Duh -3

522 160 97
                                    

Si bungsu kesayangan tumben tidur siangnya lama. Dari jam satu dia tidur. Dan baru bangun sekarang. Uh, Minghyun kok jalannya lemes amat. Kelamaan tidur sih.

'Bruk' Dia langsung menjatuhkan dirinya dipangkuan ayahnya yang sedang bermain game di ponsel.

"Eh, Minghyunie udah bangun" Komentar ayahnya yang lantas langsung berhenti bermain game.

"Appa" Panggilnya dengan suara serak.

"Hem" Sahut ayahnya.

"Umma mana?" Tanya si bungsu. Sudah jadi kebiasaanya ketika baru bangun tidur pasti yang dicari adalah ibunya.

Duh!

Ayahnya lupa nih, kalau ibunya anak-anak kan tidak di rumah. Sedang pergi ke supermarket. Baru saja perginya. Sandeul dan Sunghyun mana ikut pula. Cuma si bungsu sendiri yang ditinggal. Habis dia kan tadi masih tidur.

Kalau ayahnya bilang jujur, pasti si bungsu akan menangis. Karena tak diajak dan ditinggal sendirian. Kalau tidak jujur pasti nanti akan ketahuan juga kalau ayahnya berbohong.

Nah, Kyuhyun tak mau berbohong. Namun kalau jujur resiko nya adalah Minghyun menangis tanpa henti. Jadi solusinya adalah mengalihkan perhatiannya Minghyun saja deh.
"Minghyunie nonton Tayo yuk!" ayahnya lantas menyalakan tv. Sengaja untuk membuat pengalihan.

Semenit, dua menit sih Minghyun oke-oke saja. Dia ikut nonton tv dan sejenak lupa pada ibunya. Tapi tak beberapa lama, Minghyun tanya lagi pada ayahnya.

"Umma mana appa? Minyun mau tutu"

"Aigooo, bungsu kesayangannya appa mau susu. Bilang dong dari tadi. Yaudah yuk kita bikin susunya untuk Minghyun. Eh, kayaknya di kulkas ada puding mangga loh. Appa pengen deh. Minghyunie mau juga gak?"

Sengaja memang, ayahnya Minghyun berbicara tanpa henti. Agar si bungsu itu kembali teralihkan perhatiannya.

"Mau pa, mau. Tutu na mau. Tama puding na juga mau" Ujar Minghyun.
"Eh, kita buat susunya Minghyun sendiri yuk. Pakek gelas ya. Nanti appa kasih pipet warna kuning. Bagus deh pipetnya. Biar warnanya sama kayak puding mangganya"

Sembari digendong Minghyun terus diajak bicara oleh ayahnya. Bahkan ketika membuat susu. Ayahnya membiarkan Minghyun menakar ukuran susunya sendiri ke dalam gelas.

"Hati-hati. Tangannya Minghyunie menjauh. Ini panas" Ujar ayahnya ketika akan menuangkan air panas.

Susunya sudah jadi. Sekarang Minghyun sedang duduk menunggu ayahnya yang sedang mengambilkan puding mangga untuknya.

"Ini dia. Uwah.... Minghyunie suka?"

"Uwah, tuka banget appa. Makatih" Ujarnya manis.

Hufft!

Ayahnya mengelap keringat. Setidaknya ketika Minghyun sibuk makan dia tidak akan menanyakan ibunya.

Namun ada satu hal yang ayahnya lupa. Kalau si bungsu kesayangan itu selalu makan dan minum susu bersama kedua saudaranya. Jadi ketika sadar dia cuma sendiri. Maka Minghyun pun bertanya.

"Una mana? Yuung mana?"

Duh!

.
.
.
fin
.
.
.
sign
hyejinpark©
20181008.18:02
.
.
.
See ya^^

Life (season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang