A rainy day

911 179 132
                                    

Si bungsu Minghyun yang baru bangun tidur melangkahkan kakinya keluar kamar. Duh! Rambutnya kok tiba-tiba terasa gatal, jadi Minghyun garuk deh.

"Hatchih"

Minghyun pun bersin ketika merasakan ada debu kecil yang masuk ke hidungnya. Udara di luar kamarnya juga terasa cukup dingin. Dia tatap pun berjinjit lalu mendongak menatap jendela. Dan tahu jika di luaran sana ternyata sedang hujan.

Langitnya terlihat gelap tertutup awan dan tidak ada sinar matahari yang muncul.

Langitnya terlihat gelap tertutup awan dan tidak ada sinar matahari yang muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Uh! pantas saja dingin. Pikirnya. Lalu Minghyun menatap ke seluruh penjuru ruangan dan kosong. Ibunya yang biasa memasak di dapur pun tidak kelihatan.

Atau ayahnya yang ketika pagi duduk minum kopi sembari baca koran pun tidak ada. Hah... Masih pada tidur ya. Pikir si bungsu itu lagi.

Tapi kalau masih pada tidur, di kamar Minghyun tidak menemukan keberadaan kakak kembarnya nih. Makanya dia bangun untuk mencari Hyungnim.

Eh, terdengar suara grasak grusuk tuh dari arah dapur. Jadi Minghyun pun melangkahkan kakinya ke sana. Berharap itu ibunya yang lagi memasak.

Tapi ternyata bukan ibunya melainkan Sunghyunie hyung yang lagi duduk di lantai dengan blepotan tepung.

Loh kok? Memangnya Sunghyunie enggak kapok juga? hati-hati loh nanti disuruh mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Loh kok? Memangnya Sunghyunie enggak kapok juga? hati-hati loh nanti disuruh mandi. Karena wajah dan badannya blepotan tepung terigu.

"Yuung maen apa?" Tanya si bungsu yang menghampiri kakak kembarnya itu.

"Hatchih" Minghyun bersin lagi nih ketika Sunghyun menepuk tangannya yang blepotan tepung terigu. Jadinya taburan tepungnya terbang-terbang deh. Untuk tidak kena mata.

"Patil" Jawab Sunghyun singkat padat dan tidak jelas.

"Loh? ni tan tepung yuung. to patil tih?"

Iya benar tuh apa katanya Minghyun. Masa tepung hyung bilang pasir sih...

Lalu si sulung itu pun menjawab, "Tan pula pulana patil lo Minyun. Di lual ujan. Yuung mao maen patil tapi pintuna di tunci. jadina maen tepung jadi patil aja deh"

Oh begitu toh... Minghyun pun mengangguk-angguk. Iya deh terserah apa katanya Sunghyun hyung saja. Minghyun mah nurut aja deh.

"Minyun mao itutan maen ndak?" Ajak si sulung, "nti bitin gunung, tama jalanan tayo"

"Mao yuung mao!" Jawab Minghyun yang semangat lalu berlari kecil untuk mengambil mainan mobilan nya.

"Eh, Minyun Minyun" Panggil si sulung lagi, dan sontak Minghyun pun menengok.

"Bita tan pelan-pelan aja. Ndak utah lali-lali" Oh, iya tuh Minghyun. Benar apa kata si Hyungnim. Kalau jalannya pelan-pelan aja ya, enggak usah lari.

Eh, tapi enggak sepelan gitu juga dong Minghyunie. Kkkk, mentang-mentang disuruh pelan laju seperti siput jalannya. Lah? Kapan mau sampainya. Kkk...

.
.
.

Si cantik Cho Sandeul baru bangun juga nih. Dia celingukan lantaran keadaan rumah yang sepi. Melihat jam dinding ternyata ini sudah siang, sudah jam delapan tepat.

Loh kok ayah dan ibunya tumben ya tidak membangunkannya. Hem, pasti ayah ibunya masih pada tidur nih. Kebiasan deh kalau libur pasti selalu begini. Sandeul sih sudah biasa. Mana di luar sedang hujan juga lagi.

"Eh? Sen ngapain?" Sandeul bertanya pada si kucing peliharaan yang sedang berdiri di depan jendela menatap hujan di luar.

Sandeul tuh tidak tahu saja, kalau si meong peliharaan sedang lapar tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sandeul tuh tidak tahu saja, kalau si meong peliharaan sedang lapar tuh. Dia berdoa pada Tuhan agar majikannya yang tengah sibuk berdua di dalam kamar dapat lekas bangun dan memberinya makan.

Dia juga sudah mengeong-ngeong sampai menggaruk-garuk pintu kamar. Tapi tetap saja tidak di gubris. Malahan si meong mendengar suara geraman dan kekehan kedua majikannya dari dalam kamar.

"MEONG~"

Duh!

Kenapa tiba-tiba si meong jadi menjerit seperti itu sih?

Hem, pantesan. Pelakunya si cantik Sandeul. Duh! Sandeulie nuna iseng sekali sih tiba-tiba mengangkat si meong sampai wajahnya menempel begitu di kaca jendela. Kan kasihan..

"Tuh kan di luar ujannya deres loh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuh kan di luar ujannya deres loh. Senie tuh jangan keluar-luar di dalem saja yah" Ih, Sandeul salah paham nih. Padahal siapa yang mau keluar untuk lihat hujan. Pikir si meong itu.

"Loh Minghyunie mau ngapain kok jalannya kayak siput begitu?"

"Mao ambil Tayo una" Jawab si bungsu yang lalu kembali berjalan perlahan-lahan.

Sandeul pun mengangguk lalu kembali duduk di depan jendela dengan memangku si kucing peliharaan ibunya. Memandang hujan yang tak kunjung reda.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20180623.10:23
.
.
.
see ya^^
xoxo♥

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang