Cemburu

679 167 169
                                    

"CUYUN AMUK TAMA UNA!!!!"

Waduh! Kenapa lagi dengan si gembul itu? Tiba-tiba aku mendengarnya teriak kencang sekali. Saat ku lihat Sunghyun tampak menghentakkan kakinya ke lantai. Pertanda kalau dia sedang marah.

Apalagi itu tuh, bibirnya yang cemberut. Lalu pipinya yang dia gembungkan. Aduh, itu pipi atau balon. Bulat sekali sih. Dan lagi napasnya Sunghyun terlihat memburu. Pertanda kalau dia sedang benar-benar marah.

Aigoo, jagoan kecilku itu kalau marah tidak ada seram-seramnya. Malah lucu. Ututututu, sekarang tangan gembulnya dia lipat di dada. Lalu dia buang muka pada nunanya.
Oh, pasti ini karena Sandeul yang memarahinya nih. Ckck dasar mereka berdua itu. Seperti Tom and Jerry saja deh tingkahnya.

Waduh! Mereka berdua mulai berengkar lagi. Kalau begini harus cepat-cepat dilerai nih. Kalau tidak kasihan si bungsu yang berdiri ditengah-tengah mereka. Nanti takutnya ditarik sana tarik sini lagi.

"Hei anak-anak!"

"Loh, kok pada berantem nak. Ini ada apa sih?"

Begitu aku datang mereka langsung diam sekejap. Apalagi setelah melihat ayahnya ini berkacak pinggang. Plus pasang wajah tegas. Fufufu, tidak tahu saja kalau didalam hati aku mau tertawa terbahak-bahak. Lantaran melihat ekspresinya si gembul yang seperti sedang mulas. Marahnya aku kan cuma akting. Hehe...

"Itu tuh Sunghyunie appa-"

"Ih ndak! Olang una duluwan wleee"

Nah mulai lagi. Aduh, kalau bicara tidak usah pakai otot kenapa sih. Memangnya mereka berdua itu tidak capek apa dari tadi teriak-teriak. Aigoo, Minghyunie sayang. Sampai tutup kuping begitu. Budeg ya nak. Karena mendengar nuna dan hyung teriak-teriak.

"Minghyunie sini sama appa saja" Lantas aku pun menarik si bungsu yang masih menutup telinganya itu untuk berdiri disampingku. Namun Sunghyun tiba-tiba melotot padaku.
Eh, kenapa ini!

"Minyuni aja telut. Minyuuuuuuun lagi" Ujarnya. "Ndak una, ndak appa, ndak umma. Temuana kalo tama Minyun bicalana manit banget. Tapi kalo Cuyun dimalahin telut. Una lagi nih... Uh, tebel tahu Cuyun tama una. Una judet banget ih tama Cuyun"

Oh, dari perkataan Sunghyun barusan sepertinya aku tahu deh masalah utamanya apa. Biasalah problem anak tengah. Yang dimana dia selalu merasa tidak diperhatikan. Ya padahal mah tidak. Secara aku dan ibunya anak-anak selalu berusaha memberikan perhatian yang sama kepada mereka bertiga.

"Ya abisnya Minghyunie kan nurut. Enggak kayak Subghyunie yang bandel. Usil juga-"

"UNA JUGA UTIL!!!"

Aduh, aduh! Sudah tidak bisa aku biarkan lagi nih. Harus aku lerai segera.

"TETOOOOOOOOP"

Eh, tapi aku keduluan si bungsu nih yang bilang stop. Menyuruh kedua kakaknya untuk berhenti bertengkar.

"Hosh, hosh, hosh..."

Aih, si bungsu kesayangan capek ya. Karena habis berteriak barusan. Napasnya sampai terengah-engah begitu.

"Ih Minghyunie tih. Teliak teliak" Ujar Sunghyun.

"Iya ih, kan capek kan" Sandeul pun menambahi.

"Tini minum dulu"  Dan Sunghyun pun memberikannya minum yang terdapat dalam botol minumnya.

Anak-anak ku ini lucu kalau aku mau bilang. Habisnya biarpun masih bersitegang, mereka masih memperhatikan satu sama lain. Apalagi tadi Sunghyun sempat mengutarakan kecemburuannya pada si bungsu. Belum lagi Sunghyun dan Sandeul yang sedang marahan. Eh, sekarang malah kompak memperhatikan si bungsu.

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang