Pengakuan Baro

681 174 194
                                    

"Oppa, kepalanya Sandeul sakit"

Bocah lelaki keluarga Kim itu sontak terkejut. Raut wajahnya yang datar berubah menjadi cemas. Lantaran melihat wajah pasi Sandeul yang sedang duduk di sampingnya.

Tadi gadis kecil itu masih terlihat baik-baik saja. Mereka bahkan baru selesai makan bekal makan siang bersama. Dan tiba-tiba Sandeul mengeluhkan kalau kepalanya sakit.

"Tadi Sandeulie tidak apa-apa?" Tanya Baro lalu menyeka keringat di dahi si cantik. Tidak panas suhu tubuhnya. Berarti Sandeul tidak sedang demam.

"Sakitnya sudah terasa dari pagi..." Cicit Sandeul kemudian.

"Ya Tuhan Sandeulie. Kalau dari pagi kenapa tidak bilang" Baro makin cemas di buatnya. Jadi Sandeul menahan sakit kepalanya dari tadi pagi. Sampai istirahat makan siang? Tak habis pikir Baro.

"Hiks, takut buat umma cemas. Tadi pagi juga enggak sakit banget. Eh, tapi sakitnya malah sampe siang" Sandeul pun mengaduh. Si cantik itu lantas hampir oleng ke belakang kalau saja Baro tak memeganginya.
"Ya Tuhan. Sandeulie" Baro cemas. Dia tidak punya kata-kata lagi. Yang ia dapat lakukan adalah menggendong Sandeul di punggungnya lalu membawanya ke UKS.

Sandeul bilang tidak mau membuat orang tuanya cemas. Tapi melihatnya kesakitan begitu. Justru malah membuat Baro cemas dan panik juga.

"Sabar ya. Kita ke UKS" Ujar Baro dengan suara yang bergetar. Dia sebisa mungkin menahan tangis. Lantaran tidak mau dibilang cengeng.

Setelah sampai di UKS. Dokter jaga disana langsung menangani Sandeul. Si cantik di periksa suhu tubuhnya. Dia tidak demam. Tapi dia mengeluhkan kepalanya sakit. Perutnya juga mual. Rasanya mau muntah. Bisa jadi Sandeul masuk angin. Atau dia kena maag. Begitulah pikirnya.

"Sandeulie" Panggil Baro lirih lalu memegang tangan Sandeul. Baro tidak ingin melihat Sandeul sakit lagi. Dia ingin Sandeul yang sehat. Meskipun cerewet dan genit pun tak apa. Asal si cantik itu sehat.

Dokter jaga di UKS lalu memberikan Sandeul obat pereda nyeri. Dan menyuruhnya untuk istirahat. Tadinya Baro di suruh kembali ke kelas. Tapi dia tidak mau. Dia mau menemani Sandeul di sana.

"Oppa" Panggil Sandeul lirih.

"Hem" Sahut Baro.

"Jangan bilang ke umma kalau Sandeul sakit kepala..." Ujarnya kemudian.

"Sandeul enggak mau ngebuat umma sama appa cemas" Lagi dia berkata hal yang sama.

Baro hanya diam dan mengangguk. Tak membalas ucapan Sandeul barusan. Sandeul memang anak baik. Dia tidak mau membuat orang tuanya cemas. Tapi bukan berarti Baro menuruti perkataan Sandeul barusan. Baro harus bilang tentang hal ini pada orang tua Sandeul. Tapi nanti. Setelah keadaannya membaik. Selain itu Sandeul juga butuh di periksa oleh Hyung dokter.

Yah, meskipun kadang Baro tidak suka dengan dokter itu. Karena Sandeul selalu bersikap genit padanya. Dan lagi, Baro tidak suka kalau Sandeul memanggil dokter itu dengan sebutan oppa. Hell no! Hanya dirinya yang boleh di panggil oppa oleh Sandeul. Baro sepertinya cemburu...

"Oppa" panggil Sandeul lagi.

"Hem"  Sahut Baro.

"Sandeul ngantuk" Adunya pada Baro. Lama-lama Sandeul pun tertidur karena efek obat. Melihat si cantik itu tidur dengan napas teratur lantas membuat Baro sedikit lega. Karena setelah minum obat, pasti Sandeul akan baik-baik saja. Semoga.

"Sandeulie" Panggil Baro di tengah keheningan. Karena hanya ada dirinya disana. Serta Sandeul yang tertidur. Dan tak mendengarnya.

"Jangan sakit lagi" Ucapnya lagi. Lalu air matanya menetes ke pipi. "Baro tuh sedih kalau lihat Sandeulie sakit" Baro menyeka air matanya.

"Sandeul harus selalu sehat. Kalau sakit bilang pada oppa. Nanti pasti akan oppa sembuhkan." Ujarnya lagi. Dulu Baro pernah bilang pada ayahnya bahwa cita-citanya adalah menjadi dokter. Supaya dapat membuat Sandeul selalu sehat. Baro hanya ingin menjadi dokter khusus untuk Sandeul.

Bocah lelaki keluarga Kim itu lantas duduk di samping ranjang. Menggenggam lagi tangan Sandeul yang mungil. Lalu dia berkata, "Baro sayang Sandeulie."

"Sayang sekali." Lanjutnya.

Untung saja si cantik sedang tertidur pulas sehingga tidak mendengar pengakuan Baro barusan. Coba kalau dia sadar dan dalam keadaan badan yang fit. Sudah di pastikan Sandeul bakalan menari-nari dan bersorak-sorai. Karena mendengar pengakuan Baro barusan.

.
.
.
Fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180927.14:10
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang