi badmood. Diriku pribadi lebih suka lihat dia berceloteh dan aktif bermain. Ketimbang manyun begini.
"Mau beli bubble tea enggak?" Tawarku.

"Mao, tapi katana umma ndak boleh. Ntal batuk lagi" jawabnya ketus.

"Iya sih, kalau batuk kan enggak enak ya hyung" Balas ku lalu mengelus kepalanya.

"Jidatnya masih sakit enggak?"

Sunghyun pun mengangguk. Lalu dia menyender di dadaku. Nah biasanya kalau sudah begini ngantuk dia tuh. Karena setahu ku sebelum pergi ibunya sudah memberikannya obat pereda nyeri. Jadi mungkin sekarang obatnya sudah bekerja.

Tuh kan benar  belum juga lama aku elus kepalanya. Sunghyun sudah tidur. Aigoo dasar jagoan kecil. Sukanya ngeyel kalau di bilangin. "Tapi appa tuh sayang banget sama Sunghyun. Jagoan kecilnya appa"

"Yok bobo di kamar kita. Mumpung libur. Bisa tidur seharian. Asik"

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180923.13:43
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang