"Astaga Kyu! Bisa-bisa nya kau lupa kalau Minghyunie kita alergi dengan kacang almond. Aigoo Minghyunienya umma yang malang"
"Tapi Ming, aku benar-benar lupa. Dan ku pikir coklat itu aman di komsumsi anak-anak. Aku juga tidak menyangka kalau ada kandungan kacang almond di dalamnya"
Ibu tiga anak itu bersedih lantaran alergi si bungsu kesayangan kumat. Karena dia salah makan. Dan parahnya lagi penyebabnya adalah keteledoran ayahnya sendiri.
Sungguh, Kyuhyun benar-benar lupa. Dan tidak ngeh juga kalau jajanan yang sempat dia belikan untuk Minghyun ternyata mengandung kacang almond.
"Kenapa tidak di cek dulu sih. Itu coklatnya mengandung apa" Sungmin jengkel sekali pada Kyuhyun yang terkadang teledor begini. Asal sembarang memberikan jajanan pada ketiga krucil tanpa melihat dulu komposisinya.
Dan lihat akibatnya sekarang karena keteledoran suaminya tersebut wajah si bungsu kesayangan jadi bengkak dan timbul bintik-bintik merah. Untungnya tadi begitu Minghyun mengeluhkan napasnya sesak sehabis makan coklat. Ibunya langsung cepat tanggap. Dan ketika memeriksa bungkus coklat tersebut, ibu tiga anak itu langsung memberikan obat anti alergi untuk Minghyun.
"Maaf" Kyuhyun menyesal.
"Lain kali hati-hati" Sungmin sudah sangat kalut. Lantaran bingung dan kasihan melihat Minghyun dalam keadaan seperti itu.
"Maaf, lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi" Ujar Kyuhyun yang merasa menyesal juga mengalah. Ia lebih memilih untuk meredam emosi Sungmin. Agar suasananya tidak kembali keruh.
Ibu tiga anak itu lantas menghela napasnya panjang. Mengusap wajahnya yang memerah karena menahan emosi dan panik.
Pasangan suami istri itu tampak saling berdiam diri. Suasananya menjadi hening ketika keduanya merasa kikuk satu sama lain. Merasa bersalah juga karena sudah berteriak.
Terlebih pasti teriakan mereka di dengar oleh anak-anak. Terbukti dengan Sunghyun dan Sandeul yang bersembunyi di bawah kolong meja. Mereka berdua saling berpelukan. Karena takut mendengar kedua orang tuanya bertengkar.
Apalagi saat ini juga si bungsu Minghyun berada di tengah-tengah kedua orang tuanya. Minghyun yang dikira mereka tidur itu sebenarnya masih terjaga. Tubuh kecilnya bahkan gemetar. Merasa takut dan bersalah karena dialah penyebab orang tuanya bertengkar.
"Umma" Cicit Minghyun dengan mata penuh lelehan air mata.
"Appa" Cicitnya lagi kemudian mencoba bangkit dari kasur.
Sontak orang tuanya pun menoleh.
"Jangan belantem lagi. Hiks, Kan Minyun yang talah. Talo Minyun ndak minta cotat tama appa kan Minyun ndak takit begini. Huweeeeeeee"
Pecah sudah tangisan si bungsu kesayangan.
"Minghyunie sayang" Ibunya lantas langsung mendekapnya ke dalam pelukan. Lalu ayahnya yang ikut duduk di sampingnya. Menyeka air mata Minghyun yang mengalir bak anak sungai.
"Sayangnya appa uljima. Uljima" Ujar ayahnya.
Tapi tangisan Minghyun tak kunjung berhenti. Hingga mengundang tangis saudara kembarnya. Sunghyun yang tadi bersembunyi di bawah meja datang sembari menangis.
Berlari setelah membanting pintu dan menyerobot Minghyun untuk di peluknya sendiri. Sementara Sandeul yang mengikutinya dari belakang hanya mampu terdiam. Sedih melihat keadaan ini.
"Yuung maapin Minyun. Appa tama umma belantem gala-gala Minyun yuung" Masih merasa bersalah.
"Anio, Minyun kan ndak talah. Appa, umma. Minyun ndak talah. Kan Cuyun yang minta cotat duluwan tadi hiks"
"Aigoo" Ibunya yang melankolis pun jadi ikutan menangis.
"Anio, umma yang minta maaf. Sunghyunie dan Minghyun tidak salah kok. Uljima~~ nanti gantengnya hilang loh kalau menangis"
"Appa" Sekarang gantian Sandeul yang memanggil ayahnya, dengan takut-takut.
"Sini" Kyuhyun lantas mengajak Sandeul untuk mendekat lalu dipangkunya malaikat kecilnya tersebut.
"Uljima" Ujar Kyuhyun pada ke empat orang yang sedang menangis bersama.
Karena perihal kecil tadinya, Kyuhyun tak menyangka akan menimbulkan masalah begini.
"Uljima" Ujar Kyuhyun lagi, "Maafkan appa ya Minghyun. Gara-gara appa yang teledor Minghyuni jadi sakit begini"
"Ndak appa ndak talah kok" Minghyun menggeleng.
"Appa tama umma baik kan yah. Minyun tedih nih kalo liyat appa tama umma belantem"
Lalu Sunghyun yang sejak tadi tampak melindungi Minghyun pun menautkan tangan ke dua orangnya. Menyuruh mereka berdua berbaikan.
"Iya appa. Iya umma. Kasihan Minghyun lagi sakit kok kalian malah saling berteriak" Ujar Sandeul yang langsung di angguki Sunghyun.
"Ayo Pa, ayo umma. Maap maapan. Kalo ndak Cuyun tubit nih"
Malu itu yang dirasakan oleh Sungmin dan Kyuhyun ketika di nasehati begitu oleh anak-anak. Mereka sadar jika sudah tidak bersikap dewasa dengan saling berteriak.
Sungmin sadar kalau dia dari tadi bisanya hanya menyalahkan suaminya. Tanpa berpikir kalau Kyuhyun pasti sedang banyak pikiran dan tidak fokus ketika membelikan Minghyun coklat. Mengingat Kyuhyun memiliki banyak pekerjaan yang menumpuk.
Begitu pun Kyuhyun yang sadar kalau dirinya masih sangat teledor dalam urusan mengawasi makanan si kembar dan juga Sandeul.
"Maafkan umma ya appa"
"Maafkan appa juga ya umma"
"Nah gitu dong. Kan enak akur" Komentar Sandeul yang lantas menyempil diantara kedua adiknya dan di tengah-tengah orang tuanya. Minta di peluk.
"Appa besok-besok kalo mau beliin coklat Minghyun yang rasa stroberi aja"
"Una cotat kok lasa tobeli emang ada?"
"Ada lah Sunghyun. Besok kita beli ya"
"Yeay beli cotat lagi" Sorak Minghyun.
Astaga mereka itu. Padahal belum juga sembuh si bungsu. Tapi tidak kapok juga untuk makan coklat. Iya, gak apa-apa deh. Asalkan bukan coklat almond. Selain itu orang tua mereka juga lupa kalau tadi habis bertengkar.
Soalnya hanya dengan mendengar dan melihat ketiga buah hati mereka akur dan kompak. Hilang sudah emosi dan beban di hati. Yang tertinggal hanya canda dan tawa.
.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180907.19:39
.
.
.
A/n: Vote and comment nya di tunggu kakak~~~ Untuk komentar terbaik bakalan dapet kiss and hug dari ketiga krucil. xixixi.
.
See ya^^
…

KAMU SEDANG MEMBACA
Life (season 2)
FanfictionKisah lanjutan dari kehidupan Kyumin yang semakin matang menjadi orang tua dari ketiga bocah yang sudah tumbuh besar. Si cantik Sandeul yang makin centil sama Baro oppa dan si kembar yang makin aktif. Tingkahnya makin membuat orang tua mereka jadi t...