Curhatan ibu rumah tangga

489 149 103
                                    

Yang bilang kalau menjadi ibu rumah tangga itu bukan suatu pekerjaan. Wah! Benar,benar deh... Kalian belum tahu saja rasanya bagaimana. 

Dibilang berat ya memang berat. Aku serius. Tidak ada niat buat melebih-lebihkan. Tapi memang nyatanya begitu.

Demi pipi tembamnya Sunghyunie. Pekerjaanku justru tidak pernah selesai. Apalagi ketika bibi Kim cuti seperti sekarang nih. Baru juga mau duduk santai setelah masak. Eh, ingat kalau ternyata masih ada cucian kotor yang numpuk dibelakang.

Belum lagi itu jemuran yang sudah kering menunggu untuk dilipat dan disetrika. Haduh! Mana cucian yang hari ini juga perlu aku tata di jemuran. Sprei bekas ompolan Sunghyunie juga belum kering.

Dikira setelah itu selesai?

Oh, tentu saja belum. Aku masih ada agenda buat menyapu dan mengepel lantai. Mengelap kaca jendela, memandikan Sen dan Hyaku karena dua kucing peliharaanku itu sudah waktunya buat mandi. Aku juga musti membuat cemilan sore untuk anak-anak nanti.

Apalagi musti masak makan malam juga kan. Belum lagi pas ayahnya anak-anak pulang kerja. Yah, bakalan makin repot akunya. Ini lagi nih, kotak susu bekasnya Sandeul, bukannya dibuang di kotak sampah. Ini malah ditaruh disini saja. Kan jadi disemutin.

"Loh, ini juga lantai baru saja di pel kok sudah ngeres lagi sih?"

"Sunghyunie, kan sudah umma bilang kalau main di luar pakai sandal nak" Anak satu itu kalau dibilangin suka tidak mau dengar.

"Tendalna Cuyun nyumput loh umma. Enggak ketemu"

Halah, alasan saja itu si gembul. Nah, kan kalau lantainya ngeres begini kan terpaksa aku bersihkan lagi. Sabar, sabar.

"Pakai sendalnya nak!" Aku berseru. Dan menghadang si gembul yang akan kembali bermain di luar bersama Sandeul. Nah, kalau pakai sandal kan aman. Baru deh dia nurut. Kalau sandalnya ibunya yang pakaikan.

Tapi lagi-lagi baru juga mau duduk. Eh, kakiku menginjak mainannya si bungsu. Ya ampun itu mainannya kenapa berserakan lagi. Bukannya tadi sudah dibereskan.

"Minghyunie lagi cara apa nak?"

"Bambelbi na Minyun mana ya umma?" Tanyanya sembari mengobrak-abrik kotak mainannya.

"Ketemu~ yeay!"

Eh, sudah bilang begitu si bungsu langsung lari keluar. Buat bergabung dengan dua saudaranya yang sedang bermain di halaman belakang.  Mainannya ditinggal begitu saja.

Yah, berantakan lagi.

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181227.19:08
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang