"Hyungnim semangat!"
Sore ini aku lagi menemani si kembar belajar naik sepeda. Lucu deh waktu lihat mereka berdua mencoba untuk menggowes sepedanya. Apalagi si gembul tuh. Yang gowes sepedanya malah mundur. Bukannya maju.
"Hahaha" Sepedanya keberatan kali ya dinaiki sama dia.
"Ya, ya, ya! Kenapa mundur lagi nak!"
Ya Tuhan ini anak bikin aku jantungan saja. Kalau sampai jatuh bagaimana.
"Maju hyungnim. Pedalnya digowes ke depan. Bukan ke belakang"
"Udah pa, tapi tutah" Katanya memasang wajah cemberut.
Uh, dasar gembul. Pipinya yang seperti bakpao itu loh ingin sekali rasanya aku makan. Tapi jangan deng. Salah,salah nanti aku yang dia cubit.
"Hah... Coba sekali lagi ya nak. Appa pegangin dari belakang"
Entah ini sudah yang keberapa kalinya. Aku mengikutinya dari belakang. Tapi Sunghyun masih belum bisa juga. Capek tahu rasanya. Pegal kaki ku ini. Tapinya demi anak. Apa sih yang tidak.
Kalau Minghyun sih enak, si bungsu kesayanganku itu bahkan sudah bisa menggowes sepedanya ketika pertama kali mencoba. Tanpa harus aku pegangi Iyalah, lagian ini kan sepeda roda tiga. Sekarang anaknya lagi istirahat dan ngobrol sama boneka guguk kesayangannya.
Sepeda bekas aku waktu masih kecil. Masih ada dan awet kan sampai sekarang. Jadi ceritanya saat kami datang berkunjung ke rumah kakek nenek si kembar. Ayahku kebetulan sedang membersihkan gudang. Eh, nemu sepeda ini.
Yasudah karena rangkanya masih bagus, aku perbaiki lagi saja. Lumayan buat jadi bahan belajarnya si kembar. Nanti kalau sudah pada bisa naik sepeda baru deh aku belikan masing-masing. Tinggal pilih mau yang mana. Sama pabriknya sekalian kalau mau.
"Appa, appa Mundul lagi pa. Huwee!!!!"
"ADUH HYUNGNIM!" Baru aku lepas sebentar pegangannya. Lah sudah mundur lagi saja. Astaga! Mau copot rasanya jantungku ini.
"Di gowesnya kedepan loh nak. Kedepan sayaaaaang""Tutah pa~~~ tepedana mauna mundul telut. Ih!!!!" Nah, mulai kesal si gembul. Waduh kalau begini siap-siap nih. Sunghyun bakalan berubah jadi si gembul yang cengeng.
"Yaudah yuk. Coba lagi pelan-pelan ya nak. Kakinya taruh disini. Terus dorong kedepan"
Berkali-kali mencoba akhirnya bisa juga Sunghyun menggowes sepedanya.
"Yeay Cuyun bita appa!" Serunya senang.
Lalu pelan-pelan aku melepaskan peganganku dari sepedanya. Dan membiarkan Sunghyun menggowes sendiri. Tapi lagi-lagi. Baru juga mau jalan. Eh, mundur lagi. Ini yang salah Sunghyun atau sepedanya sih?
"Appa pegangin lagi dong. Jangan dilepat. Iiih!" Serunya dengan kesal minta agar aku mendorong sepedanya lagi.
"Appa~ dolongin juteyo. Bbuin bbuin" Yah, kalah deh ayahnya ini. Kena bbuing-bbuingnya si gembul. Aaaaahhh. Hahaha...
"Iya nak, iya"
"Yeay Cuyun bita! Ngeeng, ngeeeng" Lagaknya seperti orang sedang yang naik motor saja. Iya Sunghyunie bisa.Tapi kalau begini terus bisa remuk pinggang ayahnya ini.
.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181218.16:06
.
.
.
See ya^^
…
KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...